Renungan
Hari Minggu Biasa VIII, Thn C
Bac
I Sir 27: 4 – 7; Bac II 1Kor 15: 54 – 58;
Injil Luk 6: 39 – 45;
Dalam
Injil hari ini, ada banyak nasehat bagus dari Yesus. Salah satu nasehat yang
menarik adalah soal menjaga lidah kita. Hal ini terkait dengan kebiasaan
menilai atau mengkritik orang lain. Dalam hal ini Yesus meminta para murid-Nya
untuk terlebih dahulu menilai diri sendiri sebelum menilai orang lain. “Keluarkanlah
dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk
mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.” (ay. 42).
Nasehat
Yesus ini bisa ditemukan akarnya pada tulisan Perjanjian Lama, sebagaimana tadi
kita dengar dalam bacaan kedua. Putra Sirakh juga berbicara soal lidah manusia.
Bagi Putra Sirakh lidah atau tutur kata seseorang bisa menjadi penilaian
kepribadiannya. Ada banyak penilaian seseorang dari lidahnya. Apakah seseorang
itu jujur atau pembohong, apakah orang itu hanya bisa berkata-kata saja, apakah
seseorang itu konsisten dengan ucapannya atau tidak, dan lain sebagainya.
Terkait
tema ini, Paulus dalam bacaan kedua seakan hendak menegaskan topik tersebut
dengan menampilkan contoh konkret. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di
Korintus, Paulus menegaskan bahwa kesalahan lidah itu akan mendatangkan dosa. Karena
itu, Paulus seakan mengajak kita untuk mencontoh pada Yesus Kristus. Pada Yesus
ada keselarasan antara kata, sikap dan perbuatan. Inilah yang harus
diperjuangan para murid Kristus. Paulus mengatakan bahwa kesetiaan pada perjuangan
itu membuat “jerih payahmu tidak sia-sia.” (ay. 58).
Pada kampanye pilgub DKI 2017 lalu, Anies Baswedan banyak melontarkan kritik terhadap Ahok. Dia mengatakan kalau jadi gubernur, dia akan membangun manusia, bukan membangun benda mati seperti yang dilakukan Ahok. Anies juga sesumbar tidak akan menggusur warga seperti yang dilakukan Ahok. Dan masih banyak kritik lainnya. Apa yang terjadi setelah Anies jadi gubernur? Apa yang dikritiknya itulah yang dilakukannya. Hal ini membuat masyarakat menilai Anies tidak konsisten dengan ucapannya, bahwa Anies hanya pintar menata kata-kata, yang tak nyata dalam sikap dan kerja. Tentulah, Allah tidak menghendaki kita seperti ini. Melalui sabda-Nya, Allah mau supaya kita selalu menjaga lidah kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar