Sabtu, 26 Februari 2022

RENUNGAN MINGGU BIASA VIII - THN C

Renungan Hari Minggu Biasa VIII, Thn C

Bac I  Sir 27: 4 – 7; Bac II        1Kor 15: 54 – 58;

Injil    Luk 6: 39 – 45;

Dalam Injil hari ini, ada banyak nasehat bagus dari Yesus. Salah satu nasehat yang menarik adalah soal menjaga lidah kita. Hal ini terkait dengan kebiasaan menilai atau mengkritik orang lain. Dalam hal ini Yesus meminta para murid-Nya untuk terlebih dahulu menilai diri sendiri sebelum menilai orang lain. “Keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” (ay. 42).

Nasehat Yesus ini bisa ditemukan akarnya pada tulisan Perjanjian Lama, sebagaimana tadi kita dengar dalam bacaan kedua. Putra Sirakh juga berbicara soal lidah manusia. Bagi Putra Sirakh lidah atau tutur kata seseorang bisa menjadi penilaian kepribadiannya. Ada banyak penilaian seseorang dari lidahnya. Apakah seseorang itu jujur atau pembohong, apakah orang itu hanya bisa berkata-kata saja, apakah seseorang itu konsisten dengan ucapannya atau tidak, dan lain sebagainya.

Terkait tema ini, Paulus dalam bacaan kedua seakan hendak menegaskan topik tersebut dengan menampilkan contoh konkret. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, Paulus menegaskan bahwa kesalahan lidah itu akan mendatangkan dosa. Karena itu, Paulus seakan mengajak kita untuk mencontoh pada Yesus Kristus. Pada Yesus ada keselarasan antara kata, sikap dan perbuatan. Inilah yang harus diperjuangan para murid Kristus. Paulus mengatakan bahwa kesetiaan pada perjuangan itu membuat “jerih payahmu tidak sia-sia.” (ay. 58).

Pada kampanye pilgub DKI 2017 lalu, Anies Baswedan banyak melontarkan kritik terhadap Ahok. Dia mengatakan kalau jadi gubernur, dia akan membangun manusia, bukan membangun benda mati seperti yang dilakukan Ahok. Anies juga sesumbar tidak akan menggusur warga seperti yang dilakukan Ahok. Dan masih banyak kritik lainnya. Apa yang terjadi setelah Anies jadi gubernur? Apa yang dikritiknya itulah yang dilakukannya. Hal ini membuat masyarakat menilai Anies tidak konsisten dengan ucapannya, bahwa Anies hanya pintar menata kata-kata, yang tak nyata dalam sikap dan kerja. Tentulah, Allah tidak menghendaki kita seperti ini. Melalui sabda-Nya, Allah mau supaya kita selalu menjaga lidah kita. 

Jumat, 25 Februari 2022

KAJIAN ISLAM ATAS SURAH YUSUF AYAT 41


Wahai kedua penghuni penjara, “Salah seorang di antara kamu akan bertugas menyediakan minuman khamar bagi tuannya. Adapun yang seorang lagi dia akan disalib, lalu burung memakan sebagian kepalanya. Telah terjawab perkara yang kamu tanyakan (kepadaku).” (QS 12: 41)

Al-Qur’an diyakini oleh umat islam merupakan wahyu Allah yang secara langsung disampaikan kepada nabi Muhammad SAW. Hal ini bisa dipahami sebagai berikut: Allah berbicara kepada Muhammad, dan Muhammad mendengarnya. Apa yang didengar Muhammad itulah yang kemudian ditulis dan akhirnya menjadi sebuah kitab yang diberi nama Al-Qur’an. Dengan perkataan lain, umat islam percaya dan meyakini bahwa apa yang tertulis dalam Al-Qur’an adalah merupakan kata-kata Allah SWT sendiri. Karena itu, umat islam menaruh hormat yang tinggi kepada Al-Qur’an. Pelecehan terhadap Al-Qur’an sama artinya pelecehan kepada Allah SWT. Dan orang yang melakukan hal itu, berdasarkan perintah Allah dalam Al-Qur’an, wajib dibunuh (QS al-Maidah: 33).

Umat islam menganggap dan menilai Al-Quran sebagai keterangan dan pelajaran yang jelas, karena memang demikianlah yang dikatakan Allah sendiri. Allah telah memudahkan wahyu-Nya sehingga umat bisa dengan mudah pula memahaminya. Sebagai pedoman dan penuntun jalan hidup, Allah memberikan keterangan dan pelajaran yang jelas sehingga mudah dipahami oleh umat islam. Umumnya para ulama menafsirkan kata “jelas” di sini dengan sesuatu yang telah terang benderang sehingga tak perlu susah-susah menafsirkan lagi pesan Allah itu. Dengan kata lain, perkataan Allah itu sudah jelas makna dan pesannya, tak perlu lagi ditafsirkan. Maksud dan pesan Allah sesuai dengan apa yang tertulis dalam Al-Quran. Penafsiran atas wahyu Allah bisa berdampak pada ketidak-sesuaian dengan kehendak Allah sendiri.

Berangkat dari pemahaman ini, maka apa yang tertulis dalam surah Yusuf ayat 41 di atas (kecuali kata yang berada dalam tanda kurung) merupakan perkataan langsung dan asli dari Allah SWT. Allah berbicara dan Muhammad mendengarnya. Apa yang tertulis di sana seperti itu juga yang didengar oleh nabi Muhammad SAW. Dan apa yang disampaikan Allah ini sudah jelas maknanya. Dengan mudah umat akan memahami bahwa kutipan ayat di atas merupakan sepenggal kisah tentang Yusuf. Kepastian ini bisa didapat bila kita mengaitkannya dengan ayat-ayat sebelumnya, terkhusus ayat 37. Bisa juga kepastian itu diperoleh bila mengaitkan dengan ayat-ayat berikutnya.

Wahyu Allah ini bercerita tentang jawaban Yusuf akan mimpi dua orang yang bersamanya di dalam penjara. Mimpi kedua orang itu bisa dibaca pada ayat 36. Kepada yang bermimpi memeras anggur, Yusuf menyampaikan arti mimpinya itu, yakni bahwa orang tersebut akan bertugas menyediakan minuman khamar bagi tuannya. Sementara yang bermimpi membawa roti di atas kepada tapi burung memakannya, Yusuf menjelasnya maknanya, yaitu orang tersebut akan disalib, lalu burung memakan sebagian kepalanya. Setelah menjawab kedua mimpi itu, Yusuf pun menegaskan bahwa dirinya telah menjawab perkara yang ditanyakan kepadanya.

Kamis, 24 Februari 2022

PEMBAGIAN MASA DEWASA

Semua makhluk hidup, termasuk manusia, akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan selalu terkait dengan fisik, yang untuk manusia dipengaruhi oleh faktor makanan, tingkatan kesehatan, gen keturunan dari orangtua dan beberapa faktor lainnya. Sementara perkembangan manusia ditandai dengan perubahan ketrampilan, kematangan fisik, emosi dan juga pikiran.

Perkembangan manusia selalu mempunyai tahapan, yang mau tidak mau, harus dilewati setiap manusia. Tahapan itu adalah janin, bayi, balita, anak, anak-anak, remaja, dewasa dan lanjut usia. Beberapa tahapan itu ada juga yang memiliki tahapan tersendiri. Misalnya, tahapan dewasa terbagi lagi dalam 3 kelompok. Dalam PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5), Elizabeth B. Hurlock memaparkan ketiga kelompok tersebut (hlm. 246)

Masa Dewasa Dini

Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.

Masa Dewasa Madya

Masa dewasa madya dimulai pada umur 40 tahun sampai pada umur 60 tahun, yakni saat baik menurunnya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada setiap orang.

Masa Dewasa Lanjut (Usia Lanjut)

Masa dewasa lanjut – senescence, atau usia lanjut dimulai pada umur 60 tahun sampai kematian. Pada waktu ini baik kemampuan fisik maupun psikologis cepat menurun, tetapi teknik pengobatan modern, serta upaya dalam hal berpakaian dan dandanan, memungkinkan pria dan wanita berpenampilan, bertindak dan berperasaan seperti kala mereka masih lebih muda.

diolah kembali dari tulisan 7 tahun lalu