EFEK JANGKA PANJANG BAYI PREMATUR
Perkembangan Fisik dan
Kesehatan
Bayi prematur biasanya lebih kecil daripada bayi yang
dilahirkan cukup umur, dan biasanya cenderung tetap lebih kecil daripada
teman-teman sebayanya sekalipun sudah mencapai tehap pubertas di mana
perkembangan biasanya sangat meningkat. Selama tahun pertama bayi prematur
lebih banyak mengalami sakit dan menderita penyakit yang lebih parah dibandingkan
dengan bayi cukup umur. Kencenderungan “sakit-sakitan” menetap sampai masa
kanak-kanak. Mereka sering mengalami cacat fisik, terutama cacat mata akibat
anoxia, yaitu masalah yang umum pada kelahiran bayi prematur.
Kelambatan Perkembangan
Sampai usia dua atau tiga tahun mereka sering mengalami
kelambatan dalam perkembangan dibandingkan dengan bayi yang cukup umur. Misalnya,
mereka sering terambat duduk, berdiri dan berbicara.
Perilaku Sensorik
Bayi prematur sangat peka terhadap semua bentuk suara,
terhadap warna dan obyek yang bergerak. Karena itu, pada saat bertambah besar
ia lebih terganggu daripada bayi cukup umur.
Pengendalian Motorik
bayi prematur seringkali janggal dan mempunyai sikap tubuh
yang buruk. Sering terjadi cerebral palsy
sebagai akibat dari kerusakan otak.
Perkembangan Bicara
Perkembangan bicara pada bayi prematur lebih lambat daripada bayi
yang cukup umur. Ocehan-ocehan bayi bertahan lebih lama dan ia lebih banyak
mengalami cacat dalam bicara, terutama bicara gagap. Bayi prematur juga
cenderung memiliki kosa kata lebih sedikit dan melakukan banyak kesalahan dalam
menyusun struktur kalimat.
Inteligensi
Sebagai kelompok, anak yang prematur mempunyai nilai IQ yang
lebih rendah daripada anak yang dilahirkan dengan cukup umur, dan ia mengalami
cacat mental yang lebih parah karena luka otak. Nilai tes membaca dan berhitung
cenderung lebih rendah dan kelasnya berada di bawah anak normal.
Sosialisasi
Penyesuaian sosial anak prematur cenderung buruk dibandingkan
anak yang cukup umur. Keadaan ini berlangsung terus sampai masa remaja dan
sebagian disebabkan sikap orang tua yang sangat melindungi. Mereka juga menunjukkan
lebih banyak perilaku yang mengundang masalah pada setiap tahap usia.
Perilaku Emosional
Beberapa anak prematur cenderung bersikap apatis secara
emosional, tetapi lebih sering lagi menjadi pemarah, mudah tersinggung dan
bersikap negatif. Kekacauan emosional sebagaimana sifat-sifat nervous, seperti
mudah marah, berang, meledak dan mengisap jempol, adalah lazim.
Perilaku Menyimpang
Ketika bayi yang menderita kerusakan otak pada saat
dilahirkan bertambah besar, mereka menunjukkan perilaku menyimpang, seperti
cenderung mengalami kecelakaan, gerak-gerik yang gelisah dan hiperkinetik,
perilaku yang tidak teratur. Kalau kerusakan otak hanya ringan dan bersifat
sementara, mereka dapat menunjukkan penyimpangan perilaku, terutama perilaku
yang kurang matang dan mementingkan diri sendiri. Hal ini terutama karena
mereka terlampau dilindungi oleh orang tua yang selalu khawatir
sumber: Elizabeth B.
Hurlock, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN:
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5). Jakarta: Erlangga,
1980, hlm. 66
Tidak ada komentar:
Posting Komentar