Kamis, 09 Juni 2016

Orang Kudus 9 Juni: St. Diana, Sisilia & Amata

BEATA DIANA, SESILIA & AMATA, PERAWAN
Santo Dominikus memperluas karyanya ke Italia dan memilih kota Bologna sebagai pusat karyanya karena buah-buah pikirannya diterima baik di Universitas Bologna.
Pada mulanya karya Dominikus di kota ini tidak terlalu berhasil. Banyak rintangan menghadang, terutama karena Tuan Andalo, seorang tuan tanah yang berkuasa di Bologna, tidak suka pada agama Kristen. Meski demikian, Dominikus tidak putus asa. Tuhan tetap memberkati karyanya dan memberinya jalan keluar dari segala kesulitan. Lewat Diana, puteri kesayangan Andalo, Dominikus mendapat jalan keluar untuk menanamkan pengaruhnya di Bologna.
Diana menjadi sahabat baik Dominikus, dan sangat tertarik pada ajaran iman katolik. Ia lalu memutuskan untuk mengikuti pelajaran agama dan ingin menjadi biarawati. Ia yakin bahwa ia dapat membujuk ayahnya dan keluarganya untuk tidak bersikap antipasti terhadap agama katolik. Kecuali itu, ia merasa yakin sekali bahwa ayahnya akan bersikap lunak dan akan membantu mendirikan sebuah biara Dominikan di kota Bologna.
Tetapi apa yang diyakininya tidak terjadi dengan mulus. Tatkala ia memberitahukan kepada ayahnya dan seluruh anggota keluarganya tentang niat sucinya untuk menjadi biarawati, ia dimarahi dan cita-citanya ditolak mentah-mentah. Menghadapi kemarahan dan penolakan itu, Diana segera mengambil keputusan berani untuk meninggalkan rumah dan lari mencari perlindungan pada para imam Agustinian di Roxana. Keputusan ini dilaksanakan secara diam-diam. Hal ini sangat mengejutkan keluarganya. Mereka segera mencari Diana. Akhirnya mereka menemukan dia di Biara Roxana, dan membawanya pulang ke rumah. Di sana ia dipukul dan dikurung dalam sel. Tetapi beberapa hari kemudian Diana berhasil meloloskan diri dan kembali ke Roxana. Keluarga tidak berusaha mencarinya lagi.
Beato Yordan dari Saxon turut berusaha menenangkan keluarganya dan melembutkan hati tuan Andalo bersama anak-anaknya yang lain. Usaha Yordan ini disambut dengan baik dan berhasil. Tuan Andalo bersama anak-anaknya dapat menerima panggilan Diana, dan membantu mendirikan sebuah biara kecil bagi para Dominikan. Biara kecil ini kemudian dihuni Diana bersama 4 orang kawannya. Cara hidup mereka menarik banyak orang sehingga dalam waktu relatif singkat mereka mendapat tambahan anggota baru. Dua orang dari anggota baru adalah Sisilia dan Amata, sahabat karib Diana. Bersama Diana, Sisilia dan Amata berkembang dalam hidup rohani dan dalam pengabdian tulus kepada Allah. Kemudian mereka digelari ‘beata’ oleh Gereja pada tahun 1891.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Rabu, 08 Juni 2016

Alasan Batman Berantam dengan Superman

Karena tertarik melihat serunya tayangan iklan film Batman vs Superman, Yudhi akhirnya memutuskan untuk menonton film tersebut. Keesokan harinya ia bercerita kepada teman-temannya.
Yudhi           : Kalian sudah nonton film duel Batman dan Superman?
Teman         : Belum.
Antony         : Sepertinya seru banget tuh.
Johny          : Koq mereka jadi berkelahi ya?
Yudhi       : Semalam aku nonton filmnya. Kenapa mereka berantam, ternyata masalahnya sepele.
Antony         : Apaan tuh?
Yudhi                    : Superman ngejek Batman punya sayap tapi gak bisa terbang. Bisanya cuma bergelayutan kayak monyet. Lalu dibalas Batman yang mengatakan Superman itu cuma menang otot doang, otaknya idiot. Pake celana dalam aja salah. Karena ledakan-ledakan inilah akhirnya keduanya berantam.
Teman         : @%$#*&%^$ ????
Pangkalpinang, 21 April 2016
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Senin, 06 Juni 2016

Membuat Ketidak-nyamanan Menjadi Nyaman

EKSPERIMENKU: KENYAMANAN
Pada 24 Mei 2016, sekitar pukul 15.45 WIB, wilayah keuskupan dan sekitarnya diguyur hujan lumayan lebat. Saat itu saya sedang jogging mengitari kompleks wisma. Spontan mata saya tertuju pada kolong gorong antara ruang TV dan kapel. Biasanya di kolong itu ada anak anjing menikmati istirahat siangnya. Sekedar informasi, anak anjing ini memiliki trauma dengan saya. Melihat saya ia selalu ketakutan. Dan sebagai ungkapan ketakutan ia selalu menggonggong. Segera gagasan untuk melakukan eksperimen kecil muncul di benakku.
Awalnya anak anjing ini sama sekali tidak terganggu dengan turunnya hujan. Ia merasa nyaman di kolong itu. Namun ketika hujan kian deras, dan air hujan mulai membasahi kolong, anjing ini mulai terasa tidak nyaman. Hal ini sudah kuduga. Dan seperti biasa, secara naluri, siapa dan apapun, akan berusaha meninggalkan ketidak-nyamanan dan mencari situasi nyaman. Demikian halnya dengan anak anjing itu.
Anak anjing itu mulai meninggalkan kolong. Akan tetapi, saya berdiri sekitar 3 langkah dari mulut kolong. Melihat saya, anak anjing langsung menggonggong. Saat kepalanya mau keluar, saya maju satu langkah. Anak anjing itu menggonggong sambil mundur ke dalam kolong. Ketika ia mundur, saya kembali ke posisi semula. Begitulah situasinya. Ketika anak anjing itu hendak keluar, saya maju satu langkah, dan ia mundur kembali sambil menggonggong. Sementara hujan terus mengguyur, hanya tingkat intensitasnya mulai menurun.
Dari dalam kolong anak anjing itu terus menggonggong. Situasi ini berlangsung kurang lebih sekitar 25 menit. Setelah itu, tak terdengar lagi bunyi gonggongan anak anjing itu. Hujan tinggal rintik-rintik saja. Dari kejauhan saya melihat anak anjing itu mengambil posisi tidur.
Dari sini dapat dilihat beberapa kesimpulan. Ketika menghadapi situasi tak nyaman (daerah kolong basah), anak anjing, secara naluri, berusaha untuk keluar dari situasi tidak nyaman itu. Namun ia menemukan penghalang (dalam hal ini saya). Karena tidak dapat mengatasi penghalang ini, anak anjing ini akhirnya memutuskan untuk bertahan di bawah kolong, meski situasinya tidak nyaman. Dengan kata lain, anak anjing ini menikmati ketidak-nyamanan sampai akhirnya merasa nyaman.
Namun, masih ada satu dua pertanyaan yang belum bisa terjawab. Kesimpulan di atas terjadi karena nilai ketidak-nyamanan lebih rendah daripada penghalangnya. Bagaimana jika seandainya nilai ketidak-nyamanan itu sama atau lebih besar dari penghalang, apakah anak anjing itu tetap menikmati ketidak-nyamanannya? Dalam kasus di atas, daerah kolong hanya sekedar basah. Bagaimana kalau air menggenangi kolong sehingga situasi benar-benar sangat tidak nyaman? Mungkin suatu saat saya akan mencobanya.