Renungan Hari Sabtu
Biasa XXXIII, Thn A/II
Bac I Why 11: 4 – 12; Injil Luk 20: 27 – 40;
Bacaan pertama, yang diambil dari Kitab Wahyu kepada Yohanes,
bercerita tentang kebangkitan orang-orang pilihan Allah. Dikatakan bahwa
orang-orang pilihan Allah telah melakukan apa yang diperintahkan Tuhan kepada
mereka, yaitu mewartakan kebenaran dan kebajikan. Akan tetapi, selalu saja
muncul musuh yang pada akhirnya membunuh mereka. Mayat mereka dibiarkan begitu
saja, karena orang-orang yang tidak sehaluan dengan mereka, tidak percaya
kepada kebangkitan. Namun, sebagaimana yang dikatakan Yohanes, mereka hidup
kembali setelah roh kehidupan dari Allah masuk ke dalam diri mereka. Setelah kebangkitan
itu, para orang pilihan Allah ini akhirnya naik ke surga.
Tema kebangkitan juga ditekankan dalam Injil hari ini. Injil
bercerita tentang pertanyaan orang Saduki, yang tidak percaya akan kebangkitan,
kepada Tuhan Yesus. Orang Saduki berpikir bahwa kehidupan setelah kebangkitan
sama saja dengan kehidupan sebelum kebangkitan. Karena itulah, mereka lebih
memilih untuk tidak percaya akan kebangkitan. Hal inilah yang dikoreksi oleh
Tuhan Yesus. Sekalipun hidup, namun hidup sebelum bangkit dan sesudah bangkit
itu berbeda. Orang yang bangkit akan hidup dengan cara yang berbeda. Di sini
Tuhan Yesus mau menekankan bahwa setelah mati, manusia akan bangkit kembali
setelah menerima roh kehidupan yang berasal dari Allah. Sebab, Allah itu adalah
Allah yang hidup.
Masih ada orang yang merasa cemas akan nasib dari
saudara-saudarinya yang sudah meninggal. Seorang ibu merasa cemas akan nasib
putranya yang baru meninggal: siapa yang akan mengurusnya nanti, siapa yang
akan merawatnya, siapa yang akan menjaganya, dll. Orang ini sebenarnya percaya
akan kebangkitan, namun masih berpikir bahwa orang bangkit akan hidup
sebagaimana manusia pada umumnya. Sabda Tuhan hari ini hendak mengoreksi cara
pandang seperti ini. Tuhan menyadarkan kita bahwa kebangkitan mengubah cara
hidup orang yang telah mati. Orang yang bangkit memiliki cara hidup yang
berbeda dari sebelumnya.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar