Renungan
Hari Rabu Biasa X, Thn II
Bac I 1Raj 18: 20-39 ;
Injil Mat 5: 17-19
Kerap terdengar terkait dengan
Tuhan Yesus muncul istilah atau gelar yang mengaitkan-Nya dengan sosok tokoh
Perjanjian Lama. Misalnya, Yesus disebut sebagai Adam Baru, Musa Baru atau Elia
Baru. Dan masih banyak contoh lainnya. Bacaan liturgi hari ini hendak
memberitahu kita kenapa Yesus disebut sebagai Elia Baru.
Bacaan pertama hari ini
menceritakan kisah tentang Nabi Elia yang membebaskan bangsa Israel dari
cengkeraman pengaruh Baal. Dari pernyataan Elia (ay. 21) terlihat jelas kalau
umat Israel tidak setia lagi kepada Allah, yang telah membebaskan mereka dari
penindasan Mesir. Mereka sudah “berlaku timpang dan bercabang hati.” Hati mereka
sudah terpaut pada Baal. Karena itulah Elia tampil untuk mengembalikan mereka
kepada Allah, diadakanlah “perang” antara Elia seorang dengan 450 imam/nabi
Baal, dan kemenangan ada di pihak Elia sehingga umat Israel kembali kepada
Allah. Mereka akhirnya berseru, “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah!”
Seperti Elia yang membebaskan umat Israel dari pengaruh Baal dan menghantar
umat itu kembali kepada Allah, demikian halnya dengan Tuhan Yesus. Dia
membebaskan umat manusia dari belenggu dosa yang telah merusak relasi manusia
dengan Allah dan menghantar umat itu kembali kepada Allah.
Tidak hanya soal pembebasan
saja identifikasi Yesus dengan Elia, melainkan soal penggenapan Hukum Taurat. Kata
“penggenapan” ini tidak hanya dipahami sebagai pemenuhan atau penyempurnaan,
tetapi dalam konteks kita dipahami dengan membuat genap. Dengan frasa “membuat
genap” berarti sebelumnya ada yang ganjil atau belum genap. Dengan kata lain,
sebelumnya ada yang kurang, karena itulah perlu digenapi. Dan itulah yang
dilakukan Elia dan juga Yesus, sehingga Dia disebut sebagai Elia Baru. Pada masa
Elia yang kurang atau yang ganjil itu adalah ketidak-setiaan bangsa Israel,
sedangkan pada masa Yesus keganjilan itu adalah penerapan Hukum Taurat itu
sendiri. Ada banyak aturan dijalankan tidak sesuai lagi dengan Hukum Taurat,
tetapi dikatakan itulah Hukum Taurat.
Apa pesan Tuhan kepada kita
lewat sabda-Nya hari ini. Satu hal yang menarik untuk kita renungkan adalah
pola identifikasi. Sebagaimana Yesus yang mengikuti Elia menjadi Elia baru,
demikian pula halnya kita. Diharapkan agar kita, yang memang sebagai pengikut
Yesus, harus menjadi Yesus yang baru. Jadi, seperti Yesus sebagai tokoh
pembebas, demikian pula kita dapat membebaskan saudara-saudari kita dari
belenggu dosa, penderitaan atau dukacita. Atau juga dengan berusaha dengan
setia menerapkan perintah-Nya dan juga aturan Gereja, bukan dengan menawarkan
aturan pribadi dengan mengatas-namakan aturan Gereja.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar