Jumat, 17 Oktober 2014

(Refleksi) Tragedi Kebun Anggur Nabot

TRAGEDI KEBUN ANGGUR NABOT
Bagi umat Kristen tentu sudah tak asing lagi kisah kebun anggur Nabot ini. Kisahnya dapat dibaca di Kitab 1Raja-Raja 21: 1 – 16. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa Raja Ahab merasa iri hati dengan kebun anggur Nabot. Dia ingin memilikinya, namun Nabot tidak memberinya. Dengan akal licik dan kekuasaannya, kebun itu akhirnya bisa berpindah kepemilikan. Tentu setelah Nabot dibunuh.

Kisah ini sudah menjadi bacaan liturgi ekaristi. Mungkin orang bertanya apa relevansi kisah tersebut untuk kehidupan kita dewasa ini. Kisah itu diperkirakan terjadi pada rentang waktu 869 – 850 SM. Jadi, nyaris 3.000 tahun yang lampau. Cerita kebun anggur Nabot merupakan cerita usang. Jika dibarangkan, mungkin kisah ini sudah kadaluwarsa. 

Sekalipun kisah kebun Nabot ini terbilang sudah lama sekali, namun tragedi tersebut masih saja terjadi di zaman modern ini.

KM Bukit Raya: Dari Pontianak ke Kijang #8 (Midai)







Harus ekstra hati-hati, karena jika silap nyemplung ke laut
 
 Tarikkk mang.... kapal terbawa arus gelombang

Renungan Hari Jumat Biasa XXVIII - Thn II

Renungan Hari Jumat Biasa XXVIII, Thn A/II
Bac I    Ef 1: 11 – 14; Injil                 Luk 12: 1 – 7;

Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran-Nya kepada orang banyak. Salah satu pengajaran Tuhan Yesus adalah ajakan-Nya untuk tidak perlu takut kepada siapa saja yang hanya bisa mengancam tubuh manusia, tapi tak bisa lebih dari itu. Artinya, orang itu hanya bisa sebatas membunuh saja. Bagi Tuhan Yesus, yang perlu ditakuti adalah Allah, karena bukan saja dapat membunuh manusia, tapi yang sesudah itu dapat menghancurkan hidup manusia di dalam neraka. Allah memiliki kuasa atas tubuh dan hidup manusia. Ketakutan pada Allah akan melahirkan sikap hormat pada-Nya.

Sikap hormat inilah yang ditawarkan Paulus dalam bacaan pertama. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus, Paulus melihat bahwa manusia memperoleh keselamatan dalam Kristus Yesus sesuai rencana Allah. Keselamatan itu sudah dijanjikan Allah. Dengan kuasa-Nya Allah mewujudkan janji-Nya itu dalam diri Yesus. Bagi Paulus, Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, yang dalam-Nya Dia mewujudkan rencana keselamatan umat manusia. Karena itu, dengan percaya kepada Tuhan Yesus, umat percaya juga kepada Allah; menaruh harapan pada Kristus merupakan puji-pijian bagi kemuliaan Allah.

Kematian merupakan bagian dari hidup manusia. Berhadapan dengan kematian itu, hamper sebagian orang merasa takut. Ada banyak faktor yang menyebabkan manusia mati. Salah satunya adalah pembunuhan. Karena itu, tak sedikit orang takut dengan pembunuhan. Ketakutan itu beralasan, karena orang sayang akan hidupnya. Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita bahwa hidup dan mati kita ada di dalam tangan Tuhan. Tuhan memiliki kuasa yang tak tertandingi atas hidup manusia. Karena itu, hendaklah kita menaruh rasa hormat kepada-Nya. Hanya kepada Dia sajalah kita menyerahkan hidup kita.

by: adrian