Banyak pakar kesehatan mengungkapkan maraknya penyakit degenaratif, salah
satunya dipicu kebiasaan manusia yang kurang aktivitas fisik. Sebagai contoh,
orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk di kantor hingga berjam-jam.
Meskipun terlihat nyaman, duduk dalam posisi yang sama dalam waktu lama bisa
memicu datangnya sejumlah penyakit. Belum lagi beban pekerjaan menumpuk yang
bisa memicu stres.
Stres memang merupakan gangguan kesehatan psikologis yang umum menyerang
orang-orang di dunia kerja. Pemicunya beragam, misalnya tenggat waktu, beban
kerja terlalu tinggi, kompetisi antar karyawan berdasarkan target dan jadwal
rapat yang padat.
Berdasarkan riset di Amerika Serikat menunjukkan lebih dari 50 persen
responden yakin stres membuat tubuh rentan terserang penyakit. Bahkan stres
dapat memicu seseorang melakukan kekerasan pada orang-orang di sekitarnya.
Umumnya, stres bisa memicu kondisi tubuh yang semakin menurun, misalnya sakit
kepala, susah berkonsentrasi dan sakit perut.
Terlalu lama menatap layar komputer juga bisa memicu masalah kesehatan.
Misalnya, sakit kepala dan mata terasa kering atau justru terasa “pedas” dan
berair. Terlalu banyak mengakses informasi dari komputer juga bisa membuat
seseorang mengalami stres. Bahkan, kebiasaan membaca dari jarak dekat dengan
konsentrasi tinggi seperti menghadap layar komputer juga bisa memicu mata
menjadi minus.
Dalam posisi yang sama, yaitu duduk di depan komputer, selama berjam-jam, seseorang bisa mengalami bahu atau pundak yang kaku. Terlalu banyak mengetik tanpa jeda juga membuat tangan bisa mengalami sindrom karpal tunel. Cirinya, timbul rasa nyeri, kesemutan dan kebas pada jemari tangan.
Duduk selama berjam-jam dengan postur tubuh yang tidak tepat juga bisa
berakibat buruk pada tulang belakang. Gejala yang umum adalah sakit pinggang.
Tandanya adalah rasa nyeri setiap membuat gerakan tubuh. Hal ini membuat orang
kesusahan saat berjalan atau menyetir mobil.
Kebiasaan duduk berlama-lama juga dapat membuat seseorang menjadi jarang
bergerak. Saat aktivitas minim, kadar kolesterol jahat bisa menumpuk. Kadar
kolesterol yang tinggi dalam darah bisa menyumbat pembuluh darah dan memicu
gangguan jantung. Minim aktivitas fisik juga menandakan minimnya jumlah kalori
yang terbakar. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memicu terjadinya penyakit
diabetes. Penyakit umum yang diderita pekerja kantoran lainnya adalah maag. Kondisi
tuntutan pekerjaan yang tinggi, jauhya jarak tempuh dari rumah ke kantor,
kompetisi, beban pekerjaan menumpuk membuat banyak orang melupakan makan. Hal
ini juga memicu banyak orang asal dalam memilih asupan makanan. Jangan heran
bila penyakit yang berhubungan dengan organ pencernaan seperti maag menyerang.
Pemilihan makanan yang kurang tepat, jam makan tidak beraturan, serta
konsumsi makanan tidak higienis juga bisa memicu penyakit pencernaan lainnya
seperti tifus dan hepatitis. Selain dari jenis makanan, gejala depresi dan
stres akibat beban pekerjaan juga bisa memperparah kondisi tubuh yang tidak
fit.
Kantor juga bisa menjadi pusat penyebaran penyakit. Ruangan kantor yang
tertutup memungkinkan penyebaran virus berlangsung pada satu ruangan. Sebagai
contoh, virus flu yang menyebar di antara karyawan kantor yang berdesain
terbuka (desain kantor yang tidak memiliki penyekat khusus antar karyawan).
Inilah yang membuat banyak pakar kesehatan menyarankan agar seseorang yang
sedang flu untuk tidak masuk kantor agar flu tidak menular ada yang lain.
Kantor selayakmya menjadi tempat yang aman dan nyaman untuk bekerja. Namun,
kebiasaan-kebiasaan dalam bekerja tenyata bisa memicu kemunculan penyakit. Jika
ingin tetap sehat saat bekerja di kantor, sebaiknya Anda perhatikan kondisi
diri. Selingilah tugas atau pekerjaan dengan aktivitas fisik sederhana, menjaga
makan dan resfreshing.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar