ANAK
Aku temukan anak kecil kurus terkapar
Menutup wajah dengan telapak tangannya
Aku gamit ia terperanjat,
Melompat terbangun dan menatapku
dengan nanar
Lantas berlari bersembunyi
Di balik bayang-bayang pekat.
Di balik bayang-bayang pekat.
Aku panggil ia dengan suara lembut
Dijulurkan kepala menatap curiga
Dari sudut matanya mengalir
Tetes air bening bercampur dengan
keringat
Dari tingkahnya yang gelisah,
Dari bibirnya yang bergetar,
Dari bibirnya yang bergetar,
Ada yang ingin dikatakan.
Aku rengkuh dalam pelukanku
Kutanya, "Apa gerangan yang terjadi?"
Sambil terisak diceritakan sejujurnya.
Terpaksa ia mencuri karena lapar yang ditanggung tak
tertahankan lagi.
Namun dari nama yang disandangnya aku curiga ada yang tak
wajar.
Dan aku ingin tahu lebih jauh.
Aku antar ia pulang kembali ke rumah.
Betapa terkejut aku dibuatnya.
Benarkah dari istana megah ini
Dapat terlahir anak yang mirip gelandangan.
Dapat terlahir anak yang mirip gelandangan.
Tapi setelah aku masuk di dalamnya memang terasa ada yang
hilang.
Rumah ini tak ubahnya seperti neraka.
Ayah ibunya sibuk sendiri nan cerai berai.
Akhirnya ia pun memilih pergi.
Barangkali di luar sana dapat dijumpai.
Kasih sayang yang diimpikan, perhatian yang dibutuhkan.
Nah, sekarang coba siapa yang salah?
by:
Ebiet G Ade
Baca juga:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar