Kamis, 10 Februari 2022

RASUL PAULUS, UPAH DAN PARA IMAM

Paulus adalah rasul Kristus. Gelar sebagai rasul Kristus ini dikatakan sendiri oleh Paulus. Hal ini terlihat dari beberapa pengantar suratnya, seperti 1 dan 2 Korintus, Efesus, Kolese dan 1 dan 2 Timotius. Sebagaimana rasul lainnya, tugas Paulus adalah mewartakan Injil Kristus. Bahkan bisa dikatakan bahwa inilah tugas utamanya. Paulus pernah berkata, “Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” (1Kor 9: 16).

Selain mewartakan Injil, tugas pokok Paulus yang lain adalah membangun jemaat. Dalam menjalankan tugasnya, Paulus jarang sekali memperhatikan kepentingan pribadinya. Semua usahanya ditujukan pada pelaksanaan tugasnya saja. Kerapkali Paulus menghadapi banyak cobaan, dari dihina, disepelekan, dilempar batu sampai dikira sudah mati, hingga kapal karam. Dalam menjalankan tugas mewartakan Injil Kristus, Paulus juga mendapat tantangan dari masyarakat yang sudah “mapan” baik dalam hal budaya (perkawinan, adat istiadat, seks bebas dan liar, dll), sosial (gender, status sosial, dll), mentalitas warga (hedonistis, konsumtivistis, materialistis, dll).

Sekalipun tantangan dan cobaan menghadang, Paulus tetap terus berjuang. Ia tetap setia pada panggilannya. Paulus tidak lari dan meninggalkan tugasnya. Ia terus mewartakan Injil baik lewat kata-kata maupun aksi nyata. Kesetiaan Paulus dalam menjalani tugas dilakukan hingga akhir waktu. “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (2 Tim 4: 7).

Begitu besarnya pengorbanan Paulus dalam menjalani tugas dan begitu banyaknya yang dikerjakan Paulus, tentulah membuat orang berpikir bahwa upah yang diterimanya juga banyak. Bukankah Tuhan Yesus sendiri sudah berkata, “Seorang pekerja patut mendapat upah.” (Mat 10: 10)? Paulus tidak menampik soal itu. Namun melihat upahnya, orang tentu akan heran. Paulus pernah berkata, “Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah.” (1 Kor 9: 18). Paulus mendapat upah, tapi upahnya adalah tidak mendapat upah. Dengan kata lain, Paulus tidak menerima gaji atau upah dari tugas yang dijalankannya. Hal ini tentu berdasarkan nasehat Tuhan Yesus sendiri, “Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma.” (Mat 10: 8).

Rabu, 09 Februari 2022

BEDA TIPIS ANTARA MANUSIA DENGAN ANJING

Di sela-sela pertemuan, tiba-tiba seorang perempuan datang ke ruang pertemuan sambil berteriak-teriak. Sasarannya adalah Pak Anu, salah seorang peserta pertemuan. Perempuan itu menyatakan bahwa dirinya adalah teman selingkuh Pak Anu. Ia datang bukan hanya untuk mewartakan hubungan gelapnya dengan Pak Anu, melainkan juga meminta pertanggungjawaban Pak Anu.

Ternyata, Pak Anu menjalin relasi gelap lagi dengan perempuan lain. Relasi itu diketahui oleh perempuan itu. Ia merasa cemburu. Karena itu, ia datang mengamuk di ruang rapat itu. Tindakannya itu benar-benar membuat wajah Pak Anu merah karena malu.

Ketika satpam hotel menggiring perempuan itu ke luar dari ruang pertemuan, Pak Anu segera mengetik sesuatu di handphone-nya. Tak lama kemudian, muncul tiga orang pemuda ke lokasi perkara. Melihat ketiga pemuda itu, perempuan tadi langsung kabur. Maklum, ketiganya dikenal sebagai preman. Mereka ternyata mendapat mandat dari Pak Anu untuk mengamankan situasi.

Tampak jelas kalau ketiga preman itu begitu setia dengan Pak Anu. Hal ini bisa dimengerti karena Pak Anu sering memberi mereka uang atau hal lainnya. Jadi, kesetiaan mereka dilihat sebagai ungkapan balas budi atas kebaikan yang mereka terima dari Pak Anu.

Selasa, 08 Februari 2022

BAHAYA KEKURANGAN YODIUM BAGI IBU HAMIL

Saat berbicara gizi yang dibutuhkan saat kehamilan, asam folat atau zat besi mungkin sudah kerap dibicarakan. Namun belum banyak yang menekankan penting konsumsi yodium dalam kondisi ini. Yodium secara umum didapat dari garam fortifikasi yodium. Yodium merupakan zat yang memproduksi hormon tiroid, komponen penting bagi perkembangan otak bayi.

Sayangnya, banyak calon ibu yang belum menyadari pentingnya zat ini. Faktanya, di Amerika Serikat saja, studi yang dimuat dalam jurnal Pediatrics mengungkap, hampir sepertiga ibu hamil mengalami kekurangan yodium. Padahal kekurangan yodium parah berhubungan dengan risiko anak pendek (stunting), keterlambatan pertumbuhan mental, bahkan mengurangi kinerja otak.

Menurut American Academy of Pediatrics, peningkatan konsumsi makanan olahan membuat tidak tercukupinya kebutuhan yodium tubuh. Ini karena garam yang terdapat di makanan olahan tidak mengandung yodium.

Karena itu, peneliti merekomendasikan ibu hamil dan menyusui untuk mengonsumsi suplemen yang mengandung 150 mikrogram yodium dan menggunakan garam beryodium. Selain itu, mereka juga perlu mengasup yodium dari makanan, sehingga total konsumsi mereka di antara 290 hingga 1.100 mikrogram per hari.

Cukup mengonsumsi yodium, kata mereka, selain meningkatkan perkembangan otak, juga dapat melindungi bayi dari ancaman-ancaman lingkungan tertentu, misalnya air dengan nitrat yang berlebihan hingga paparan asap rokok.

diambil dari tulisan 7 tahun lalu