SANTO GREGORIUS, MARTIR
Gregorius adalah seorang
perwira Romawi Kristen yang gagah berani pada masa pemerintahan kaisar
Diokletianus (284 – 305), dan Kaisar Maximian (286 – 308). Semula ia sangat
dihargai oleh kaisar karena hubungannya yang baik dengan rakyat, dan bertugas
membela kepentingan rakyat jelata di hadapan penguasa kekaisaran. Dalam kedudukannya
ini, ia membantu banyak orang terutama orang-orang miskin, janda dan para yatim
piatu. Ketika Kaisar Diokletianus melancarkan penganiayaan terhadap orang-orang
Kristen, Gregorius sebagai wakil rakyat dan ksatria sejati, tanpa takut-takut
melindungi orang-orang Kristen, bahkan berani mengecam perbuatan keji kaisar. Oleh
karena itu ia ditangkap dan disiksa sehebat-hebatnya. Ia mati demi kepentingan
Gereja Kristus di Diospolis, Palestina (sekarang: Lydda, Israel) pada tahun 300,
enam tahun sebelum Konstantinus Agung naik takhta.
Di kemudian hari keperwiraan
Gregorius diwarnai dengan banyak cerita menarik yang melukiskan dia sebagai
pejuang yang gagah berani dan jujur demi tegaknya keadilan dan kebaikan umum. Ia
memenangkan kejahatan dengan mati bagi Kristus dan Gereja-Nya. Sejak abad VIII
namanya sudah dikenal luas di seluruh Gereja. Ia diangkat sebagai pelindung suci
bagi Kerajaan Inggris, dan pelindung militer karena keberaniannya menolong
sesamanya yang menderita.
Sebuah legenda popular tentang
Santo Gregorius mengisahkan bahwa Gregorius berasal dari Kapadokia, Asia Kecil.
Dalam suatu perjalanannya ia melewati kota Silena, Lybia, Afrika. Konon kota
itu (pada abad III) diancam oleh seekor naga raksasa. Naga ini gemar makan
manusia. Setiap malam penduduk membuang undi untuk menetapkan siapa yang harus
menjadi mangsa naga itu. kalau tidak ada korban, naga itu akan mengamuk.
Suatu ketika undian jatuh
pada puteri raja sendiri. Tetapi terjadilah keajaiban pada waktu itu. pada saat
gawat itu tiba-tiba muncullah di hadapan gadis itu seorang ksatria muda
menunggang seekor kuda. Ia mendekati gadis itu dan menyapanya dengan halus, “Mengapa
tuan puteri menangis?” Dengan tersendat-sendat gadis malang itu menceritakan
nasibnya. Seketika itu juga naga raksasa itu menyembul keluar dari celah
rawa-rawa hendak menerkam gadis itu. tetapi Gregorius, ksatria pemberani itu,
berteriak dari atas kuda, “Atas nama Kristus!” Langsung ia menerjang-nerjang
naga itu, menusuk tombak ke dalam moncong naga itu dan memenggal kepalanya
dengan pedangnya. Seluruh rakyat kagum dan bersyukur karena tuan puteri dan
mereka semua telah terhindar dari bahaya maut.
Penduduk kota Silena takjub
pada Gregorius sehingga banyak di antara mereka kemudian menjadi Kristen. Kepada
raja ia meminta agar ia memelihara orang-orang miskin dan mendirikan
gereja-gereja, merayakan kurban misa dan menghormati para imam.
sumber: Iman Katolik
Baca juga orang kudus hari ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar