Renungan Hari Jumat
Biasa XXIII, Thn A/II
Bac I 1Kor 9: 16 – 19, 22b – 27; Injil Luk 6: 39 – 42;
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus mengajar para murid-Nya
lewat perumpamaan yang singkat. “Dapatkah orang buta menuntun orang buat?
Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang?” (ay. 39). Di sini Tuhan Yesus
mau memberitahukan para murid-Nya bahwa untuk menyelamatkan orang lain,
terlebih dahulu harus selamatkan diri sendiri. Jangan sibuk mengurus orang
lain, sementara diri sendiri masih banyak yang harus diurus. Hal ini sejalan
dengan pengajaran Yesus tentang selumbar dan balok (ay. 41 – 42). Yesus meminta
untuk mengeluarkan terlebih dahulu balok yang ada di mata kita, baru kita dapat
mengeluarkan selumbar di mata orang lain.
Senada dengan apa yang diajarkan Tuhan Yesus, Paulus kembali
menekankannya dalam bacaan pertama. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat
di Korintus, Paulus mengajak umat untuk membenahi diri sendiri dahulu sebelum
terjun ke tengah masyarakat. Paulus membandingkannya dengan pertandingan. Agar dapat
memenangkan pertandingan, maka tiap-tiap orang harus melatih dirinya sendiri.
Untuk maksud ini, Paulus mengambil contoh dirinya. Paulus terpanggil untuk
memberitakan Injil agar semakin banyak orang diselamatkan. Untuk tugas inilah,
Paulus mempersiapkan dirinya, sehingga wartanya dapat diterima oleh jemaat. Warta
Paulus tidak hanya sebatas lisan saja, melainkan juga nyata dalam hidup.
Adalah kecenderungan kita mengatur orang lain tanpa terlebih
dahulu mengatur diri sendiri. Kita lebih mudah menemukan kesalahan pada pihak lain,
sementara kesalahan sendiri disembunyikan atau malah tak diakui. Gereja sering
mengkritik korupsi yang terjadi di pemerintahan, sementara korupsi di Gereja
sendiri dibiarkan. Seorang pimpinan Gereja lihat mengkritik kinerja karyawan
sebuah yayasan, sementara kinerja anak buahnya yang amburadul dibiarkan. Sabda Tuhan
hari ini mengajak kita untuk mawas diri, melihat diri sendiri dulu sebelum
melihat orang lain. Tuhan menghendaki kita supaya membenahi diri sendiri baru
tampil membenahi dunia.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar