Selasa, 28 September 2021

TIPS MENJAGA KEBUGARAN SAAT DI KANTOR

 

Siapa bilang bekerja seharian di kantor dengan ruang berpendingin udara tidak menyisakan masalah bagi kesehatan? Tanpa disadari, duduk seharian minimal 8 jam selama 5 hari dalam seminggu sedikit banyak menyisakan efek negatif bagi tubuh. Terlebih lagi jika Anda terpaksa sering lembur.

Kegiatan duduk yang mendominasi aktivitas di kantor sering kali membuat organ seputar pinggul hingga punggung terasa tidak nyaman atau bahkan nyeri. Lalu apa yang harus dilakukan agar tubuh tetap fit dan bugar walau seharian bekerja?

Langkah pertama yang bisa Anda lakukan tentu saja adalah membatasi waktu duduk. Duduk terlalu lama dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti diabetes tipe 2 dan kanker. Ada baiknya jika sesekali Anda bangkit dan melakukan kegiatan berjalan-jalan kecil. Peregangan singkat seperti ini akan memberikan manfaat yang cukup menakjubkan dan membantu mengistirahatkan bagian tubuh yang terus menerus menekuk lantaran duduk seharian di kantor.

Lakukan gerak tubuh pada kursi kerja Anda sesekali. Manfaatnya cukup baik bagi kesehatan tubuh. Bahkan, mereka yang melakukan sedikit yoga konon akan membuat suasana hati lebih baik dan membantu meningkatkan semangat kerja. Gerakan yoga yang dilakukan pun bukan jenis yang sulit. Yang penting dilakukan secara baik dan benar. Dengan demikian, Anda dapat mengurangi stress dan menurunkan tekanan darah pada tubuh.

Senin, 27 September 2021

MELIHAT KEMBALI PERISTIWA PEMBAKARAN BUKU OLEH GRAMEDIA

 

Buku merupakan jendela ilmu. Seperti jendela pada umumnya, dengan membuka jendela kita bisa mengetahui apa saja yang terjadi di luar. Demikian pula halnya dengan buku. Akan tetapi, buku baru benar-benar bisa bermanfaat apabila dia, seperti jendela, dibuka. Kata “dibuka” di sini harus dimaknai dengan dibaca. Dengan membaca buku, wawasan kita akan semakin luas.

Toko Gramedia merupakan toko yang menjual aneka buku bacaan. Secara tidak langsung Gramedia berperan untuk mencerdaskan bangsa, membantu dalam membuka wawasan orang. Namun patut disayangkan kalau di bulan Juni 2012, Gramedia membakar sebuah buku karya terjemahan karangan Douglas Wilson dengan judul “5 Kota Paling Berpengaruh di Dunia”. Masalahnya Gramedia takut menghadapi tuntutan hukum dan juga aksi massa islam yang terkenal sadis dan biadab. Karena itulah, disaksikan beberapa pengurus MUI, Gramedia membakar 216 eksemplar. Sebelumnya Gramedia sudah memusnahkan 1.000 buku. Yang lain masih dalam perjalanan. Kehadiran MUI tentulah hendak menegaskan persetujuan atas tindakan pemberangusan informasi itu.

Kenapa Gramedia takut dan akhirnya memutuskan untuk memusnahkan “jendela ilmu” itu? Pangkal masalah terdapat pada halaman 24 buku itu, di mana ada tulisan tentang nabi Muhammad SAW yang menurut umat islam bertentangan dengan fakta, berkaitan dengan aktivitas beliau di kota Madinah. Hal tersebut merupakan bentuk penghinaan dan bertentangan dengan agama islam. Umat islam merasa dirugikan dengan beredarnya buku itu.

Melihat Sisi Gramedia

Gramedia adalah simbol industri buku. Berbicara tentang Gramedia tak mungkin dipisahkan dari buku. Gramedia merupakan penerbit buku yang terbesar di Indonesia. Buku terbitan Gramedia selalu bermutu, bukan cuma kualitas cetakan melainkan juga isi bukunya. Gramedia memang identik dengan buku berkualitas.

Karena itu adalah tugas dan tanggung jawab Gramedia untuk menghadirkan buku-buku berkualitas. Tanggung jawab ini tidak hanya bersifat eksternal, yaitu kepada para pembeli/pembaca, tetapi juga bersifat internal. Tentulah hanya naskah-naskah yang berkualitas yang akan mereka cetak dan terbitkan. Untuk hal ini tentulah ada ahlinya. Mereka dengan bertanggung jawab akan berusaha mencari, melihat dan menyeleksi naskah-naskah buku yang bermutu.

Minggu, 26 September 2021

MENGENAL SAKRAMEN INISIASI

 


Sakramen inisiasi merupakan dasar hidup kristen. Ada tiga sakramen inisiasi, yakni Baptis, Krisma dan Ekaristi. Kita dilahirkan kembali menjadi manusia baru dalam Sakramen Baptis, dikuatkan dengan Sakramen Krisma dan diberi makanan dengan Sakramen Ekaristi. Dari tiga sakramen inisiasi ini hanya Sakramen Baptis dan Krisma saja yang penerimaannya cuma sekali.

A.   Sakramen Baptis

Sakramen Baptis merupakan pintu gerbang bagi sakramen-sakramen lainnya (bdk. Kan 849). Karena itu, “Orang yang belum dibaptis tidak dapat diizinkan menerima sakramen-sakramen lain dengan sah” (Kan. 842,§1). Melalui Sakramen Baptis orang menerima keselamatan, karena ia dibebaskan dari dosa, dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah serta digabungkan dengan Gereja dan menjadi serupa dengan Kristus. Membaptis artinya “menenggelamkan” ke dalam air. Seseorang yang dibaptis ditenggelamkan ke dalam kematian Kristus dan bangkit bersama-Nya sebagai “ciptaan baru” (2Kor 5: 17). Dengan kata lain bisa dikatakan bahwa Sakramen Baptis adalah tawaran keselamatan Allah kepada manusia, yang melaluinya kita mendapatkan penebusan dosa, menjadi anak Allah dan anggota Gereja serta bersatu dalam Kristus Yesus.

Apa efek atau buah dari Sakramen Baptis? Kompendium Katekismus Gereja Katolik (no. 263) menyebut beberapa buah dari Sakramen Baptis, di antaranya adalah: penghapusan dosa, baik dosa asal, dosa pribadi maupun hukuman karena dosa; ikut ambil bagian dalam kehidupan ilahi Tritunggal melalui rahmat pengudusan, rahmat pembenaran yang mempersatukan seseorang dengan Kristus dan Gereja-Nya; ikut ambil bagian dalam imamat Kristus dan menjadi anggota Gereja; menerima keutamaan teologal dan anugerah-anugerah Roh Kudus; menjadi milik Kristus selamanya.

Dari uraian efek atau buah Sakramen Baptis di atas, kita dapat melihat dua sifat efek tersebut, yaitu pasif dan aktif. Penghapusan dosa dan menjadi milik Kristus merupakan kategori pasif, karena kita menerimanya secara otomatis setelah baptisan, meski kita tetap dituntut untuk tetap menjaga kesucian diri kita, hidup sesuai dengan rahmat yang telah kita terima. Untuk kategori aktif dapat terlihat seperti ambil bagian dalam imamat Kristus dan menjadi anggota Gereja. Tentu kita masih ingat akan materi pertemuan yang ketiga, tugas-tugas Gereja. Itu merupakan perwujudan dari buah Sakramen Baptis. Keutamaan teologal dan juga anugerah Roh Kudus yang diterima harus dihidupi. Jika tidak dihidupi, kita tak beda seperti hamba yang menerima satu telenta dalam perumpamaan tentang talenta (Mat 25: 14 – 30).