Kamis, 07 Januari 2021

JANGAN MUDAH MENYERAH PADA PENOLAKAN

 


Robert Foster ‘Bob’ Bennet, politikus dari Partai Republik, pernah berkata, “Sebuah penolakan adalah tidak lebih dari sebuah langkah yang diperlukan dalam meraih sukses.” Hal ini mengandaikan adanya usaha untuk belajar dari kesalahan. Tentulah kita ingat akan keledai, seekor binatang bodoh tapi ia tak pernah jatuh ke dalam lobang yang sama untuk kedua kalinya.

Penolakan adalah bagian dari hidup. Setiap manusia pasti pernah mengalami penolakan. Jika kita sedang menghadapi penolakan: lamaran kerja yang ditolak, cinta yang ditolak, ide yang ditolak; bacalah dulu kisah singkat orang-orang di bawah ini. Orang-orang ini adalah pembuktian bahwa penolakan hanyalah bagian dari sebuah perjalanan kesuksesan:

·        Ide mesin fotokopi Xerox pernah ditolak oleh 20 perusahaan. Baru setelah 7 tahun penolakan itu, mesin fotokopi ini bisa diterima.

·        Alexander Graham Bell disuruh seorang bankir untuk menyingkirkan 'mainan itu'. Sang bankir menolak membeli 'mainan itu' dengan alasan tidak membutuhkannya. 'Mainan itu' adalah telepon. Sekarang ‘mainan itu’ menjadi salah satu barang yang dibutuhkan manusia di muka bumi ini.

·        Sebanyak 33 penerbit telah menolak manuskrip  Chicken Soup For The Soul. Para editornya percaya, kisah nyata pendek yang disusun oleh Jack Canfield dan Mark Victor Hansen ini tidak menjual. Kini, buku tersebut telah terjual lebih dari 100 juta kopi di seluruh dunia dan diterbitkan dalam 54 bahasa.

·        Sebuah organisasi yang terdiri dari para ahli mengatakan usaha Thomas Alfa Edison dalam menciptakan lampu listrik sebagai praktik ilmu pengetahuan yang sia-sia dan  tak ada gunanya mendapatkan perhatian. Namun kini penemuannya itu justru menghubah wajah dunia.

·        Ide cerita Star Wars  karya George Lucas pernah ditolak oleh studio-studio film ternama Hollywood dan setiap jaringan televisi Amerika Serikat. Tetapi kini film tersebut tercatat sebagai salah satu film terlaris sepanjang masa dengan perolehan total sebesar $4.45 miliar. Belum lagi penghasilan dari penjualan merchandise-nya.

Masih ada begitu banyak contoh lagi. Semuanya mau mengatakan bahwa penolakan bukanlah akhir segalanya. Teruslah melangkah dan berjuang dengan keyakinan. 

diambil dari tulisan 7 tahun lalu

Rabu, 06 Januari 2021

ANTARA PASTORAL KBG ATAU KELUARGA

 


Pada akhir tahun 2000 atau 2001, kami pernah menulis sebuah artikel di satu majalah gerejawi (BERKAT atau PETRA?). Judul tulisan tersebut adalah “KBG: Keluarga Basis Gerejawi”. Dalam artikel tersebut kami hendak menyatakan bahwa pastoral keluarga harus didahulukan sebelum komunitas (baca KBG). Artinya Gereja harus memberi perhatikan terlebih dahulu kepada penanganan persoalan dalam keluarga sebelum membentuk KBG.

Sekitar 20 tahun berikutnya kami menyadari bahwa apa yang kami utarakan dalam artikel 20 tahun lalu itu sudah ditegaskan oleh Paus Yohanes Paulus II pada November 1981 lewat Anjuran Apostoliknya, Familiaris Consortio (FC). Kesadaran ini baru muncul setelah kami membaca FC. Memang sebelumnya kami sudah mendengar tentang anjuran apostolik ini dan juga kutipan-kutipan pentingnya. Namun, sebagai satu kesatuan buku, kami baru membacanya di akhir tahun 2020.

Dalam anjuran apostoliknya tersebut Paus Yohanes Paulus II menegaskan bahwa pastoral keluarga, yaitu mendampingi keluarga, “sungguh mendesak.” (no. 65). Karena itulah Bapa Paus menyatakan bahwa di Roma sudah ada Lembaga Tingkat Tinggi untuk mengkaji masalah-masalah keluarga. Paus Yohanes Paulus II menghendaki supaya “para uskup mengusahakan agar sebanyak mungkin imam mengikuti kursus-kursus di situ.” (no. 70). Dalam FC, pendampingan keluarga tidak hanya dikhususkan bagi mereka yang sudah berumah tangga, melainkan juga tindakan awal yang mendahuluinya, yakni pernikahan. Bagi Bapa Paus “pernikahan dan keluarga termasuk nilai-nilai manusiawi yang paling berharga” (no. 1). Karena itu, dibutuhkan reksa pastoral terhadap kedua hal tersebut (no. 66 – 69).

Menjadi pertanyaan, sudahkan Keuskupan Pangkalpinang menjawab harapan Paus itu?

Selasa, 05 Januari 2021

CATATAN HUJAN BULAN DESEMBER

 

Tanggal 29 November saya berangkat meninggalkan Dabo menuju Ujung Beting untuk menetap di sana selama bulan Desember. Perjalanan saya sedikit diganggu oleh hujan dengan intensitas ringan dimulai dari daerah Merawang. Ternyata hujan juga terjadi di Ujung Beting. Hari terakhir bulan November hujan masih turun di wilayah Ujung Beting. Bagaimana catatan hujan di bulan Desember khusus wilayah Ujung Beting?

Jika kita membuat perbandingan dua bulan terakhir (Oktober dan November), maka dapatlah dikatakan grafik curah hujan dengan bulan Desember membentuk pola huruf “U”. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, curah hujan dalam bulan Oktober terbilang cukup tinggi. Ada terdapat 9 hari tidak hujan. Sementara dalam bulan November terlihat terjadinya penurunan intensitas hujan. Dalam bulan November ini terdapat 12 hari dimana hujan sama sekali tidak turun. Curah hujan pun tidak selebat hujan di bulan Oktober. Curah hujan kembali meningkat di bulan Desember.

Sekalipun curah hujan sangat tinggi, tetap saja masih ada beberapa hari tidak turun hujan. Setidaknya ada 9 hari, atau kira-kira seminggu ada 2 hari hujan tidak turun. Hari dimana hujan tidak turun kebanyakan cuacanya berawan. Dalam bulan Desember ini ada 2 hari dengan curah hujan sangat ekstrem, dimana hujan turun seharian sehingga benar-benar membuat udara terasa sangat dingin.

Demikianlah gambaran hujan di bulan Desember. Bulan depan kita akan memantau curah hujan di Dabo Singkep.