Dewasa ini sering terdengar
beberapa tokoh agama tertentu berusaha untuk “menggugat” beberapa ajaran iman
Gereja Katolik. Dalam berbagai kesempatan, entah itu di ceramah-ceramah
keagamaan maupun di media sosial, mereka ini seakan menampilkan ketidak-benaran
iman katolik. Tentulah dapat dipastikan tujuannya, yaitu agar umat katolik
akhirnya meninggalkan imannya.
Ternyata sudah sejak awal Gereja
Katolik selalu mendapat perlawanan dan gugatan. Sepanjang zaman perlawanan itu
tidak pernah berhenti. Salah satu perlawanan itu adalah perihal ajaran iman. Setiap
zaman selalu saja ada orang yang berusaha memutar-balikkan kebenaran iman
dengan tujuan agar umat yang lemah dalam pemahaman imannya meninggalkan Gereja
Katolik. Dalam Gereja Katolik, orang-orang seperti ini dikenal dengan sebutan bida’ah, orang yang membawa aliran sesat. Pada masa kepemimpinan Paus Damasus
(366 – 384), ada beberapa aliran sesat.
Berikut ini uraian singkat para
bida’ah aliran sesat pada masa Paus Damasus. Jasmerah. Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, demikian
pernyataan, yang selama ini diyakini berasal dari Bung Karno, namun ternyata tidak. Dengan memaparkan para bida’ah pada masa Paus Damasus, umat katolik
tidak hanya melupakan sejarah tetapi lebih dari itu dapat mengetahui dan
semakin kuat dalam iman. Karena banyak argumen gugatan yang dilontarkan orang
dewasa ini ternyata sudah pernah dilontarkan sejak jaman dulu.
APOLINARISME merupakan aliran yang digagas oleh Uskup Apoliniarius dari
Laodikhea (310 – 390). Apolinarius sebenarnya mau membela keilahian Yesus
melawan gagasan Arius (Arianisme), namun usahanya justru berlebihan. Ia
meniadakan kemanusiaan Yesus demi membela keilahian-Nya. Apolinarius akhirnya
dituduh sebagai bida’ah dalam Konsili Konstantinopel tahun 381.
Apolinarisme mengajarkan
bahwa Yesus tidak memiliki roh atau jiwa rasional, kecuali Logos ilahi.
Apolinarius tidak bisa menerima kalau Yesus itu manusia, karena kemanusiaan itu
memiliki sifat rapuh, sementara, dapat binasa dan lain sebagainya. Dan tak
mungkin yang manusiawi ini berada dalam tubuh yang ilahi. Karena itulah,
Apolinarius berpendapat bahwa Yesus itu ilahi.
MACEDONIANISME merupakan aliran sesat yang muncul pada abad IV. Aliran ini menyangkal kepribadian penuh dan keilahian Roh Kudus. Menurut Macedonianisme Roh Kudus diciptakan oleh Putra; karena itu berada di bawah Bapa dan Anak. Dengan kata lain, posisi Roh Kudus lebih rendah dari Putera. Ini tentu bertentangan dengan ajaran teologi Kristen Ortodoks, di mana Allah adalah satu dalam esensi tetapi tiga di Orang-Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang berbeda dan sama.
Aliran Macedonianisme secara resmi dikutuk pada tahun 381. Melawan ajaran sesat ini Gereja terus memperluas kredo Nicea yang menegaskan keyakinan ortodoks Trinitas, “yang dengan Bapa dan Anak bersama-sama disembah dan dimuliakan.” Akhirnya Macedonianisme ditindas oleh Kaisar Theodosius I.
PRISCILIANISME diambil dari nama pencetusnya, yaitu Priscilianus. Dia seorang pengkotbah dan pernah menjadi uskup di Avila. Priscilianus akhirnya dihukum mati oleh pimpinan gereja pada tahun 384. Dia merupakan orang kristen pertama yang dihukum mati dengan alasan bida’ah.
Aliran Priscilianisme, dalam mengembangkan ajarannya, memakai unsur-unsur Gnosis dan Manicheis serta keyakinan Sabelian yang menganggap Allah Bapa, Putera dan Roh Kudus sekedar tiga cara untuk memandang Allah yang sama.
Beberapa ahli menilai bahwa Priscilianus merupakan seorang yang berpegang teguh pada moral kristen dengan sedikit kaku, tetapi praktik hidup tersebut justru mengundang antipati di kalangan petinggi Gereja.
MANICHEISME adalah aliran kepercayaan dualistik. Pencetus aliran ini adalah Manichaeus, yang lahir di Mardinu, gurun Nahr Kuta, Babilonia Selatan, pada 14 April 216. Pada usianya yang keduapuluh empat, Manichaeus mendapat perutusan dari Malaikat al-Taum untuk mewartakan puncak wahyu ilahi dari Zoroaster, Buddha dan Yesus.
Manichaeus hendak mendirikan agama baru, di mana semua agama lain harus mendasarkan diri padanya. Semua alkitab agama-agama sebelumnya terkumpul dalam agama Manicheaus dan dalam kebijaksanaan yang disingkapnya. Karena itulah maka karya-karya Manichaeus dan para muridnya dimusnahkan oleh orang-orang kristen, islam dan buddha.
Manichaeus selalu menyebut dirinya ‘Rasul Yesus Kristus’. Dia mengakui bahwa Yesus, Zoroaster dan Buddha adalah saudaranya. Manichaeus menganggap dirinya melebihi ketiga saudaranya karena ia menulis kitab suci.
Manicheisme memiliki konsep dualistik atas struktur dunia. Menurut aliran ini dunia ini terbagi ke dalam dua kerajaan, yaitu kerajaan terang dan gelap. Terang sebagai simbol kebaikan dan gelap sebagai simbol kejahatan. Pandangan tentang terang dan gelap ini berdampak pada pandangannya tentang manusia. Saat lahir jiwa manusia berada dalam terang; namun dalam perkembangan waktu jiwa itu terperosok dalam kegelapan tubuh. Artinya, aliran ini melihat bahwa jiwa itu terang dan tubuh ini gelap. Adalah perjuangan manusia untuk melepaskan jiwa dari perangkap tubuh. Manicheisme mendesak para muridnya untuk menjaga moralitasnya sendiri dengan semangat tinggi. Mereka harus menyangkal dan menolak kekayaan, pekerjaan, relaksasi, perang, berburu, berdagang dan bertani.
DEMIKIANLAH beberapa aliran sesat yang muncul pada masa kepemimpinan Paus Damasus. Umat katolik wajib mengetahuinya agar supaya tidak disesatkan. Banyak tokoh-tokoh agama tertentu dewasa ini menggunakan cara pikir para bida’ah masa lalu untuk menyesatkan umat katolik yang memang kurang memahami ajaran imannya. Dengan mengetahui aliran sesat masa lampau, maka ia akan dapat juga memahami niat-niat buruk penggugat iman katolik masa sekarang.
Tentang penyesat-penyesat ini, baik yang ada di masa lampau maupun masa kini dan depan, ternyata sudah ditulis dalam Kitab Suci. Mereka-mereka ini disebut sebagai anti Kristus. Yohanes dalam dua suratnya mengungkapkan hal itu, yaitu 1Yohanes 2: 18 – 27, dan 2Yohanes 1: 4 – 11. Adanya dua tulisan ini menunjukkan betapa masalah ajaran sesat ini memang sungguh serius.
diolah kembali dari tulisan 7 tahun lalu
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar