Renungan Hari Rabu
Biasa XXXIII, Thn C/I
Bac I : 2Mak 7: 1, 20 – 31; Injil : Luk 19: 11 – 28
Bacaan pertama menampilkan contoh teladan iman yang
ditunjukkan oleh seorang ibu dengan ketujuh anaknya. Kitab Makabe dengan tegas
mengungkapkan bagaimana ibu itu menjadi teladan iman yang sangat luar biasa. “Tetapi
terutama ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak
dikenang-kenangkan baik-baik. Ia mesti menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam
tempo satu hari saja. Namun demikian, itu ditanggungnya dengan besar hati oleh
sebab harapannya kepada Tuhan.” (ay. 20). Ibu ini lebih memilih apa yang baik dan
benar, bukan apa yang enak.
Pesan Makabe ini kembali ditegaskan Yesus dalam Injil hari
ini. Lewat perumpamaan tentang Mina, Yesus mau menekankan bahwa Kerajaan Allah
itu bukan soal enak, tetapi terutama soal baik dan benar. Karena apa yang enak
bisa saja mencelakakan. Itulah yang terjadi dengan mereka yang tidak mau
bersusah payah mengembangkan minanya. Mereka lebih memilih hidup santai. Namun akhirnya
mereka mendapat celaka.
Semakin tinggi sebuah pohon, semakin kencang pula angin melandanya.
Demikian pula halnya dengan iman. Semakin kita beriman, semakin kita banyak
mendapat tantangan dan cobaan. Salah satu tantangan adalah kenikmatan duniawi. Kebanyakan
orang lebih memilih apa yang enak dan nikmat daripada apa yang baik dan benar. Kenikmatan
mengalahkan kebaikan dan kebenaran. Sikap seperti inilah yang hendaknya
dihindari. Sabda Tuhan hari ini menghendaki supaya kita senantiasa mencari apa
yang baik dan benar untuk kehidupan kita dan sesama. Jangan hanya memikirkan
kenikmatan sendiri dan sesaat saja.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar