Delapan tahun lalu,
persisnya 11 Juni 2012, berkaitan dengan peringatan Santo Barnabas, blog
budak-bangka banyak menurunkan tulisan dengan tema injil Barnabas. Setidaknya ada
4 tulisan. Dua tulisan diambil dari koran REPUBLIKA yang membahas penemuan
naskah kuno yang kemudian dikenal dengan injil Barnabas. Sebagaimana yang sudah
diketahui, REPUBLIKA merupakan salah satu media propaganda islam. Karena itu,
berita yang bisa mengangkat islam dan menjatuhkan pihak lain, menjadi sajian
utama media ini.
Terkait dengan penemuan
injil Barnabas itu, koran ini begitu gencar memberitakannya. Setidaknya ada dua
kali koran ini menyajikan tema injil Barnabas. Pada 1 Maret 2012 media ini
menurunkan tulisan dengan judul: “Inilah Isi Injil Barnabas tentang Kerasulan Muhammad SAW”. Tentulah tulisan ini hendak mengangkat citra islam. Sudah sejak
lama islam membutuhkan pengakuan atas kerasulan Muhammad. Dulu mereka
mengatakan ada tertulis dalam Taurat dan Injil, namun setelah diselidiki
ternyata tak ada. Kebetulan ada penemuan injil Barnabas dan di dalamnya ada
informasi tentang kerasulan Muhammad. Tentulah berita ini menjadi kebanggaan
islam sehingga patut diwartakan, tanpa perlu pikir panjang lagi. Sebuah ciri
islami, lebih mengutamakan emosi ketimbang rasio. Tulisan kedua hadir pada 10
Juni 2012 dengan judul: “Fenomena Penemuan Injil Barnabas di Turki”.
Injil Barnabas benar-benar
menjadi magnet bagi umat islam. Warta tentang kerasulan atau kenabian Muhammad
menjadi daya tarik. Akhirnya umat islam menemukan sumber lain di luar Al-Qur’an
yang mengakui kenabian dan perutusan Muhammad. Sekalipun Al-Qur’an menyatakan
bahwa kenabian Muhammad sudah diwartakan dalam Taurat dan Injil, namun hal
tersebut tidak terbukti. Karena itulah, Al-Qur’an menyatakan bahwa Taurat dan
Injil sekarang sudah palsu; dan umat islam percaya saja.
Untuk mengimbangi dua
tulisan yang bersumber dari REPUBLIKA itu, budak-bangka menyajikan juga 2
tulisan penyeimbang. Tulisan pertama berjudul: “Seluk Beluk Buku yang Disebut Injil Barnabas”, dan yang kedua berjudul: “Apakah Injil Barnabas Sahih Atau Palsu”. Dapat dikatakan dua tulisan ini lebih bersifat rasional daripada
emosional. Karena itu, membaca tulisan ini tidak dengan emosi tapi dengan daya
nalar atau akal sehat. Dari pembacaan tulisan ini kita dapat menilai masalah
berita yang ditampilkan REPUBLIKA. Memang budak-bangka tidak memberikan
penilaiannya, tapi membiarkan penilaian tersebut kepada pembaca.
Tulisan-tulisan seputar
injil Barnabas ini tidak hanya ditujukan kepada umat kristiani (katolik dan
protestan) saja, tetapi juga umat islam. Malah umat islam sangat dianjurkan
untuk membacanya karena dengan demikian bisa mengetahui tentang injil Barnabas
ini secara luas. Jadi, jangan hanya tahu secuil lantas menganggap benar dan
tahu segalanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar