Sabtu, 21 Maret 2015

Renungan Hari Sabtu Prapaskah IV - B

Renungan Hari Sabtu Prapaskah IV, Thn B/I
Bac I    Yer 11: 18 – 20; Injil                        Yoh 7: 40 – 53;

Hari ini bacaan pertama diambil dari Kitab Nabi Yeremia. Di sini lebih diungkapkan ratapan atau keluh kesah Nabi Yeremia kepada Tuhan. Inti ratapan Yeremia adalah sikap orang-orang Israel yang menolak pewartaannya. Umat Yahudi bukan saja menolak dirinya, melainkan juga hendak membinasakan dia. Akan tetapi, Nabi Yeremia tidak gentar menghadapi mereka. Yeremia menyerahkan semua perkaranya kepada Tuhan, karena dia yakin Tuhan itu maha adil.

Gambaran Nabi Yeremia adalah juga gambaran Tuhan Yesus. Injil hari ini kembali melanjutkan pertentangan antara Tuhan Yesus dengan sekelompok orang Yahudi, secara khusus para pemuka jemaat. Seperti dalam bacaan pertama, mereka juga hendak melenyapkan Tuhan Yesus. Semua itu diladasi pada perasaan iri hati dan kesombongan diri. Mereka iri hati akan popularitas Tuhan Yesus dan tidak mau menerima hal itu. Mereka merasa merekalah yang paling hebat. Umat harus mendengarkan mereka.

Iri hati dan sombong timbul karena orang tidak bisa menerima diri apa adanya. Orang merasa dirinyalah yang paling hebat, melebihi siapapun. Karena itu, ketika ada orang lain tampil lebih dari dirinya, muncullah perasaan iri hati dan berusaha menyingkirkan orang tersebut. Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita bahwa sikap sombong dan iri hati dapat merusak relasi kita, baik dengan Tuhan maupun dengan sesama. Tuhan menghendaki agar kita menanamkan sikap syukur, mau menerima diri apa adanya. Dengan sikap ini kita akan dapat melihat kelebihan dan keunggulan orang lain tanpa adanya rasa iri hati.

by: adrian

Jumat, 20 Maret 2015

Tanya pada Orang Mati

Karena ngotot memberlakukan hukuman mati, hubungan Indonesia dengan pemerintah Brasil sedikit memanas. Maklum, dari sekian terpidana mati kasus narkoba, terdapat warga Negara Brasil. Namanya Julian. Gara-gara masalah ini, Brasil menolak penugasan Duta Besar Indonesia untuk Brasil.

Dalam pertemuan internasional, Perdana Menteri Brasil bertengkar dengan Presiden Indonesia, berkaitan dengan pelaksanaan hukuman mati yang menimpa warga Negara Brasil.

PI      : Kenapa Anda tolak dubes kami?

PM     : Saya protes atas hukuman mati warga saya.

PI      : Kan tidak ada hubungannya dengan dubes. Jangan intervensi kedaualatan hukum kami.

PM    : Bukan saya mau campuri urusan kalian. Itu hak kalian. Saya protes karena warga kami yang dihukum mati tidak mendapatkan haknya.

PI      : Hak apa lagi?

PM    : Anda tidak tahu kalau mereka berhak didampingi petugas rohani. Warga saya harus didampingi pastor.

PI      : Oh, itu toh masalahnya. Begini saudara, kami sudah menawarkan kepada Julian seorang pastor. Tapi dia sendiri menolak.

PM     : Tak mungkin!

PI      : Kalau Anda tak percaya, Tanya aja sendiri ke Julian.

PM     : *&%^$#@&%&$?????
Pangkalpinang, 24 Februari 2015
by: adrian
Baca juga humor lainnya:

Renungan Hari Jumat Prapaskah IV - B

Renungan Hari Jumat Prapaskah IV, Thn B/I
Bac I    Keb 2: 1a, 12 – 22; Injil          Yoh 7: 1 – 2, 10, 25 – 30;

Bacaan pertama hari ini diambil dari Kitab Kebijaksanaan. Dalam kitabnya, penulis menjelaskan tentang nasib Anak Allah, yang mau dibunuh oleh orang-orang sebangsanya sendiri. Penulis melukiskan sedikit detail bagaimana peristiwa itu terjadi, yaitu mulai dari penganiayaan dan penyiksaan hingga berakhir dengan hukuman mati. Di sini penulis kitab ini mau mengatakan kepada pembacanya bahwa “orang baik” akan selalu mendapat tantangan dalam usahanya menyebarkan kebaikan dan kebenaran. Tantangan itu bisa berakhir pada kematian.

Apa yang disampaikan dalam bacaan pertama, tersirat juga dalam Injil hari ini. Bisa dikatakan bahwa apa yang digambarkan penulis Kitab Kebijaksanaan merupakan gambaran Tuhan Yesus. Dengan kata lain, Tuhan Yesus adalah pemenuhan nubuat Kitab Kebijaksanaan. Sosok Anak Allah dalam bacaan pertama mengacu pada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sendiri, dalam Injil, sudah mengatakan bahwa orang-orang Yahudi berusaha membunuh Dia. Alasan kenapa orang ingin membunuh Tuhan Yesus dapat dikaitkan dengan apa yang diungkapkan penulis Kitab Kebijaksanaan (ay. 12 – 16).

Seringkali kita jumpai orang-orang yang mempunyai niat baik selalu tersingkir dalam kehidupan. Dalam Gereja pun terjadi hal demikian. Pada 10 Maret 1977 Bunda Maria sudah menyatakan bahwa ada beberapa imam yang setia disingkirkan, sementara imam yang buruk, yang hanya mementingkan kepentingan pribadi, dihargai dan ditempatkan pada kedudukan yang besar (lih. Marian Centre Indonesia, Kepada Para Imam: Putra-putra Terkasih Bunda Maria, hlm 284 – 285). Tak jarang juga kita seperti orang Yahudi yang berusaha membungkam suara kebaikan dan kebenaran dari orang-orang baik itu. Melalui sabda-Nya ini, Tuhan mengajak kita untuk tidak seperti orang Yahudi itu. Tuhan menghendaki supaya kita menjadi pejuang-pejuang kebaikan dan kebenaran dalam hidup.

by: adrian