Kamis, 25 Agustus 2022

CINTA ITU MENGHIDUPKAN

 

Sigmund Freud, bapak pendiri psikoanalitik, menggolongkan insting manusia ke dalam dua kelompok besar, yaitu insting hidup dan insting mati. Insting mati, yang terkadang disebut juga dengan istilah insting merusak (destructive) merupakan hasrat setiap manusia untuk mati. Kematian mendapat perhatian lebih bagi Freud. Ia pernah berkata bahwa tujuan semua kehidupan adalah kematian.

Hasrat kematian itu bisa ditujukan keluar dari diri sendiri (external object) seperti orang lain atau lingkungan (vandalism), bisa juga terarah kepada diri sendiri (internal object). Salah satu derivatif insting mati ini adalah benci. Kebencian selalu membawa dampak pada kehancuran atau kerusakan. Misalnya, jika kita benci kepada seseorang, maka kita dapat merusak orang itu, baik secara fisik (mencederainya atau bahkan membunuh) maupun secara psikis (fitnah, menghina, dll).

Kebencian atau rasa benci kepada orang, entah itu diri sendiri maupun orang lain, dan kepada lingkungan, bukanlah merupakan akar dari insting mati. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya rasa benci ini. Salah satunya adalah iri hati. Contohnya dalam kasus perseteruan antara Tuhan Yesus di satu sisi dengan kaum Farisi, ahli Taurat dan para imam Yahudi di sisi lain. Mereka sangat iri akan popularitas Yesus sehingga muncul hasrat untuk menyingkirkan Yesus dari pengaruh sosial. Puncak perseteruan adalah penyaliban Tuhan Yesus di Bukit Golgota.

Seperti insting mati, insting hidup juga dapat ditujukan keluar dari diri sendiri (external object) seperti orang lain atau lingkungan, dan bisa juga terarah kepada diri sendiri (internal object). Salah satu derivatif insting hidup ini adalah cinta. Jika rasa benci selalu membawa dampak pada kehancuran atau kerusakan, maka cinta membawa kehidupan. Ungkapan cinta dapat terlihat dari sikap-sikap seperti menghormati, menghargai, memelihara, merawat, perhatian, dll. Semua sikap ini akan menimbulkan efek harmoni, damai, hidup nyaman dan bahagia.

Rabu, 24 Agustus 2022

ESENSI DISIPLIN BAGI ANAK-ANAK

 

Anak dikenal sebagai orang yang suka bermain. Dalam bermain tersebut anak belumlah memahami konsep hukum. Karena itulah, anak akan bermain sesuai dengan apa yang disukai dan disenanginya. Akan tetapi, hal ini jangan dibiarkan begitu saja. Pelan tapi pasti anak perlu ditanamkan soal disiplin. Elizabeth B. Hurlock, dalam bukunya PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5), menguraikan tentang esensi disiplin pada masa kanak-kanak (hlm. 166).

Bantuan dalam Mendasarkan Kode Moral

Dalam kasus anak yang lebih besar, pengajaran mengenai benar dan salah seyogianya menekankan alasan mengapa pola perilaku tertentu diterima dan mengapa pola lain tidak diterima, dan seyogianya diarahkan untuk menolong anak memperluas konsep tertentu menjadi konsep yang lebih luas, lebih abstrak.

Ganjaran

Ganjaran, seperti pujian atau perlakuan secara khusus karena berhasil mengatasi situasi sulit dengan baik, mempunyai nilai pendidikan yang kuat jika pujian dan perlakuan khusus menunjukkan pada anak bahwa ia bertindak benar dan juga jika mendorong anak untuk mengulang perilaku yang baik. Bagaimana pun juga, jikalau pujian dan perlakuan khusus harus menjadi efektif, ganjaran harus sesuai dengan usia dan tingkat perkembangan anak.

Hukuman

Seperti ganjaran, hukuman harus sesuai dengan perkembangan dan harus dilakukan secara adil, kalau tidak dapat menimbulkan kebencian anak. Hukuman juga harus mendorong anak untuk menyesuaikan diri dengan harapan sosial di masa berikutnya.

Konsistensi

Selasa, 23 Agustus 2022

MARI BELAJAR PADA ORANG JEPANG

 

Siapa yang tak kenal dengan negara Jepang, yang dikenal dengan istilah Negeri Matahari Terbit ini? Bagi orang Indonesia tentulah takkan bisa melupakan bangsa ini, karena bangsa ini pernah menjajah Indonesia. Begitu banyak kenangan pahit yang ditinggalkan bangsa, yang waktu itu disebut sebagai orang kate, karena orang-orang Jepang waktu itu berpostur tubuh pendek. Salah satunya adalah romusha.

Bila melihat peta dunia, kita dapat mengetahui betapa kecilnya negara ini. Luas daratan seluruhnya tak jauh berbeda dengan daratan Pulau Sumatera. Namun, sekalipun kecil, negara Jepang mampu menjajah negara Indonesia yang sangat jauh lebih besar wilayahnya. Malah bersama Jerman dan Italia, mereka ingin menguasai dunia dalam Perang Dunia II.

Lebih hebat lagi adalah kebangkitan Jepang setelah kehancuran Perang Dunia II. Jatuhnya bom atom di dua tempat, yaitu Hirosima dan Nagasaki, benar-benar membuat Jepang hancur total. Ini membuktikan betapa kecilnya negara tersebut. Akan tetapi, tidak lama kemudian Jepang bangkit menjadi bangsa yang maju dan besar, bukan saja di tingkat Asia melainkan juga dunia. Jepang bangkit dan kembali “menjajah” dunia. Dalam hal teknologi, siapa yang tidak kenal produk-produk Negeri Sakura ini? Dalam dunia olahraga pun Jepang memiliki segudang prestasi. Sekarang sulit menemukan orang Jepang yang bertubuh pendek.

Kehancuran sering melanda Jepang. Yang terakhir adalah gempa dan tsunami yang mengakibatkan bocornya reaktor nuklir Fukushima Daiichi. Namun dalam waktu singkat bangsa ini sudah bangkit dari kehancurannya itu. Tentulah kita bertanya apa yang membuat bangsa, yang dikenal sebagai negeri para samurai, ini begitu maju dan menjadi negara yang besar?