SANTA TARBULA, PERAWAN & MARTIR
Sekitar
tahun 340, Sapor II, Raja Persia, Iran, melancarkan penganiayaan yang kejam
terhadap umat kristiani. Simeon, Uskup kota Seleukea, dibunuh dalam aksi
penganiayaan ngeri itu. Selang beberapa waktu kemudian permaisuri raja diserang
penyakit yang sangat membahayakan. Tarbula, seorang biarawati dan adik Uskup
Simeon, dituduh sebagai biang keladi penyakit naas tersebut. Karenanya, ia pun
ditangkap.
Terhadap
tuduhan yang diarahkan kepadanya, Tarbula dengan tegas menyatakan bahwa ia
lebih taat kepada perintah Kristus yang melarang membunuh orang. Tetapi
Mereptes, hakim yang mengadilinya, tetap mempertahankan tuduhannya. Katanya, “Sesungguhnya
perkara ini sudah jelas dan dapat dimengerti, engkau bermaksud membalas
kematian kakakmu dengan menimpakan penyakit berbahaya itu kepada sri ratu.”
Dengan tenang Turbula menjawab, “Kakakku yang telah kamu bunuh kini hidup dalam
kemuliaan surgawi bersama Kristus Tuhan kami; siksaanmu terhadap dirinya sama
sekali tidak mendatangkan malapetaka apa pun atas dirinya.”
Turbula
seorang gadis muda yang berparas cantik. Melihat kecantikannya itu, sang hakim
secara diam-diam jatuh cinta kepadanya dan bertekad menikahinya. Secara rahasia
ia mengabarkan kepada Turbula bahwa ia akan selamat, asal saja ia mau menjadi
isterinya. Mendengar hal itu Turbula dengan tegas mengatakan, “Jangan berencana
jahat terhadap aku. Aku telah menjadi mempelai Kristus, Tuhanku. Tak akan
pernah aku menerima cintamu itu; bagaimanakah mungkin aku memilih kematian yang
kekal hanya untuk menyelamatkan nyawaku dan hidupku yang sementara ini?”
Keteguhan serta ketegasannya yang sama ini ditunjukkan pula kepada Sapor II,
tatkala sang raja sendiri mengajaknya mempersembahkan kurban kepada dewa
matahari.
Karena
semua daya upaya mereka untuk menyesatkan dia sia-sia saja, maka Turbula
bersama-sama dengan dua wanita lainnya dibawa ke panggung penyiksaan, di luar
kota. Di sanalah mereka dibunuh oleh kaki tangan raja.
sumber: Iman Katolik
Baca
juga riwayat orang kudus 19 April:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar