SANTO YOHANES GABRIEL PERBOYRE, MARTIR
Yohanes Gabriel Perboyre
adalah putra dari Pierre Perboyre dan Marie Rigal. Ia lahir pada 6 Januari 1802
di Le Puech, Montgesty, Perancis. Keluarganya menyumbang 3 orang misionaris dan
2 biarawati bagi Gereja.
Ketika masih kanak-kanak,
Yohanes sudah terbiasa dengan kerja keras. Ia biasa membantu ayahnya
menggembalakan ternak-ternak mereka di padang. Pada umur 8 tahun ia masuk
sekolah atas izin ayahnya. Kemudian ia mengikuti pendidikan imam di seminari
menengah. Yohanes, seorang calon imam yang sederhana, saleh, pandai dan
senantiasa riang. Terdorong oleh keinginannya untuk menjadi rasul Kristus di
tempat lain, ia masuk Kongregasi Misi Santo Vincentius, yang lazim disebut
Tarekat Lazaris. Ia kemudian ditahbiskan menjadi imam di Paris.
Imam muda ini disenangi dan
dikagumi banyak orang terutama rekan-rekannya sebiara. Kepandaian dan
kebijaksanaannya dalam berkarya membuat dia diserahi berbagai jabatan penting,
kendati usianya masih tergolong muda. Kemudian atas permintaannya sendiri, ia
diutus sebagai misionaris di negeri Tiongkok pada tahun 1830. Pada masa itu
Tiongkok masih tertutup sekali pada dunia luar. Dengan demikian, kepergiannya
ke sana membawa bahaya tersendiri. Ia harus melayani umat yang ada di sana
dalam situasi selalu terancam bahaya dan bermacam-macam kesulitan.
Akan tetapi Yohanes tidak
takut akan semua bahaya itu. Ia yakin bahwa Tuhan akan senantiasa menolong dia
dalam karyanya. Yohanes tanpa takut melayani umat Kristen yang ada di negeri
itu dengan memberi mereka pengajaran agama dan pelayanan sakramen-sakramen
secara sembunyi-sembunyi. Rasa haus, udara yang dingin dan keletihan tidak
dihiraukannya demi pelayanan umat.
Karyanya yang penuh bahaya
itu didasari oleh kekuatan batin melalui doa-doa dan matiraganya. Akhirnya imam
muda ini mengalami nasib yang sama seperti Kristus Tuhan yang dilayaninya. Seperti
Kristus, Yohanes dijual oleh salah seorang katekumennya dengan 30 keping perak.
Peristiwa itu terjadi pada 15 September 1839. Awalnya ia dibawa ke
Kou-Ching-Hien, lalu ke Siang-Yang, dan kemudian ke Wuchang. Di tempat-tempat
ia Yohanes mengalami banyak siksaan.
Setelah menderita sengsara
setahun lamanya, akhirnya Yohanes meninggal di atas tiang gantungan yang dibuat
berbentuk salib, pada hari Jumat pertama di bulan September 1840, tepat pukul 3
siang. Yohanes meninggal bersama 7 orang penjahat di Ou Tchang Fou, China. Kesucian
hidupnya di balas Tuhan dengan berbagai mukjizat dan karunia yang luar biasa
kepada setiap orang yang berdoa dengan meminta perantaraannya. Pada 10 November
1889 ia dinyatakan sebagai seorang Beato oleh Paus Leo XIII, dan pada 2 Juni
1996 ia dikanonisasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
sumber:
Iman Katolik dan Santo Santa Gereja
Baca
juga orang kudus hari ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar