Senin, 19 Oktober 2020

MARI MENGOLAH SAMPAH


Hidup kita tak pernah lepas dari sampah. Ada begitu banyak jenis sampah di sekitar kita. Sampah :sering menjadi masalah. Timbunan sampah yang dihasilkan terus bertambah seiring dengan bertambahnya penduduk kota. Sehari setiap warga kota menghasilkan rata-rata 900 gram, dengan komposisi: 70% sampah organik dan 30% sampah anorganik. Yang dimaksud sampah organik adalah sampah yang berasal dari benda hidup, seperti sisa makanan, sisa sayuran, ikan, buah-buah, daun, ranting, ampas kelapa dsbnya. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda buatan seperti plastik, kaleng, besi, plastik air kemasan, plastik sisa sampo, kaca, kain perca dsbnya.

Sebagian besar sampah di kota dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Namun pengolahan di TPA yang sebagian besar dengan sistem open dumping, justru sering menimbulkan masalah, mulai dari masalah kesehatan, pencemaran udara, air, tanah sampai masalah estetika. Beberapa kajian membuktikan, penangganan sampah dengan cara seperti itu akan menghasilkan gas polutan seperti methan, H2S dan NH3. Gas H2S dan NH3 yang dihasilkan, walaupun jumlahnya sedikit, namun dapat menyebabkan bau yang tidak enak.

Sementara itu, masih banyak warga kota yang membuang sampah di sembarang tempat, misalnya sungai, saluran drainase atau rawa-rawa. Akibatnya sampah akan menyumbat saluran sehingga menyebabkan banjir. Di sisi kesehatan tumpukan sampah tersebut akan menjadi salah satu sumber penularan penyakit seperti disentri, kolera, pes, dsbnya.

Selain itu ternyata tidak sedikit warga kota yang menangani sampah dengan cara dibakar. Cara-cara seperti justru dapat menimbulkan masalah serius. Karena sampah yang dibakar akan menghasilkan zat atau gas polutan yang tidak hanya berbahaya bagi lingkungan tetapi juga berbahaya langsung terhadap manusia. Polutan yang dihasilkan akibat pembakaran sampah dapat menyebabkan gangguan kesehatan, pemicu kanker (karsiogenik) bahkan kematian.

Sebagai gambaran, pembakaran 1 ton sampah akan menghasilkan 30 kg gas CO, gas yang jika dihirup akan berikatan sangat kuat dengan hemoglobin darah sehingga dapat menyebabkan tubuh orang menghirup akan akan kekurangan O2 dan menimbulkan kematian. Pembakaran sampah organik juga akan menghasilkan gas methana. Membakar potongan kayu akan menghasilkan senyawa formaldehida yang mengakibatkan kanker. Sampah organik yang masih agak basah seperti daun, ranting, batang, sisa sayuran atau buah jika dibakar tidak akan semua terbakar dan menghasilkan partikel-partikel padat yang akan beterbangan. Satu ton sampah organik akan menghasilkan 9 kg partikel padat yang mengandung senyawa hidrokarbon berbahaya. Salah satu di antaranya adalah benopirena. Menurut beberapa kajian diketahui asap dari pembakaran sampah mengandung benzopirena 350 kali lebih besar dari asap rokok.

Minggu, 18 Oktober 2020

JANGAN BIARKAN ANAK BERMAIN FACEBOOK


Dewasa ini, melihat anak kecil memegang HP bukanlah suatu hal yang aneh. Bukan cuma anak SD saja, melainkan juga anak TK pun sudah terbiasa memegang dan mengutak-atik HP. Malah ada anak yang mempunyai HP jauh lebih canggih dari orangtuanya. Memang awalnya orangtua memberikan HP kepada anaknya agar mudah berkomunikasi dan memudahkan orangtua “mengontrol” anaknya.

Namun sayang orangtua tidak memperhatikan efek lanjut dengan adanya HP itu. Dengan HP itulah anak bisa melakukan apa saja yang dia sukai tanpa kontrol dari orangtua. Salah satunya adalah mengakses facebook.

Apakah facebook itu buruk? Bagaimana dampaknya bagi anak-anak? Para orangtua harus menyadari akan dampak dari facebook itu sehingga dapat mengambil sikap demi tumbuh kembangnya anak-anaknya.

Anak Harus Berhenti Main Facebook

Demam jejaring sosial Facebook saat ini memang bukan hanya melanda orang dewasa. Tak jarang kita jumpai, anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) pun sudah sangat paham menggunakan situs pertemanan di dunia maya tersebut.

Melihat fenomena ini, psikolog anak Dra Rose Mini, MSi mengaku prihatin. Ia  menilai, facebook sebenarnya bukanlah untuk konsumsi anak-anak. Pasalnya, ada ketentuan-ketentuan tertentu yang tidak memperbolehkan seorang anak mengakses situs yang sangat populer itu.

"Facebook bukan konsumsi anak SD. Dalam ketentuan, facebook harus 17 tahun ke atas," tegas wanita yang akrab dipanggil Bunda Romi. Dia juga menyayangkan, banyak orangtua yang justru membuat akun facebook untuk anak mereka. "Saya heran kenapa orangtua mengizinkan. Sebenarnya nggak pake facebook bisa hidup kok," lanjutnya.

Jumat, 16 Oktober 2020

BAGAIMANA SIKAP UMAT ISLAM TERHADAP NON MUSLIM?

Islam adalah agama yang dibawa oleh Muhammad (570 – 650). Pada awal kemunculannya di jesirah Arab agama islam hadir di tengah-tengah masyarakat plural, baik dalam hal suku maupun dalam hal religius. Ka’bah, yang ada di Mekkah dan menjadi pusat penyembahan islam, merupakan pusat religiositas agama-agama yang ada pada waktu itu. Semua simbol keagamaan ada di sana. Namun ketika Muhammad dan kelompoknya kembali ke Mekkah dan menjadi penguasa di sana, simbol-simbol religius tersebut dimusnahkan, dan ka’bah menjadi satu-satunya milik islam.
Sekalipun Mekkah sudah diislamkan, namun tak bisa menutup kemungkinan bahwa di daerah-daerah lain di luar Mekkah (Arab pada umumnya), umat islam hidup bersamaan dengan umat yang bukan pemeluk islam. Dalam islam ada beberapa istilah untuk menyebut umat non islam. AHLUL KITAB adalah orang yang memiliki Kitab Suci. Pada awalnya, umat kristiani dan kaum Yahudi masuk dalam kelompok ini. MUSYRIK adalah orang yang menjadikan bagi Allah sekutu atau tandingan atau meyakini adanya wujud Tuhan selain Allah. KAFIR merupakan orang yang tidak beriman dan tidak beragama islam. Orang Yahudi dan Kristen, yang awalnya masuk kelompok ahlul kitab, dalam perkembangan lanjut menjadi kelompok kaum kafir. Al-Qur’an menegaskan bahwa orang kafir adalah juga orang musyrik, dan orang musyrik adalah juga orang kafir (QS al_Mukminun: 117; QS al-Maidah: 72). Yang terakhir adalah orang MURTAD, yaitu orang yang keluar dari agama islam kembali kepada kekafiran.
Dari penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa semua orang non islam adalah orang kafir. Kaum Ahlul Kitab, lantaran tidak menerima kenabian Muhammad dan Al-Qur’an sebagai kitab suci, dianggap juga kafir, dan orang murtad dituding kembali kepada kekafiran. Karena itulah, semua istilah di atas dapat disatukan dengan istilah kafir. Kaum Ahlul Kitab, kaum musyrik dan orang murtad adalah kelompok orang kafir.
Allah SWT sudah menyatakan bahwa orang kafir merupakan musuh bagi umat islam (QS an-Nisa: 101). Mungkin lantaran tidak menerima Al-Qur’an (yang secara tidak langsung juga tidak menerima Allah SWT) dan Muhammad sebagai nabi, Allah SWT menaruh kebencian yang begitu mendalam terhadap orang kafir. Sekalipun Allah SWT sudah menegaskan bahwa tempat orang kafir sudah pasti di neraka (bdk. QS al-Baqarah: 24 dan QS al-Maidah 10), namun Allah SWT merasa belum merasa puas. Karena itu, dalam kehidupan Allah SWT akan menakut-nakuti atau meneror orang kafir (QS Ali Imran: 151; QS al-Anfal: 12; QS al-Ahzab: 26). Bahkan Allah SWT akan membinasakan orang kafir (QS Ali Imran: 141).
Bagaimana sikap umat islam ini terhadap orang kafir? Apa yang diperintahkan Allah SWT kepada umat-Nya terhadap kaum kafir?