Istilah radikalisme dewasa kini lebih sering dikaitkan dengan islam. Ketika
memulai periode kedua masa kepemimpinannya, Jokowi memberikan tekanan pada
persoalan radikalisme. Alasannya karena selain mengancam keutuhan negara, radikalisme
juga dapat menggangu program kerja Jokowi di 5 tahun mendatang.
Memang masih banyak
perdebatan soal istilah radikalisme itu. Ada segelintir orang mencoba
menggantinya dengan istilah ekstremisme. Akan
tetapi, apa pun istilahnya, umum memahaminya dengan tindakan intoleran,
memaksakan kehendak, bahkan dengan kekerasan, dan adanya upaya menggantikan
dasar negara. Apapun istilahnya, semuanya itu dihubungkan dengan umat islam.
Beberapa tokoh islam ada
yang keberatan jika radikalisme itu identik dengan islam. Sebagai pembelaan
tokoh islam menyebutkan bahwa radikalisme ada pada setiap agama apa pun. Mungkin
yang dimaksud adalah penganut agama. Artinya, radikalisme bisa ada pada setiap
penganut agama mana pun, tak terkecuali islam. Hal ini patut diakui. Akan tetapi,
ada perbedaan mendasar, yaitu pada agama lain tidak ditemukan dasar agama untuk
radikalisme, tidak seperti agama islam. Akar radikalisme islam ada pada ajaran
agamanya. Karena itulah, islam selalu diidentikan dengan radikalisme.
Salah satu sumber ajaran islam adalah Al Qur’an. Bagi umat islam Al Qur’an itu berasal langsung dari Allah (QS 32: 2, dan QS 38: 1 – 2, 41), sehingga umat islam harus mengikuti apa yang tertulis dalam Al-Qur’an (QS 75: 18). Dalam Kitab suci umat islam ini terdapat ajaran untuk melaksanakan jihad, kata lain dari terror dan perang. Jihad, teror dan perang merupakan wujud ekstrem radikalisme. Berikut ini beberapa surah jihad atau dikenal juga sebagai ayat-ayat pedang, yang selalu dijadikan dasar aksi radikalisme.
QS 2: 191:
Bunuhlah mereka dimana saja kamu jumpai mereka.... Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.
QS 2: 216:
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci.
QS 4: 74
Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.
QS 4: 84
Berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para mu’min (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya).
QS 8: 12
Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka.
QS 8: 17
Bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka.
QS 9: 5
Bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpa mereka, dan tangkaplah mereka.
QS 9: 73
Berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik, dan bersikap keraslah terhadap mereka.
QS 9: 123
Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu.
QS 22: 78
Berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya
QS 66: 9
Perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka.
DEMIKIANLAH beberapa kutipan dari Al Qur’an, yang biasa dipakai sebagai dasar ideologi radikalisme/terorisme. Selain Al Qur’an, seruan untuk berjihad terdapat juga dalam beberapa kutipan hadis. Jadi, sumber dari paham radikalisme, yang kemudian berkembang menjadi terorisme ada dalam dua sumber utama agama islam, yaitu Al Qur’an dan Hadis. Sumber Al Qur’an adalah Allah SWT, dan Hadis adalah Nabi Muhammad. Dalam seruan jihad, baik yang ada dalam Al Qur’an maupun dalam hadis, sama-sama menunjukkan adanya sikap tidak toleran terhadap kaum non islam.
Islam menyebut orang-orang yang bukan islam sebagai kaum munafik, fasik dan juga kafir. Agama islam mengajarkan umatnya untuk memerangi ketiga kaum ini (kafir, fasik dan munafik). Dasarnya ada dalam QS. 9: 73 dan QS. 66: 9. Ketiga kaum ini juga harus dijauhi dan dimusuhi, sebab mereka dapat membawa umat islam ke neraka. Logikanya begini: ada dalam Al-Qur’an yang menyatakan bahwa Allah akan membinasakan mereka (QS. 33: 24; QS. 48: 6; QS. 63: 4); dan tempat mereka adalah neraka (QS. 4:145; QS. 9: 73 dan QS. 66: 9). Jadi, ketiga kaum ini masuk golongan rugi (QS. 2: 27; QS. 9: 69). Bergaul dengan ketiga kaum ini dapat menyebabkan umat islam rugi, sebab akan mendapat azab dari Allah dan di akhir zaman akan masuk neraka. Karena itu, ketiga kaum ini harus dimusuhi dan dijauhi; bahkan bila perlu diperangi, seperti perintah Allah sendiri. Ini merupakan aqidah islam.
Bagaimana membangun sikap terhadap orang kafir, Al Qur’an sudah memberikan jawaban. Sudah jelas dikatakan bahwa umat islam dilarang menjadikan orang kafir sebagai pemimpin (QS. 3: 28; QS 4: 144; QS 5: 57; QS 9: 23). Karena itu, Allah melarang umat islam untuk mentaati orang kafir (QS 3: 149 – 150). Di samping itu, umat islam dilarang menjadikan orang kafir sebagai teman setia atau saling menolong dengan mereka (QS. 3: 118; QS 9: 16; QS 28: 86; QS 60: 13).
Demikianlah sikap yang harus dibangun oleh seorang muslim terhadap orang kafir, fasik dan munafik. Hal ini dilihat sebagai aqidah islam, sehingga terus menerus diwartakan. Umat islam yang benar-benar menjalankan aqidah ini, yaitu memusuhi bahkan membunuh, masuk dalam kelompok kaum radikal. Bagi kelompok radikal, umat islam yang mengangkat orang kafir sebagai pemimpin berarti dia adalah orang fasik, munafik dan zalim (QS 5: 80 – 81; QS 4: 138 – 139; QS 5: 51). Dan terhadap orang-orang seperti ini harus juga dijauhi, dimusuhi bahkan diperangi.
Dengan dasar ajaran ini terlihat jelas tidak ada toleransi dalam islam; yang ada adalah memusuhi bahkan membunuh yang berbeda dengannya. Hal inilah yang membuat islam menjadi ekslusif dan apapun yang tidak sesuai dengan islam, harus diganti. Dari sini kita dapat memahami kenapa islam selalu diidentikkan dengan radikalisme. Jadi, memang islam itu agama yang radikal, atau radikalisme itu adalah islam.
Dabo Singkep, 10 Januari 2020
by: adrian
Faktanya kok di Arab sana masih ada agama Kristen dan Yahudi? 1400 tahun lalu Islam Sudah ada. Kalau kutipan kamu benar, mestinya tidak ada agama selain Islam di jazirah Arab sana.
BalasHapusOmong kosong jenis apa ini? 🤣🤣🤣🤣
Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih atas tanggapannya, sekalipun membingungkan saya. Dimana letak omong kosongnya?
HapusPerlu disadari, kutipan-kutipan alquran di atas menjadi dasar pijakan bagi umat islam dimana saja, bukan hanya di arab. Karena itulah, disimpulkan islam identik dengan radikalisme.
Dalam satu hari seorang muslim diwajibkan berdoa sebanyak lima kali mengutuki penganut agama lain sebagai orang-orang sesat dan orang-orang yang mengumbar amarah awloh dalam al-fatihah
BalasHapusTerima kasih atas tanggapannya. Dapatkah Anda menyertakan dasar dari pernyataan Anda?
Hapus