Jika
kamu pernah bertemu dengan orang yang tidak pernah mengerti kebutuhan orang
lain, selalu merasa dirinya lebih baik dan tidak mau mendengarkan nasehat atau
kritik, itu tandanya bahwa orang tersebut mempunyai gangguan kepribadian
narsistik. Ciri utama dari kepribadian ini adalah kurangnya empati terhadap
orang lain dan haus kekaguman dari orang lain. Kondisi ini sering digambarkan
sebagai orang yang sombong, egois, manipulatif dan penuntut. Bahkan mereka
merasa dirinya pantas untuk mendapat perlakuan khusus.
Tidak
hanya itu, pengidap gangguan kepribadian narsistik atau sering disebut narsis,
percaya bahwa diri mereka lebih istimewa sehingga pergaulannya terbatas pada
orang-orang yang dirasa berbakat atau sepadan dengan dirinya. Individu seperti
ini mencari perhatian yang belebihan hanya untuk mengetahui bahwa ia selalu
dipikirkan atau dibicarakan oleh orang lain. Mereka tidak dapat menoleransi
kritik atau kekalahan, sehingga ketika mendapat kritik keras atau bahkan
penolakan, mereka seringkali ditinggalkan atau tidak dipedulikan.
Faktor
penyebab gangguan kepribadian narsistik sangat kompleks. Umumnya perilaku
narsis ini sering dikaitkan dengan masalah berikut:
v Lingkungan,
yang berhubungan dengan ketidak-sesuaian dalam hubungan orangtua dan anak
dengan kritik berlebihan yang kurang sesuai dengan pengalaman anak
v Genetika,
kondisi ini berkaitan dengan faktor keturunan
v Neurobiologi,
ada hubungan antara otak dengan perilaku atau pola pikir seseorang