Sabtu, 23 April 2016

Orang Kudus 23 April: St. Gregorius

SANTO GREGORIUS, MARTIR
Gregorius adalah seorang perwira Romawi Kristen yang gagah berani pada masa pemerintahan kaisar Diokletianus (284 – 305), dan Kaisar Maximian (286 – 308). Semula ia sangat dihargai oleh kaisar karena hubungannya yang baik dengan rakyat, dan bertugas membela kepentingan rakyat jelata di hadapan penguasa kekaisaran. Dalam kedudukannya ini, ia membantu banyak orang terutama orang-orang miskin, janda dan para yatim piatu. Ketika Kaisar Diokletianus melancarkan penganiayaan terhadap orang-orang Kristen, Gregorius sebagai wakil rakyat dan ksatria sejati, tanpa takut-takut melindungi orang-orang Kristen, bahkan berani mengecam perbuatan keji kaisar. Oleh karena itu ia ditangkap dan disiksa sehebat-hebatnya. Ia mati demi kepentingan Gereja Kristus di Diospolis, Palestina (sekarang: Lydda, Israel) pada tahun 300, enam tahun sebelum Konstantinus Agung naik takhta.
Di kemudian hari keperwiraan Gregorius diwarnai dengan banyak cerita menarik yang melukiskan dia sebagai pejuang yang gagah berani dan jujur demi tegaknya keadilan dan kebaikan umum. Ia memenangkan kejahatan dengan mati bagi Kristus dan Gereja-Nya. Sejak abad VIII namanya sudah dikenal luas di seluruh Gereja. Ia diangkat sebagai pelindung suci bagi Kerajaan Inggris, dan pelindung militer karena keberaniannya menolong sesamanya yang menderita.
Sebuah legenda popular tentang Santo Gregorius mengisahkan bahwa Gregorius berasal dari Kapadokia, Asia Kecil. Dalam suatu perjalanannya ia melewati kota Silena, Lybia, Afrika. Konon kota itu (pada abad III) diancam oleh seekor naga raksasa. Naga ini gemar makan manusia. Setiap malam penduduk membuang undi untuk menetapkan siapa yang harus menjadi mangsa naga itu. kalau tidak ada korban, naga itu akan mengamuk.
Suatu ketika undian jatuh pada puteri raja sendiri. Tetapi terjadilah keajaiban pada waktu itu. pada saat gawat itu tiba-tiba muncullah di hadapan gadis itu seorang ksatria muda menunggang seekor kuda. Ia mendekati gadis itu dan menyapanya dengan halus, “Mengapa tuan puteri menangis?” Dengan tersendat-sendat gadis malang itu menceritakan nasibnya. Seketika itu juga naga raksasa itu menyembul keluar dari celah rawa-rawa hendak menerkam gadis itu. tetapi Gregorius, ksatria pemberani itu, berteriak dari atas kuda, “Atas nama Kristus!” Langsung ia menerjang-nerjang naga itu, menusuk tombak ke dalam moncong naga itu dan memenggal kepalanya dengan pedangnya. Seluruh rakyat kagum dan bersyukur karena tuan puteri dan mereka semua telah terhindar dari bahaya maut.
Penduduk kota Silena takjub pada Gregorius sehingga banyak di antara mereka kemudian menjadi Kristen. Kepada raja ia meminta agar ia memelihara orang-orang miskin dan mendirikan gereja-gereja, merayakan kurban misa dan menghormati para imam.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Jumat, 22 April 2016

Orang Kudus 22 April: St. Yosef Moscati

SANTO YOSEF MOSCATI, PENGAKU IMAN
Tak banyak yang dapat diketahui mengenai orang kudus ini. Yosef lahir pada tahun 1880. Ia kemudian menjadi dokter yang berhasil menyelamatkan banyak penderita sakit jiwa dari bahaya letusan gunung api di Vesuvio, Italia. Ia kemudian menjadi seorang ahli riset dan mahaguru kedokteran di Universitas Napoli sambil tetap membantu orang-orang miskin dan terlantar dengan cuma-cuma. Oleh karena itu, ia mempunyai pengaruh besar di kalangan umat sebagai rasul awam yang terpelajar dan rendah hati. Yosef meninggal dunia pada tahun 1927.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:

Orang Kudus 22 April: St. Maria Gabriella

BEATA MARIA GABRIELLA, PENGAKU IMAN
Maria Sagheddu lahir pada 17 Maret 1914 di Dorgali, Sardina, Italia. Ketika masih kecil Maria dikenal sebagai anak yang keras kepala, kritis, suka memprotes, tatapi ia juga taat dan setia. Maria dapat menolak permintaan, tetapi kemudian ia menjalankannya juga.
Ketika beranjak dewasa, Maria menjadi semakin lembut, dan tingkat kemarahannya berkurang. Maria mulai terlibat dalam doa serta pelayanan, dan bergabung dengan Azione Cattolic, sebuah kelompok orang muda katolik.
Pada usia 21 tahun Maria memutuskan untuk bergabung dengan biara Trappist di Grottaferrata. Ketika dalam masa novisiat Maria cemas akan kemungkinan ia dipindahkan. Maria mengikrarkan kaulnya, dan memperoleh nama baru: Maria Gabriella. Saat Abdis biara meminta doa bagi persatuan umat Kristen, Maria berdoa dan mempersembahkan dirinya. Maria yang sebelumnya sehat, tiba-tiba saja terserang tuberculosis.
Maria Gabriella meninggal dunia pada 23 April 1939 di Biara Trappist di Grottaferrata, Roma, Italia. Pada 25 Januari 1983 ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
Baca juga orang kudus hari ini: