Sabtu, 22 November 2014

Renungan Hari Sabtu Biasa XXXIII - Thn II

Renungan Hari Sabtu Biasa XXXIII, Thn A/II
Bac I    Why 11: 4 – 12; Injil             Luk 20: 27 – 40;

Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Wahyu kepada Yohanes, bercerita tentang kebangkitan orang-orang pilihan Allah. Dikatakan bahwa orang-orang pilihan Allah telah melakukan apa yang diperintahkan Tuhan kepada mereka, yaitu mewartakan kebenaran dan kebajikan. Akan tetapi, selalu saja muncul musuh yang pada akhirnya membunuh mereka. Mayat mereka dibiarkan begitu saja, karena orang-orang yang tidak sehaluan dengan mereka, tidak percaya kepada kebangkitan. Namun, sebagaimana yang dikatakan Yohanes, mereka hidup kembali setelah roh kehidupan dari Allah masuk ke dalam diri mereka. Setelah kebangkitan itu, para orang pilihan Allah ini akhirnya naik ke surga.

Tema kebangkitan juga ditekankan dalam Injil hari ini. Injil bercerita tentang pertanyaan orang Saduki, yang tidak percaya akan kebangkitan, kepada Tuhan Yesus. Orang Saduki berpikir bahwa kehidupan setelah kebangkitan sama saja dengan kehidupan sebelum kebangkitan. Karena itulah, mereka lebih memilih untuk tidak percaya akan kebangkitan. Hal inilah yang dikoreksi oleh Tuhan Yesus. Sekalipun hidup, namun hidup sebelum bangkit dan sesudah bangkit itu berbeda. Orang yang bangkit akan hidup dengan cara yang berbeda. Di sini Tuhan Yesus mau menekankan bahwa setelah mati, manusia akan bangkit kembali setelah menerima roh kehidupan yang berasal dari Allah. Sebab, Allah itu adalah Allah yang hidup.

Masih ada orang yang merasa cemas akan nasib dari saudara-saudarinya yang sudah meninggal. Seorang ibu merasa cemas akan nasib putranya yang baru meninggal: siapa yang akan mengurusnya nanti, siapa yang akan merawatnya, siapa yang akan menjaganya, dll. Orang ini sebenarnya percaya akan kebangkitan, namun masih berpikir bahwa orang bangkit akan hidup sebagaimana manusia pada umumnya. Sabda Tuhan hari ini hendak mengoreksi cara pandang seperti ini. Tuhan menyadarkan kita bahwa kebangkitan mengubah cara hidup orang yang telah mati. Orang yang bangkit memiliki cara hidup yang berbeda dari sebelumnya.

by: adrian

Jumat, 21 November 2014

Harus Ada Bukti

Suatu senja seorang bapak datang menghadap Bapak Uskup. Ia melaporkan kasus skandal imam dengan isteri orang.

Uskup : Menurut kamu, mau diapakan imam itu?

Bapak : Terserah Bapak Uskup saja. Yang penting imam itu harus diberi sanksi. Bukankah tindakannya itu sudah melanggar aturan?

Uskup : Apa kamu punya bukti untuk menguatkan laporanmu? Misalnya foto atau rekaman video aksi mereka.

Bapak    : Wah, kalau itu saya tak punya bukti. Kan tak mungkin saya menyelinap dan memfoto mereka berduaan. Kalau saya tahu, sudah pasti saya akan mencegah.

Uskup : Gimana saya bisa memberi sanksi bila tak ada bukti? Masak saya musti menghukum yang tak terbukti bersalah?

Bapak  : Jadi, Bapak Uskup tak percaya kalau tak ada bukti?

Uskup : Ya.

Bapak  : Amat sangat menyedihkan!

Uskup : Kenapa?

Bapak : Tuhan Yesus pernah berkata, “Berbahagialah yang tidak melihat namun percaya.” Jadi, sekalipun tak ada bukti, tapi mau percaya.


Uskup : %$#@*&^6%$??????
Pangkalpinang, 3 November 2014
by: Adrian
Baca juga humor lainnya:
1.      Minum Kopi Paste

Renungan Hari Jumat Biasa XXXIII - Thn II

Renungan Hari Jumat Biasa XXXIII, Thn A/II
Bac I    Why 10: 8 – 11; Injil             Luk 19: 45 – 48;

Injil hari ini berkisah tentang tindakan Tuhan Yesus yang “membersihkan” Bait Allah dari kekotoran. Kekotoran itu terlihat dari adanya aktivitas jual beli, pemerasan, penipuan, dll, yang semuanya itu mendatangkan korban pada kaum kecil. Padahal orang datang ke Bait Allah bertujuan bertemu dengan Allah dalam doa. Jadi, ada ketidak-sesuaian fungsi dari Bait Allah itu, sehingga Tuhan Yesus marah dan membersihkannya. Di sini Tuhan Yesus hendak mengembalikan fungsi Bait Allah sebagaimana seharusnya. Karena itulah Tuhan Yesus mewartakan fungsi Bait Allah, yaitu sebagai rumah doa.

Permintaan pewartaan juga dialami oleh Yohanes. Dalam Kitab Wahyu, yang menjadi bacaan pertama, Yohanes diminta untuk mewarta atau bernubuat. “Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja.” (ay. 11). Tentulah pewartaan yang dikehendaki Tuhan adalah pewartaan agar umat manusia kembali ke jalan yang benar. Dengan kata lain, Yohanes diminta untuk bernubuat tentang jati diri manusia; mengajak manusia untuk hidup sebagaimana mestinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, tak jarang kita menemukan adanya penyimpangan-penyimpangan, baik itu terjadi di luar diri kita maupun di dalam diri kita. Ada perilaku-perilaku yang tidak pantas. Ada tindakan-tindakan yang tidak layak. Ada sarana-sarana yang digunakan tidak pada tempatnya, dan lain sebagainya. Terhadap semuanya ini, kita dipanggil untuk membenahinya. Kita diajak untuk menyampaikan apa yang seharusnya, apa yang sepantasnya dan apa yang layak. Tuhan menghendaki supaya kita berperan demi terciptanya tatanan hidup yang sesuai dengan kehendak Allah.

by: adrian