Dalam
media sosial Youtube, ada satu video
berisi penjelasan Dr. Bambang Noorsena tentang alasan umat kristiani menolakkenabian Muhammad. Penjelasan Dr. Bambang ini terbilang singkat. Dia mengatakan
bahwa dasar penolakan itu karena orang Kristen percaya wahyu sudah berakhir
pada Yesus. Hal ini mirip seperti konsep umat islam terhadap Muhammad. Umat
islam percaya bahwa Muhammad adalah nabi penutup. Dasar keyakinan ini adalah
wahyu Allah (QS al-Ahzab: 40). Memang penjelasan Dr. Bambang itu benar, namun apakah
penjelasan itu akan begitu mudah diterima umat islam. Pemahaman bahwa wahyu
sudah berakhir pada Yesus telah menjadi ajaran resmi Gereja. Akan tetapi,
apakah pemahaman tersebut sudah ada pada orang Kristen yang hidup di Mekkah dan
Madinah pada abad VI dan VII, serta orang Kristen dewasa ini sehingga mereka
menolak kenabian Muhammad?
Patutlah
diduga dasar pertanyaan umat islam atas penolakan terhadap nabi agungnya ada
pada sikap iri hati. Di satu pihak orang islam menerima dan menghormati Yesus
sebagai nabi, di pihak lain orang kristiani justru menolak kenabian Muhammad. Tulisan
ini mencoba memberikan jawaban komprehensip atas pertanyaan kenapa orang
Kristen tidak percaya Muhammad sebagai nabi. Dengan kata lain, orang Kristen
menolak kenabian Muhammad. Di sini akan dipaparkan alasan yang ada pada orang
Kristen pada zaman dulu dan juga zaman sekarang.
Ada mekanisme khusus untuk menyatakan seseorang sebagai nabi. Gelar nabi tidak bisa diterima begitu saja berdasarkan pengakuan pribadi. Artinya, pengakuan diri sendiri tidak masuk dalam kriteria nabi. Misalnya, nabi-nabi yang ada dalam sejarah kekristenan dan juga Yahudi, tidak pernah mengklaim atau mengaku dirinya sebagai nabi. Selain itu, ada kriteria lain untuk sosok nabi, misalnya hidup rohani, kepribadian dan juga warta yang dibawanya.
Orang Kristen dulu, yang
hidup antara tahun 570 – 650, menolak kenabian Muhammad lantaran banyak
wartanya tidak sesuai dengan kitab suci. Memang kalangan islam mengatakan bahwa
alasan penolakan adalah tidak adanya mukjizat yang dilakukan Muhammad, namun hal
itu tidak masuk kriteria nabi dalam tradisi Kristen dan Yahudi. Dapat dikatakan
bahwa alasan tersebut merupakan pemikiran islam yang diletakkan pada mulut orang
nasrani dan Yahudi sehingga seolah-olah penolakan itu disebabkan karena
Muhammad tidak memiliki mukjizat. Alasan utama penolakan terletak pada wahyu
yang disampaikan Muhammad. Orang Kristen sudah terlebih dahulu mempunyai kitab
suci. Kitab Perjanjian Lama sudah ada sebelum tahun masehi, sedangkan
Perjanjian Baru sudah ada jauh sebelum buyut Muhammad lahir. Mereka sudah
pernah mendengar isi kitab sucinya itu. Karena itu, ketika mendengar
wahyu-wahyu yang disampaikan Muhammad, dan ketika disandingkan dengan isi kitab
suci, terdapat perbedaan dan pertentangan.
Misalnya
ketika dalam wahyu yang disampaikan Muhammad dikatakan nabi Daud dan Sulaiman
(Salomo, dalam tradisi Kristen dan Yahudi), umat nasrani akan tertawa dan
berkata, “Sejak kapan Daud dan Salomo jadi nabi?” Maklum, dalam tradisi Kristen
dan Yahudi, Daud dan Salomo bukan nabi, tapi Raja. Atau ketika Muhammad
menyampaikan kisah kejatuhan Adam dan Hawa, dimana dalam kisah itu terbersit
suatu fakta bahwa setan atau iblis juga ada di sorga, orang nasrani akan
tertawa sambil berkata, “Ini orang bodoh atau gila? Bagaimana mungkin setan dan
iblis ada di sorga?“ Maklum, yang diketahui umat nasrani sorga itu diciptakan
hanya untuk orang-orang yang hidup baik, yang berkenan pada Allah, sementara
setan atau iblis adalam sosok jahat, tidak baik dan hidupnya tidak berkenan
pada Allah. Selain itu, umat nasrani juga tahu dari kitab sucinya bahwa Adam
dan Hawa pertama kali tidak berada di sorga, tapi di bumi. Lebih parah lagi
ketika ada wahyu yang mengatakan bahwa Maria adalah putri Imran, orang nasrani
pasti sakit perut karena terpingkal-pingkal mendengar wahyu ini.
Masih
banyak lagi wahyu yang disampaikan Muhammad berbeda dan bertentangan dengan apa
yang telah didengar orang kristen dari kitab sucinya. Artinya, dengan
menggunakan standar kitab sucinya, orang kristen dulu menemukan kesalahan dan
kekeliruan dalam wahyu yang dibawa Muhammad. Dari sini akhirnya mereka
menyimpulkan bahwa Al-Qur’an hanyalah karangan atau rekayasa Muhammad (QS
al-Anbiya: 5; bdk. juga QS Hud: 35; QS al-Furqan: 4; QS Saba: 43; dan QS
al-Ahqaf: 8), dan karena itu juga kenabian Muhammad patut ditolak.
Orang Kristen kemudian menolak
kenabian Muhammad bukan cuma wahyu yang diwartakannya saja, tetapi kehidupannya
yang sama sekali tidak mencerminkan sosok nabi. Jika umat islam menerima dan
menghormati Yesus sebagai nabi, itu lantaran kehidupannya yang suci, ditambah
kriteria yang dibuat islam, yaitu mukjizat. Sebaliknya umat kristiani tidak
menemukan standar itu dalam diri Muhammad. Yang dtemukan justru Muhammad yang
bejat dan biadab. Kebejatan itu terlihat dari menikahi anak usia 6 tahun,
menikahi menantunya sendiri, yang semuanya dilakukan dengan mengatas-namakan
wahyu Allah SWT, menikahi 20-an wanita (tidak termasuk gundik atau selir), dan
masih banyak kebejatan lainnya. Sedangkan kebiadabannya terlihat dari
pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan, baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang tidak hanya sekedar licik tapi juga sadis. Karena itu, pada 1391 Kaisar Byzantium, Manuel II Paleologus, pernah berkata kepada
seorang ilmuwan Persia, “Tunjukkan
padaku apa yang baru yang diajarkan Muhammad, dan yang akan kau temukan
hanyalah kejahatan dan kebiadaban, seperti misalnya perintahnya untuk
menyebarkan agamanya dengan pedang.”
Jadi, bisa disimpulkan bahwa dasar penolakan
orang kristiani atas kenabian Muhammad adalah:
1) Wahyu
yang diwartakannya tidak sesuai dengan tradisi kekristenan yang sudah ada jauh
sebelum Muhammad lahir. Sekedar menyebut contoh, dalam wartanya Muhammad
menyebut Daud sebagai nabi, padahal tak pernah orang nasrani dan Yahudi
menyebut Daud sebagai nabi, tetapi raja. Demikian pula dengan Adam dan Hawa.
Contoh lain, soal kematian Yesus di kayu salib. Orang kristen dan Yahudi, yang
leluhurnya menyaksikan peristiwa itu, mengatakan Yesus yang mati di kayu salib,
sementara wahyu yang disampaikan Muhammad menyatakan bukan Yesus.
2) Kehidupannya
yang tidak sesuai. Bagi para murid Yesus, karena nabi itu utusan Allah, hidup
dekat dengan Allah, maka hidupnya pun haruslah baik, meski tetap diakui bahwa
tak ada manusia yang sempurna. Karena itu, ketika menyaksikan kehidupan
Muhammad yang bejat dan biadab, maka umat kristiani langsung menolak kenabian
Muhammad. Memang tidak menutup adanya sisi baik Muhammad, namun kebaikan itu
tidak lantas menghapus sisi buruknya. Sisi buruk Muhammad dinilai tidak pantas
dilakukan oleh orang yang menyandang gelar “nabi”.
DEMIKIANLAH
dua alasan pokok kenapa orang nasrani tidak mengakui Muhammad sebagai nabi.
Sikap yang berbeda dilakukan orang islam terhadap Yesus (Isa Almasih). Bukan
lantas berarti ini merupakan bentuk ketidak-adilan. Sikap hormat umat islam
terhadap Yesus (Isa Almasih) karena memang Yesus pantas dihormati, sementara
umat kristen tidak menghormati Muhammad sebagai nabi karena memang dia tidak
layak dihormati.
Lingga,
23 November 2021
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar