Selasa, 19 Juli 2022

SEORANG PEMIMPIN WAJIB BERI TELADAN

 

“Saya tidak habis pikir dengan Pak Rudi. Dua hari yang lalu meminta agar saya fokus mengelola kelompok klien otomotif, tadi pagi dia bilang saya harus fokus pada klien perbankan dengan alasan yang kurang jelas,” cerita Denny.

“Kamu masih lebih baik, Den. Saya kemarin ditegur di depan yang lain karena terlambat 20 menit masuk kantor. Tapi tadi saya lihat dia hampir lebih dari 30 menit terlambat,” timpal Monika.

Denny berkata, “Sekarang saya jadi bingung apa yang harus saya lakukan. Tidak ada arahan yang jelas bagaimana caranya handle account perbankan, apalagi background saya adalah teknik. Sebenarnya maunya Pak Rudi itu apa sih.”

“Sudahlah…, Den. Kita kan hanya staf yang harus ikut maunya bos. Terkadang untuk level kita harus lebih banyak bersabar,” sahut Monika untuk meredakan emosi Denny.

Perbincangan tersebut mungkin terjadi juga di organisasi kita. Karyawan sering kali membicarakan gaya kepemimpinan atasan yang dirasa kurang update dengan dinamika tim. Sering kali para pemimpin merasa dirinya sudah melakukan hal yang benar, apalagi dengan kesuksesan yang dicapai di tahun-tahun sebelumnya. Hal itu makin melengkapi pembenaran terhadap diri sendiri.

Hal yang perlu diingatkan kembali bagi pemimpin seperti contoh tersebut adalah kondisi organisasi, lingkungan, tantangan dan karakter tim akan selalu berubah seiring dengan berjalannya waktu. Michael Hammer mengatakan, “Jika Anda pikir Anda hebat, berarti Anda akan mati. Keberhasilan di masa lalu tidak punya implikasi terhadap keberhasilan di masa depan.” Sekali lagi, para pemimpin perlu mencermati kalimat Hammer tersebut, agar update dengan perubahan yang ada.

Senin, 18 Juli 2022

STUDI AL-QUR'AN: MEMAHAMI PENOLAKAN KENABIAN MUHAMMAD

Mungkin karena Yesus diakui dalam islam, maka umat islam kerap "menuntut" umat Kristen juga mengakui dan menerima Muhammad sebagai nabi. Padahal umat kristiani sudah menolak Muhammad sebagai nabi sejak kemunculan Muhammad. Artinya, penolakan itu bukan baru sekarang ini terjadi. Video berikut ini mencoba menguraikan alasan penolakan tersebut.



Apabila tak bisa diputar, silahkan klik di sini. Selamat menonton!!! 

Jumat, 15 Juli 2022

KAJIAN ISLAM ATAS SURAH MUHAMMAD AYAT 8

 


Dan orang-orang yang kafir maka celakalah mereka dan Allah menghapus segala amalnya. (QS 47: 8)

Kutipan ayat di atas diambil dari Al-Qur’an surah Muhammad ayat 8. Karena Al-Qur’an diyakini merupakan wahyu yang langsung dari Allah, maka kutipan kalimat di atas harus dilihat sebagai perkataan Allah sendiri. Seperti itulah kata-kata Allah, saat diucapkan-Nya kepada Muhammad. Dan Muhammad kemudian meminta pengikutnya untuk menulis kembali apa yang dikatakan Allah itu. Tulisan-tulisan itu kemudian dikumpulkan, dan jadilah kitab Al-Qur’an, seperti yang sekarang ini.

Bagi umat islam, Al-Qur’an diyakini sebagai pusat spiritualitas dan dasar iman bagi hidupnya. Karena Allah itu mahabenar, maka perkataan-Nya, yang tertulis di dalam Al-Qur’an adalah juga benar. Hal inilah yang kemudian membuat Al-Qur’an dikenal sebagai kitab kebenaran. Jika ditanya kepada umat islam kenapa begitu, pastilah mereka menjawab karena itulah yang dikatakan Al-Qur’an. Ini ibarat seseorang mengaku dirinya pintar karena dia sendiri yang mengatakannya.

Jika mencermati kutipan wahyu Allah di atas, dapatlah dikatakan bahwa kutipan tersebut cukuplah sederhana. Hal ini sejalan dengan wahyu Allah yang telah memudahkan ayat-Nya sehingga umat islam tidak susah untuk memahaminya. Allah telah berfirman bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang jelas. Dan hal ini terlihat dalam kutipan ayat di atas. Membaca kutipan ayat Al-Qur’an di atas, tentulah orang dapat dengan mudah menafsirkan bahwa orang-orang kafir itu celaka, dan amal kebaikannya dihapus oleh Allah. Apa yang dikatakan Allah dalam ayat 8 ini seakan penegasan ulang dari ayat 1.

Tampak jelas bahwa Allah SWT sangat benci terhadap orang kafir. Dari kutipan ayat di atas terlihat kalau Allah tidak cukup membuat orang kafir celaka, tetapi juga amal kebaikan mereka dihapuskan. Kuatnya kebencian terhadap orang kafir ini dapat ditemukan dalam lembaran-lembaran Al-Qur’an. Untuk nada seperti kutipan di atas bisa ditemukan dalam surah al-Furqan ayat 23: “Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” Selain itu bisa juga dibaca dalam surah ar-Rad ayat 14: “Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.”