Setiap manusia tentu
memiliki masalah. Tak terkecuali juga dalam dunia pastoral. Akan tetapi masalah
dalam dunia pastoral bukan untuk dihindari atau membiarkan waktu yang
menyelesaikannya. Masalah dapat memacu kita untuk berpikir keras mencari jalan
keluar. Untuk mencari jalan keluar atas masalah, kita jangan selalu puas dengan
satu cara saja. Prinsip “Ada banyak jalan menuju Roma” dapat
diterapkan di sini. Dengan prinsip ini maka kita akan dipancing untuk terus
berkreasi dan berinovasi. Tanpa inovasi terus menerus, pastoral kita akan
stagnan dan mati.
Oleh karena itu, pemimpin
pastoral sebuah paroki harus memperhatikan prinsip ini agar hidup menggereja
umatnya tetap hidup. Pastor paroki sebagai pemimpin, ibarat sebuah perusahaan,
menjadi tulang punggung maju dan berkembangnya paroki, karena dari dirinya
lahir kebijaksanaan untuk karya pastoral. Untuk itu ada beberapa hal yang harus
diperhatikan pastor paroki.
Sikap Rendah Hati dan
Mendengar
Penelitian membuktikan bahwa
pemimpin yang efektif dan inovatif justru pemimpin yang mengumpulkan
orang-orang yang kritis dan siap memberi umpan balik dan masukan terhadap
praktek-praktek perusahaan, lembaga atau negara. Seorang pemimpin tidak perlu
mengeluarkan “power”nya untuk menggerakkan inovasi. Sebaliknya, sikap
rendah hati penting dimiliki untuk menumbuhkan spirit inovasi.
Secara logis kita bisa membayangkan bahwa di bawah tekanan, ide-ide cemerlang
tidak bakal muncul. Suasana kritik mengkritik yang positif, serta tantang
menantang ide perlu digiatkan. Kita bahkan perlu mengembangkannya spirit “jawaban
belum tentu ada di pihak kita” sehingga muncul semangat mencari tahu dan
mendengarkan orang lain.
Oleh karena itu, seorang
pastor paroki harus membangun sikap rendah hati untuk mau mendengarkan
suara-suara lain, baik dari rekan kerjanya maupun dari DPP serta umat. Jangan
karena sebagai Kepala Paroki, kita langsung memegang kuasa sehingga tidak perlu
meminta dan mendengarkan pendapat atau gagasan orang lain. Jangan pula takut
dengan kritik sejauh kritik itu berguna bagi perkembangan karya pastoral.
Pastor paroki hendaknya memiliki sikap “keputusan saya belum tentu yang
terbaik” sehingga ada semangat untuk mencari tahu yang lebih baik dengan
mendengarkan rekan kerja, DPP atau umat.