Sifat atau ciri merupakan
kekhasan sesuatu yang membedakannya dari yang lain. Pernikahan selalu memiliki
sifat tertentu, yang membuatnya berbeda dari pernikahan lainnya. Salah satu
sumbernya adalah agama. Sebuah agama akan membuat sifat khas pada pernikahan
yang terjadi dalam bidang wilayahnya. Karena itu, agama katolik membuat pernikahan
katolik mempunyai sifat khas yang membedakannya dari pernikahan agama lainnya. Apa
saja sifat hakiki pernikahan katolik?
Ada dua sifat hakiki
pernikahan katolik. Pertama, monogami
atau hidup hanya dengan satu pasangan saja. Orang katolik yang mau menikah wajib menghayati sifat monogami
pernikahannya. Dia hanya hidup bersama istrinya seorang seumur hidup. Hanya kematian
yang dapat memisahkan. Konsekuensi dari pilihan ini adalah pasangan suami istri
harus tetap setia dalam suka dan duka, dalam untung dan malang. Selain itu
pasutri tidak boleh selingkuh, apalagi menikah lagi.
Kedua, tak terceraikan. Gereja Katolik
menolak adanya perceraian, karena apa yang sudah disatukan Allah, janganlah
diceraikan manusia. Orang katolik yang mau menikah harus menyadari hal ini.
Pertama-tama dia harus sadar bahwa tidak ada keluarga yang bebas dari
masalah/konflik. Namun Gereja mengajarkan bahwa masalah atau konflik bukan
menjadi dasar untuk perceraian/perpisahan, melainkan dasar untuk mengampuni dan mengasihi.
Jadi, sekalipun ada pertengkaran, pasutri terpanggil untuk saling memaafkan.
Sifat hakiki pernikahan
katolik ini khas pada Gereja Katolik. Agama lain masih mengizinkan umatnya
untuk poligami dan bercerai. Oleh karena itu, umat katolik yang mau menikah
harus benar-benar siap untuk menerima efek dari sifat hakiki pernikahan katolik
ini. Sifat hakiki pernikahan katolik ini dikenakan pada siapa saja yang menikah
menurut tata cara Gereja Katolik. Jadi, sekalipun bukan katolik, namun ketika
dia menikah dalam Gereja Katolik, dia wajib
menghidupi sifat pernikahan katolik ini.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar