Senin, 15 Juli 2019

FOTO-FOTO OGF 13 MARET 2019




JANGAN HANYA PEMBENARAN, BUKTIKAN KEBENARAN


Ketika menyaksikan sidang sengka pilpres 2019 lalu, tak sedikit orang terpukau dengan argumen-argumen yang diberikan, baik oleh kuasa hukum maupun para saksi dari tim 01, pasangan Prabowo – Sandi. Bahkan argumen-argumen, yang terkesan benar itu sudah dibangun sebelum sidang dimulai. Karena itu, tak heran bila ada beberapa tokoh menyatakan bahwa akan terjadi kejutan dalam putusan akhir sidang tersebut.
Akan tetapi, semua rakyat Indonesia akhirnya tahu bahwa semua argumen yang dibangun pihak 01 digugurkan oleh MK. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kebenaran-kebenaran yang mereka paparkan adalah tidak benar. Lho, koq bisa begitu?
Hal inilah yang diuraikan dalam blog budak-bangka 5 tahun lalu, persisnya pada 15 Juli 2014 lewat judul tulisan “Pembenaran Bukanlah Sebuah Kebenaran”. Tulisan tersebut diberi label refleksi, artinya lahir dari sebuah pengalaman yang kemudian direfleksikan. Lewat tulisan tersebut penulis hendak menawarkan refleksinya tersebut supaya pembaca tidak hanya berhenti pada pembenaran tetapi berlanjut pada pembuktian kebenaran.
Dikemas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang sederhana dan ringan sehingga pembaca mana pun dapat dengan mudah mengikutinya. Tawaran refleksi yang diberikan sangat berguna bagi kehidupan. Lebih lanjut mengenai isi refleksi tulisan tersebut langsung saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!

Minggu, 14 Juli 2019

PAUS FRANSISKUS: MIGRAN ADALAH MANUSIA, BUKAN HANYA MASALAH SOSIAL


Orang-orang Kristen dipanggil untuk mengikuti semangat sabda bahagia dengan menghibur orang miskin dan tertindas, terutama migran dan pengungsi yang ditolak, dieksploitasi dan dibiarkan mati, demikian ujar Paus Fransiskus dalam homilinya pada misa 8 Juli untuk memperingati ulangtahun keenam kunjungannya ke pulau Mediterania, bagian selatan Lampedusa. Mereka yang terkecil, yang dibuang, dipinggirkan, ditindas, disingkirkan, disalah-gunakan, dieksploitasi, ditinggalkan, miskin dan menderita berseru kepada Tuhan, meminta untuk dibebaskan dari kejahatan yang menimpa mereka.
“Mereka adalah manusia, bukan semata-mata masalah sosial atau migran. Ini bukan hanya tentang migran, dalam arti bahwa migran adalah manusia dan mereka adalah simbol dari semua yang ditolak oleh masyarakat global saat ini,” papar Paus Fransiskus.
Menurut Vatikan, sekitar 250 migran, pengungsi dan relawan menghadiri misa yang dirayakan di Basilika Santo Petrus. Paus Fransiskus menyapa setiap orang yang hadir setelah misa. Dalam homilinya, Paus Fransiskus merenungkan bacaan pertama dari Kitab Kejadian, dimana Yakob memimpikan tangga menuju surga dan utusan Allah naik turun di atasnya.
Tidak seperti menara Babel, yang merupakan upaya umat manusia untuk mencapai surga dan menjadi dewa, tangga dalam mimpi Yakob adalah sarana yang digunakan Tuhan untuk turun ke umat manusia dan menyatakan diri; Tuhan-lah yang menyelamatkan, jelas Paus Fransiskus. “Tuhan adalah tempat perlindungan bagi umat beriman, yang memanggilnya pada masa krisis besar.”