Renungan
Hari Jumat Biasa XXVIII, Thn B/I
Bac
I Rom 4: 1 – 8; Injil Luk 12: 1 – 7;
Dalam Injil hari ini Tuhan Yesus menyampaikan pengajaran dengan bertitik tolak dari kaum Farisi. Pada waktu itu, orang Farisi termasuk salah satu tokoh keagamaan. Mereka merupakan tokoh panutan. Akan tetapi, Tuhan Yesus mengajak para murid-Nya untuk berhati-hati terhadap mereka. “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.” (ay. 1). Sikap orang Farisi diidentikkan dengan ragi. Sebagaimana orang tahu, ragi membuat adonan tepung mengembang sehingga terlihat besar. Akan tetapi sebenarnya kecil. Pengembangan itu hanya untuk menutupi kekosongan bagian dalam. Itulah gambaran kemunafikan kaum Farisi yang harus dihindari.
Pengajaran Tuhan Yesus ini
kembali ditegaskan oleh Paulus dalam bacaan pertama. Dalam suratnya
kepada jemaat di Roma, Paulus menampilkan tokoh Abraham, “bapa leluhur jasmani
kita.” (ay. 1). Abraham ditampilkan sebagai bentuk kontras dengan kaum Farisi. Iman
Abraham ditampilkan dalam perbuatan bukan untuk mendapatkan pujian dari
siapapun atau untuk bermegah diri. Abraham percaya kepada Tuhan karena memang
dia percaya. Rahmat dan berkat dari Allah karena kepercayaannya bukan dilihat
sebagai haknya melainkan semata-mata karunia Allah.
Sabda Tuhan hari ini menampilkan
dua tokoh yang saling bertolak belakang, yaitu kaum Farisi dan Abraham. Tuhan mengajak
kita untuk tidak meniru kaum Farisi, melainkan meneladani Abraham. Tuhan menghendaki
supaya kita percaya kepada Tuhan dan kepercayaan itu berbuah dalam tindakan
nyata. Iman kepercayaan yang tampak dalam perbuatan bukan ditujukan supaya kita
mendapat pujian dari Tuhan atau sesama, melainkan karena memang kita percaya
kepada Tuhan.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar