Jumat, 06 November 2020

CATATAN HUJAN BULAN OKTOBER

 

Tanggal 2 Oktober saya tiba di Ujung Beting dari pelayanan selama sebulan di Dabo. Saya tiba sekitar jam 12.30 WIB. Kedatangan saya di sana disambut dengan hujan ringan hingga sore menjelang malam. Bagaimana catatan hujan di bulan Oktober ini?

Secara umum dapat dikatakan bahwa bulan Oktober ini curah hujan cukup tinggi, sekalipun tidak setinggi di bulan September. Hari dengan tanpa hujan di bulan ini sedikit lebih banyak dari bulan September. Jika di bulan lalu ada 4 hari tanpa hujan, di bulan ini setidaknya ada 9 hari tanpa hujan. Ini dengan catatan mulai tanggal 25 Oktober saya tidak lagi berada di Ujung Beting. Saya ke Dabo pada Rabu, 28 Oktober. Karena hitungan hari hujan di Ujung Beting dalam bulan Oktober hanya sampai tanggal 25 saja.

Seperti yang telah disampaikan, ada 9 hari di bulan Oktober dimana hujan sama sekali tidak turun. Kesembilan hari itu adalah tanggal 4, 5, 8, 12, 13, 16, 21, 22, 23. Pada hari-hari ini kondisi langit lebih banyak mendung berawan, meski cuaca tetap terasa panas.

Bagaimana hujan di bulan November?

Kamis, 05 November 2020

KISAH INSPIRATIF ALEX W. MILLER


Bagi kebanyakan orang, kelulusan adalah hari yang sangat menyenangkan – puncak dari kerja keras bertahun-tahun. Tetapi kelulusanku... tidak.

Aku ingat akhir pekan dua tahun yang lalu. Keluarga dan teman datang dari berbagai negara untuk melihat kita berjalan di panggung. Tetapi seperti tiap orang di angkatanku, aku melihat keadaan ekonomi berubah dari buruk menjadi semakin buruk. Kita lulusan yang memiliki gelar, tetapi prospek yang sangat terbatas. Banyak lamaran pekerjaanku tidak diterima dan aku tahu pada hari berikutnya, saat rumah yang aku sewa sudah sudah habis waktunya, aku tidak akan lagi memiliki tempat yang disebut rumah.

Kamu tahu perasaan itu, saat kamu bangun dan hanya diliputi oleh ketakutan? Ketakutan terhadap sesuatu yang tidak bisa kamu kendalikan – rasa kegagalan terus menghantui sampai kamu berharap bahwa segala sesuatu yang terjadi sejauh ini hanya mimpi buruk? Perasaan itu terjadi terus menerus dalam hidupku. Sehari seperti seminggu, seminggu seperti sebulan, dan bulan-bulan yang terasa seperti kemelaratan tiada akhir. Dan bagian yang paling membuat aku frustasi adalah tidak peduli berapa kali aku mencoba, aku seperti tidak membuat kemajuan apapun.

Jadi apa yang aku lakukan untuk menjaga kewarasan diriku? Aku menulis. Menulis kata-kata dalam tiap halaman membuat segalanya tampak sedikit lebih jelas – sedikit lebih cerah. Tulisan itu memberiku harapan. Dan jika kamu sangat menginginkan sesuatu... kadang sedikit harapan adalah yang kamu butuhkan!

Aku menyalurkan rasa frustasiku ke dalam sebuah buku anak-anak. Beyond The River adalah sebuah cerita kisah kepahlawanan seekor ikan kecil yang menolak untuk menyerah dalam mewujudkan mimpi-mimpinya.

Dan kemudian suatu hari, tanpa memiliki gelar dalam menulis ataupun kontak dan relasi dalam dunia tulis menulis – hanya dengan kerja keras dan ketekunan – aku ditawari kontrak penerbitan untuk buku pertamaku! Setelah itu, perlahan-lahan segala sesuatu mulai jatuh pada tempatnya. Aku ditawari kontrak untuk buku kedua. Kemudian, beberapa bulan kemudian, aku dipanggil wawancara dengan The Walt Disney Company dan dipekerjakan setelah itu.

Jangan menyerah. Meskipun segala sesuatu terlihat suram sekarang, jangan menyerah. Dua tahun lalu aku meringkuk di mobilku memakan sup dingin. Segala sesuatunya kini berubah. Jika kamu bekerja keras, memberikan waktu, dan tidak menyerah, segala sesuatu akan selalu lebih baik. Seringkali mimpi kita hanya berada di hulu sungai... Apa yang kita butuhkan adalah keberanian untuk mendorong diri kita ke seberang.

diambil dari tulisan 8 tahun lalu

Alex W. Miller adalah seorang penulis yang bekerja di The Walt Disney Company. Dialah yang menulis sebuah buku cerita anak-anak berjudul “Beyond The River”:

Rabu, 04 November 2020

INSPIRASI KISAH KASIH IBU


"Bisa saya melihat bayi saya?" pinta seorang ibu yang baru melahirkan penuh kebahagiaan. Ketika gendongan itu berpindah ke tangannya dan ia membuka selimut yang membungkus wajah bayi lelaki yang mungil itu, ibu itu menahan nafasnya. Dokter yang menungguinya segera berbalik memandang ke arah luar jendela rumah sakit. Bayi itu dilahirkan tanpa kedua belah telinga.

Waktu membuktikan bahwa pendengaran bayi yang kini telah tumbuh menjadi seorang anak itu bekerja dengan sempurna. Hanya penampilannya saja yang tampak aneh dan buruk. Suatu hari anak lelaki itu bergegas pulang ke rumah dan membenamkan wajahnya di pelukan sang ibu yang menangis. Ia tahu hidup anak lelakinya penuh dengan kekecewaan dan tragedi. Anak lelaki itu terisak-isak sambil berkata, "Seorang anak laki-laki besar mengejekku. Katanya, aku ini makhluk aneh."

Anak lelaki itu tumbuh dewasa. Ia cukup tampan dengan cacatnya. Iapun disukai teman-teman sekolahnya. Ia juga mengembangkan bakatnya di bidang musik dan menulis. Ia ingin sekali menjadi ketua kelas. Ibunya mengingatkan, "Bukankah nantinya kau akan bergaul dengan remaja-remaja lain?" Namun dalam hati ibu merasa kasihan dengannya.

Suatu hari ayah anak lelaki itu bertemu dengan seorang dokter yang bisa mencangkokkan telinga untuknya. "Saya percaya saya bisa memindahkan sepasang telinga untuknya. Tetapi harus ada seseorang yang bersedia mendonorkan telinganya," kata dokter. Kemudian, orangtua anak lelaki itu mulai mencari siapa yang mau mengorbankan telinga dan mendonorkannya pada mereka.

Beberapa bulan sudah berlalu. Dan tibalah saatnya mereka memanggil anak lelakinya, "Nak, seseorang yang tak ingin dikenal telah bersedia mendonorkan telinganya padamu. Kami harus segera mengirimmu ke rumah sakit untuk dilakukan operasi. Namun, semua ini sangatlah rahasia." kata sang ayah.

Operasi berjalan dengan sukses. Seorang lelaki baru pun lahirlah. Bakat musiknya yang hebat itu berubah menjadi kejeniusan. Ia pun menerima banyak penghargaan dari sekolahnya.

Beberapa waktu kemudian ia pun menikah dan bekerja sebagai seorang diplomat. Ia menemui ayahnya, "Yah, aku harus mengetahui siapa yang telah bersedia mengorbankan ini semua padaku, ia telah berbuat sesuatu yang besar namun aku sama sekali belum membalas kebaikannya."