Renungan Hari Rabu
Biasa XXIII, Thn A/II
Bac I 1Kor 7: 25 – 31; Injil Luk 6: 20 – 26;
Dalam Injil hari ini, sabda Tuhan Yesus dapat dibagi ke dalam
dua bagian, yaitu sabda bahagia dan sabda kecaman. Sabda kecaman merupakan
kebalikan dari sabda bahagia. Tuhan Yesus menyebut orang-orang yang berbahagia,
seperti: yang miskin, yang lapar, yang menangis (bersedih), dan yang menderita
karena nama Yesus. Orang-orang seperti ini akan mendapat upah yang besar di
sorga. Di sini Yesus mau mengatakan bahwa orang-orang yang berbahagia ini
karena mereka tidak mengandalkan dunia, melainkan Allah. Karena itu, Tuhan
Yesus mempertentangkan kelompok ini dengan kelompok orang yang dikecam karena
mereka mengandalkan kekayaan, kepuasan dan kenikmatan duniawi tanpa peduli akan
nasib orang lain.
Mempertentangkan dua hal kembali diungkapkan Paulus dalam
bacaan pertama. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, Paulus mengungkapkan
secara implisit ada umat yang hidup tergantung pada hal-hal duniawi. Mereka ini
seakan terikat dan bergantung padanya. Sadar akan keterbatasan waktu, Paulus
menghimbau mereka untuk bersikap bebas terhadap hal-hal duniawi itu dan lebih
mengarahkan hati dan pikiran kepada Tuhan. Paulus mengajak umat yang
menggunakan barang duniawi seolah-olah tidak menggunakannya.
Kita hidup di dunia. Hal-hal yang duniawi tentulah ada di
sekitar kita. Setiap kita pasti tak bisa lepas dari hal-hal duniawi itu. Namun perlu
disadari bahwa tujuan akhir kita bukanlah dunia ini. Dunia hanyalah tempat dan
sarana kita menuju perjalanan akhir hidup kita. Sabda Tuhan hari ini
menyadarkan kita bahwa hal-hal duniawi itu hanya bersifat sementara. Karena itu,
hendaknya kita jangan terikat atau tergantung padanya. Kita harus bersikap
lepas bebas serta memanfaatkan hal-hal duniawi itu demi kebahagiaan bersama. Tuhan
menghendaki supaya kita tidak hanya memikirkan diri sendiri tanpa peduli orang
lain, melainkan agar kita, dengan segala yang kita miliki, mau berbagi pada sesama.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar