Senin, 08 Desember 2014

Sekilas tentang Maria Immaculata

SANTA PERAWAN MARIA DIKANDUNG TANPA NODA
Sesungguhnya kebingungan atas dogma SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa (=Immaculata) bukanlah hal yang jarang terjadi. Sebagian orang secara salah beranggapan bahwa dogma tersebut berhubungan dengan Bunda Maria yang mengandung Kristus dari kuasa Roh Kudus. Sesungguhnya dogma SP Maria Dikandung Tanpa Noda Dosa adalah keyakinan “… bahwa perawan tersuci Maria sejak saat pertama perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan dari segala noda dosa asal.” (Paus Pius IX, Ineffabilis Deus)

Dalam mempelajari sejarah seputar keyakinan ini, kita melihat keindahan Gereja yang didirikan oleh Kristus, yang para pengikutnya setia berjuang untuk memahami dengan lebih jelas misteri keselamatan. Perjuangan ini dibimbing oleh Roh Kudus, yang disebut Yesus sebagai “Roh Kebenaran”, yang “akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” dan “akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.” (bdk. Yoh 14: 17; 14: 26; 16: 13).

Sebagian dari “perjuangan” atas dogma Immaculata adalah tidak adanya kutipan Kitab Suci yang spesifik serta jelas dan gamblang tentangnya. Namun demikian referensi dalam Injil mengenai Bunda Maria dan perannya dalam misteri keselamatan mengisyaratkan keyakinan ini. Dalam Injil Lukas, kita mendapati ayat indah tentang Kabar Sukacita, dimana Malaikat Gabriel mengatakan kepada Maria, “Salam Maria, penuh rahmat. Tuhan sertamu.” Sementara sebagian ahli Kitab Suci berdebat atas “seberapa penuhnya rahmat,” kesaksian Malaikat Gabriel secara pasti menyatakan kekudusan Bunda Maria yang luar biasa. Apabila orang merenungkan peran Bunda Maria dalam kehidupan Kristus – baik inkarnasi-Nya, masa kanak-kanak ataupun penyaliban-Nya – pastilah ia sungguh luar biasa dalam kekudusan, sungguh “penuh rahmat” dalam menerima serta menggenapi perannya sebagai Bunda Penebus, dalam arti “Bunda” yang sepenuh-penuhnya. Sebab itu, kita percaya bahwa kekudusan yang luar biasa, yang penuh rahmat ini, diperluas hingga saat awal permulaan kehidupannya, yaitu perkandungannya.

Renungan HR SP Maria Dikandung Tanpa Noda - Thn B

Renungan HR SP Maria Dikandung Tanpa Noda, Thn B/I
Bac I    Kej 3: 9 – 15, 20; Bac II                    Ef1: 3 – 6, 11 – 12;
Injil      Luk 1: 26 – 38;

Hari ini Gereja Universal mengajak kita untuk merayakan hari raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda (Immaculata). Santa Maria dikandung tanpa noda sudah menjadi dogma Gereja sejak 8 Desember 1854 ketika Paus Pius IX menerbitkan “Bulla Ineffabilis Deus.” Sebelum menjadi dogma, gelar Maria dikandung tanpa noda sudah diisyaratkan lewat dua penampakan Bunda Maria, yaitu penampakan Maria di Guadalupe (tahun 1531), dimana Bunda Maria menyatakan kepada Juan Diego, “Akulah Perawan Maria yang tak bercela….”; dan penampakan Maria kepada St. Katarina Laboure, dimana Bunda Maria meminta dibuatkan medali wasiat dengan tulisan, “Maria yang dikandung tanda noda dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu.” Dogma Immaculata diperkuat lagi dengan penampakan Maria di Lourdes (tahun 1858), dimana Maria mengatakan, “Akulah yang dikandung tanpa noda dosa.”

Injil hari ini secara implisit mau menegaskan akan gelar Maria Immaculata ini. Dalam kunjungan Malaikat Gabriel kepada Maria, Gabriel menyatakan bahwa Maria, “penuh rahmat.” Rahmat yang penuh ini mengisyaratkan kekudusan Maria. Ini dikaitkan dengan rencana Allah yang mau hadir menjadi manusia dalam wujud manusia. Kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa, seperti yang digambarkan dalam bacaan pertama, membuat setiap manusia tak luput dari dosa asal. Adam dan Hawa menciptakan dosa asal. Karena Allah mau mengambil wujud manusia Yesus, maka Yesus pun akan mengambil kodrat manusiawi dalam segala hal kecuali dosa. Untuk membebaskan ini maka konsekuensinya adalah Maria harus bebas dari dosa asal. Karena itulah, rahmat Allah memenuhi Maria.

Bacaan kedua hari ini diambil dari Surat Paulus kepada Jemaat di Efesus. Memang surat ini sama sekali tidak ada kaitan langsung dengan gelar Maria Immaculata. Namun surat Paulus ini dapat menjadi permenungan lanjut dari bacaan pertama dan Injil. Jika dalam bacaan pertama dan Injil diungkapkan rencana keselamatan Allah pada manusia, dalam suratnya Paulus kembali menegaskan hal itu kepada umat. Bagi Paulus keselamatan itu datang dalam diri Yesus Kristus. Tuhan Yesus telah mengangkat kita jadi anak-anak Allah dan mengaruniakan segala berkat rohani.

Sabda Tuhan hari ini mau mengatakan kepada kita bahwa Allah ingin menyelamatkan umat manusia. Kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa, membuat hidup manusia tak luput dari dosa asal. Karena itu, Allah berencana menebusnya melalui Yesus Kristus, yang adalah keturunan si wanita (Kej 3: 15). Yesus, yang sama seperti kita kecuali dalam hal dosa, lahir dari Maria yang sudah terlebih dahulu dikaruniai rahmat Allah yang penuh. Kepenuhan rahmat inilah yang memungkinkan Yesus Kristus lahir tanpa dosa asal sehingga Dia bisa menebus dosa umat manusia. dalam Yesus inilah kita akhirnya beroleh berkat rohani. Di sini Tuhan menghendaki supaya kita senantiasa menjaga berkat rohani itu dalam kehidupan kita agar jangan sampai rusak atau hilang.

by: adrian