Setiap agama tentu punya konsep surga dan neraka. Demikian halnya dengan islam. Ayat Surga dan ayat neraka yang ada dalam Al-Qur'an adalah kata-kata Allah sendiri. Karena Allah itu maha benar, maka perkataan Allah tentang surga dan neraka juga adalah benar. Bagaimana ayat surga dan ayat neraka dalam Al-Qur'an? Video berikut ini mencoba memaparkannya secara sederhana. Langsung saja simak videonya. Jika tak bisa dibuka, coba klik di sini.
Minggu, 16 Januari 2022
Jumat, 14 Januari 2022
INI JAWABAN LENGKAP KENAPA UMAT NASRANI TAK AKUI MUHAMMAD SEBAGAI NABI
Dalam
media sosial Youtube, ada satu video
berisi penjelasan Dr. Bambang Noorsena tentang alasan umat kristiani menolakkenabian Muhammad. Penjelasan Dr. Bambang ini terbilang singkat. Dia mengatakan
bahwa dasar penolakan itu karena orang Kristen percaya wahyu sudah berakhir
pada Yesus. Hal ini mirip seperti konsep umat islam terhadap Muhammad. Umat
islam percaya bahwa Muhammad adalah nabi penutup. Dasar keyakinan ini adalah
wahyu Allah (QS al-Ahzab: 40). Memang penjelasan Dr. Bambang itu benar, namun apakah
penjelasan itu akan begitu mudah diterima umat islam. Pemahaman bahwa wahyu
sudah berakhir pada Yesus telah menjadi ajaran resmi Gereja. Akan tetapi,
apakah pemahaman tersebut sudah ada pada orang Kristen yang hidup di Mekkah dan
Madinah pada abad VI dan VII, serta orang Kristen dewasa ini sehingga mereka
menolak kenabian Muhammad?
Patutlah
diduga dasar pertanyaan umat islam atas penolakan terhadap nabi agungnya ada
pada sikap iri hati. Di satu pihak orang islam menerima dan menghormati Yesus
sebagai nabi, di pihak lain orang kristiani justru menolak kenabian Muhammad. Tulisan
ini mencoba memberikan jawaban komprehensip atas pertanyaan kenapa orang
Kristen tidak percaya Muhammad sebagai nabi. Dengan kata lain, orang Kristen
menolak kenabian Muhammad. Di sini akan dipaparkan alasan yang ada pada orang
Kristen pada zaman dulu dan juga zaman sekarang.
Ada mekanisme khusus untuk menyatakan seseorang sebagai nabi. Gelar nabi tidak bisa diterima begitu saja berdasarkan pengakuan pribadi. Artinya, pengakuan diri sendiri tidak masuk dalam kriteria nabi. Misalnya, nabi-nabi yang ada dalam sejarah kekristenan dan juga Yahudi, tidak pernah mengklaim atau mengaku dirinya sebagai nabi. Selain itu, ada kriteria lain untuk sosok nabi, misalnya hidup rohani, kepribadian dan juga warta yang dibawanya.
Kamis, 13 Januari 2022
KETIKA PARA PETUGAS PASTORAL BERTIKAI
Dalam ensikliknya Evagelii Gaudium, Paus Fransiskus, menyajikan
godaan-godaan yang dihadapi para petugas pastoral. Topik ini sangat menarik
mengingat posisi saya dan rekan-rekan lainnya sebagai petugas pastoral. Romo
Vikep sendiri menyatakan bahwa topik ini memang menarik. Yang menjadi daya
tariknya adalah kata “godaan”. Bukankah godaan itu selalu menarik? Hawa jatuh
ke dalam dosa karena ia melihat buah pohon itu menarik hati karena memberi
pengertian (Kej 3: 6). Ia tergoda.
Lantas apa saja yang menjadi godaan-godaan kami pada imam, yang adalah
petugas pastoral? Perlu disadari bahwa godaan itu sekaligus juga tantangan
dalam mewartakan kabar sukacita.
Ada beberapa poin godaan dan sekaligus tantangan. Semua poin itu menarik
bagi saya, dan sangat mengena pada kehidupan saya. Akan tetapi saya lebih
terkesan dan tertarik dengan poin keenam. Kata kuncinya adalah pertikaian dan
perselisihan di antara petugas pastoral. Tema ini menjadi menarik karena ia
begitu aktual. Ada banyak imam hidup dalam pertikaian dan perselisihan. Saya
sendiri pun pernah mengalaminya.
Namun, ada satu hal yang perlu saya sampaikan. Bukan berarti saya mau
membantah topik atau bahan refleksi itu; dan bukan pula saya mau membela diri.
Yang ingin saya sampaikan adalah bahwa tidak semua perselisihan dan pertikaian
itu negatif. Kebanyakan orang menilai, sebagaimana juga dikatakan dalam bahan
refleksi itu, bahwa perselisihan dan pertikaian itu disebabkan karena cemburu
dan hanya mementingkan kepentingan pribadi. Padahal tidaklah selalu demikian.
Tak sedikit orang berselisih demi kebaikan dan kebenaran.
Tuhan Yesus, selama hidup-Nya, selalu berselisih dengan kaum Farisi, Saduki, para imam dan ahli-ahli Taurat. Yesus sering mengecam mereka. Apa lantas bisa dikatakan Yesus cemburu dan hanya mementingkan kepentingan diri sendiri? Sama sekali tidak. Justru beberapa kali terlihat merekalah yang iri hati terhadap Yesus. Dan lewat perselisihan itu Tuhan Yesus mau menunjukkan kebenaran dan kebaikan, bukan untuk diri-Nya, melainkan untuk mereka dan umat manusia.