Rabu, 30 Mei 2018
Senin, 28 Mei 2018
BELAJAR DARI KELUARGA KUDUS – 2

Minggu lalu kita sudah melihat 3 teladan dari keluarga kudus
untuk keluarga-keluarga katolik. Ketiga teladan itu adalah kesediaan untuk mendengarkan, perhatian serta menjaga dan melindungi. Sekarang kita akan melihat teladan lainnya.
Dalam Lukas 2: 22 – 40 terdapat begitu banyak teladan dari
keluarga kudus. Menghantar anak kepada
Allah. Yosef dan Maria bersama-sama membawa Yesus yang masih bayi ke Bait
Allah. Mereka tidak pergi sendiri-sendiri, tapi bersama. Di sini terungkap juga teladan lain, yaitu taat pada perintah Tuhan;
mempersembahkan Yesus sesuai perintah Allah. Pada ayat 40 tersirat teladan
Yosef dan Maria terhadap Yesus, yakni mendidik, merawat dan menjaga. Teladan
inilah yang membuat Yesus “bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat dan
kasih karunia Allah ada pada-Nya.”
Ada bersama. Sikap ada bersama sepertinya begitu mewarnai
kehidupan keluarga kudus. Yosef selalu berada bersama Maria sejak hamil. Ketika
menghadapi ancaman, Yosef juga ada bersama keluarganya. Saat Yesus tidak ada
bersama waktu pulang dari Bait Allah, Yosef ada bersama Maria mencari anak
mereka. Mereka tidak saling lempar kesalahan. Bahkan, ketika Yesus memanggul
salib ke Golgota dan kala tergantung di salib, Maria ada bersama Dia (Yosef
sudah meninggal terlebih dahulu).
Berserah diri. Keluarga kudus adalah
keluarga yang penuh bersyukur. Apapun yang terjadi, mereka berserah diri kepada
kehendak Allah. Sikap ini terungkap dalam spiritualitas Maria, “Aku ini hamba
Tuhan, jadilah padaku menurut kehendak-Mu”. Buah jatuh tak jauh dari pohonnya,
sikap ini juga tampak dalam diri Yesus (Mrk 14: 36).
Demikianlah beberapa teladan keluarga kudus yang dapat
diterapkan dalam keluarga-keluarga katolik. Masih ada banyak teladan keluarga
kudus, yang ada dalam Kitab Suci. Dengan membaca Injil, umat dapat menemukan
teladan lainnya.
by: adrian
Jumat, 25 Mei 2018
MUNGKINKAH TERORISME DIBASMI SAMPAI KE AKAR-AKARNYA?
Kamus
Besar Bahasa Indonesia Online mendefinisikan terorisme sebagai penggunaan
kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan. Sedangkan
Wikipedia mengartikan terorisme sebagai serangan-serangan terkoordinasi yang
bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda
dengan perang, terorisme tidak tunduk pada tata aturan perang.
Untuk
saat ini, terorisme selalu dikaitkan dengan perjuangan dengan kekerasan untuk
mencapai cita-cita yang didasarkan pada ajaran agama. Sepertinya hanya agama
islam selalu dikaitkan dengan tindakan terorisme, bukan cuma karena semua
pelaku teror beragama islam tetapi juga karena ajaran agamanya. Para pelaku teror
ini mendasarkan tindakannya pada ajaran agama.
Tentulah
semua negara tidak menghendaki adanya teroris di negaranya. Bangsa Indonesia,
ketika dilanda badai teroris, berusaha untuk melawan terorisme. Ada tekad untuk
memberantas terorisme ini hingga ke akar-akarnya. Dengan kata lain, terorisme
akan ditumpas hingga tuntas. Perlu diketahui bahwa terorisme yang kini melanda
Indonesia adalah terorisme yang mengatas-namakan agama, yaitu agama islam.
Jadi, bila dikatakan terorisme, maka selalu merujuk pada islam radikal.
Menjadi
pertanyaan, mungkinkah terorisme ditumpas sampai ke akar-akarnya?
Sebelum
menjawab pertanyaan tersebut di atas, ada baiknya diketahui terlebih dahulu apa
yang menjadi sumber ideologi terorisme tersebut. Dalam islam aksi terorisme
dapat dipahami atau sedikit disamakan dengan konsep jihad. Memang konsep jihad
ini akan berbeda-beda pemahamannya antara islam moderat dan islam radikal. Kita
tak perlu masuk dalam perdebatan ini. Yang penting kita tahu bahwa ada
kecocokan antara jihad dan terorisme, dalam kacamata islam radikal.
Nah,
dari mana sumber ajaran jihad yang bisa dijadikan ideologi terorisme itu?
Jawabannya singkat: Al-Qur’an. Dalam Kitab suci umat islam ini terdapat ajaran
bagi umat islam untuk melaksanakan jihad. Berikut ini beberapa surah jihad atau
dikenal juga sebagai ayat-ayat pedang, yang selalu dijadikan dasar aksi
terorisme (kutipan al-qur’an diambil dari
dudung net).
Langganan:
Postingan (Atom)