Saudara-saudara
protestan sering mempertanyakan para imam yang tidak menikah. Tak sedikit dari
mereka, sama seperti orang lain, merasa aneh dengan perilaku tidak menikah para
imam ini. Memang hal ini dapat dimaklumi karena umumnya mereka melihat
perkawinan itu sebagai tujuan dan kewajiban. Orang yang sudah mencapai usia
matang berkewajiban untuk menikah. Tidak menikah tentulah akan menimbulkan
skandal: tidak laku atau punya kelaian seksual.
Namun
kebanyakan orang protestan menilai bahwa hidup selibat (atau tidak menikah)
yang dijalani para iman merupakan bentuk pelanggaran atas perintah Allah. Dasarnya
adalah kitab Kejadian 1: 28. Di sana Allah, setelah memberkati Adam dan Hawa,
bersabda, “Beranakcuculah dan bertambah banyak…”. Ini dimengerti sebagai
perintah untuk menikah dan melahirkan anak.
Tulisan
“Ini Alasan Kenapa Pastor Tak Menikah”
menjawab tanda tanya orang-orang selama ini. Memang patut diakui ketentuan
selibat baru muncul pada awal abad IV, persisnya pada Konsili Elvira (sekitar
tahun 304). Selain itu juga, hidup selibat bukanlah sebuah doktrin. Dengan kata
lain, aturan hidup selibat ini baru ditetapkan Gereja kemudian, bukan perintah
langsung dari Yesus Kristus atau para jemaat perdana.
Semua
proplematik hidup selibat para imam diulas dengan sangat menarik dalam tulisan
ini. Untuk mengetahui lebih lanjut ulasan tulisan tersebut, silahkan klik di sini untuk membaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar