Orang
islam menyebut orang Kristen, baik itu katolik maupun protestan, sebagai orang
kafir. Dasar penyebutan itu ada dalam Alqur’an. Orang islam menyakini bahwa
Alqur’an langsung berasal dari Allah. Karena itu, gelar kafir untuk orang Kristen
itu berasal dari Allah SWT. Salah satu alasan kenapa orang Kristen disebut
kafir adalah karena iman kepercayaan mereka kepada Allah Tritunggal: Bapa,
Putera dan Roh Kudus.
Tak
sedikit juga umat kristiani mendapat serangan dari umat islam terkait ajaran
iman ini. Mereka mengatakan bahwa Allah orang Kristen itu ada tiga. Bahkan ada
juga orang Islam yang mengatakan bahwa Bunda Maria adalah salah satu Allah
dalam Tritunggal Mahakudus. Mungkin Roh Kudus itu dikaitkan dengan Bunda Maria.
Benarkah
Allah orang Kristen itu ada tiga? Apakah Bunda Maria termasuk salah satu dari
ketiga pribadi Allah Tritunggal?
Pertama, perlu diperhatikan bahwa
ajaran tentang Tritunggal Mahakudus tidak sama dengan ajaran tentang adanya
tiga Allah. Ajaran tentang Tritunggal Mahakudus mengatakan bahwa hanya ada SATU Allah
dalam TIGA pribadi.
Ketiga Pribadi itu ialah Bapa, Putera dan Roh Kudus. Dalam arti ini Gereja
sangat memegang teguh monoteisme, artinya hanya ada satu Allah. Adanya tiga
pribadi ilahi itu tidak sama dengan adanya tiga Allah. Sedangkan ajaran tentang
adanya tiga Allah disebut Triteisme, bukan Tritunggal. Baik Kitab Suci Gereja
Katolik maupun Alqur’an menentang Triteisme ini. Alqur’an menentang dengan
keras ajaran Triteisme, seperti nampak dalam ayat berikut: ”Hai Isa putera
Maryam, adakah engkau mengatakan kepada manusia, ‘jadikanlah aku dan ibuku
menjadi dua Tuhan selain Allah?’” (QS 5:116). Ayat ini hendak menegaskan bahwa
hanya ada satu Allah.
Kedua, dari ayat di atas secara
implisit nampak pengertian Alqur’an tentang Tritunggal, yaitu Allah Bapa, Isa
dan Maryam. Bagaimana terjadinya salah pengertian ini? Para ahli menunjukkan
beberapa hipotese: a) dalam lingkungan Nabi Muhammad SAW, orang Kristiani
sendiri memandang Maryam sebagai Allah. Misalnya, Uskup Epifanius, pada abad IV
mengatakan bahwa di negeri Arab, ada wanita-wanita yang menghormati Maria
sebagai Allah. b) Orang-orang Kristiani begitu tinggi menghormati Maria,
sehingga orang-orang lain menafsirkan hal itu sebagai penyembahan kepada Allah.
c) Nabi Muhammad SAW sudah mendengar tentang ajaran Tritunggal. Ia
mengidentifikasikan Roh Kudus dengan Isa, Kemudian, sebagai tokoh ketiga
diidentifikasinya sebagai Maryam. Karena itu, banyak saudara-saudari Islam yang
yakin bahwa orang-orang Katolik menghormati Maryam sebagai Allah. Tidak mudah
mengubah keyakinan ini.
Ketiga, Sa’id Nafi Ilam dalam
bukunya Clear Proofs from the Koran berpendapat bahwa dalam QS
2:253 secara implisit diungkapkan apa yang kita mengerti sebagai
Tritunggal: ”Dan Kami beri Isa putra Maryam beberapa keterangan
(mukjizat) serta kami perkuat Dia dengan Ruhulqudus.”
Dalam analisanya atas teks
bahasa Arab tersebut, Sa’id membedakan adanya tiga pihak, yaitu Mu’ayyid (yang
meneguhkan), Mu’ayyad (yang
diteguhkan) dan Mu’- ayyad bi-hi (sarana yang digunakan untuk
meneguhkan). Kata pertama (Mu’ayyid) merujuk kepada Allah,
yang berkata ”Kami perkuat Dia (Yesus).” Orang Kristen
menyebutnya Allah Bapa. Kata kedua (Mu’ayyad) merujuk ke
Yesus, dalam kodrat insaninya. Inilah Isa yang dirujuk oleh Alqur’an
sebagai kalima artinya Sabda Allah dan oleh orang Kristen
disebut sebagai Yesus atau Allah Putera. Kata ketiga (Mu’ayyad bi-hi) oleh
Alqur’an jelas disebut sebagai Roh Kudus dan oleh orang Kristen disebut sebagai
Allah Roh Kudus. Adanya tiga pihak itu juga bisa kita lihat pada, misalnya, Luk
1:35; 3:21 dan Yoh 14:16.
Keempat, pengamatan Sa’id Nafi
Ilam itu bisa kita bandingkan dengan pengertian Gereja Katolik, yaitu bahwa
adanya tiga pihak tersebut kita sebut sebagai tiga pribadi, tetapi ketiga
pribadi itu tidaklah membentuk tiga Allah.
Tentang relasi ketiga
pribadi itu, Gereja Katolik mengajarkan bahwa dari Bapa berasal Putera. Putera
”dilahirkan” (Latin: generatio) dari Bapa dan bukan dijadikan.
Karena itu Putera juga bersifat kekal, dan bukannya ciptaan. Istilah ”Bapa” dan
”Putera” di sini harus dimengerti secara analog. Artinya tidak bisa disamakan
begitu saja dengan pengertian biologis. Dari Bapa dan Putera ”dihembuskan”
(Latin: spiratio) Roh Kudus, melalui cintakasih mereka
timbal-balik. Perjanjian Baru menyebut Roh itu sebagai ”Roh Bapa” (Mat 10:20)
dan ”Roh Putera” (Gal 4:6). Roh Kudus dihembuskan dari keduanya.
Kelima, sebagai sarana untuk
untuk mengerti, Santo Agustinus membandingkan adanya tiga Pribadi dalam satu
kodrat Allah dengan pribadi manusia, yaitu bahwa manusia yang satu itu
mempunyai tiga kemampuan: akal budi, kehendak, dan kasih.
Ketiganya bisa dibedakan
dan tidak disamakan, tetapi ketiganya termasuk dalam satu pribadi manusia.
Seringkali digunakan juga perbandingan yang mirip, yaitu adanya api yang
mempunyai tiga kemampuan yaitu panas, cahaya dan kekuatan, misalnya untuk
menggerakkan lokomotif. Perbandingan-perbandingan ini bisa membantu tetapi
tetap harus disadari bahwa tidak ada sarana bantuan yang duniawi ini mampu
menggambarkan Allah secara sempurna.
diolah kembali dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar