Orang kristiani tentulah tahu soal pengajaran Tuhan Yesus yang disebut
Sabda Bahagia. Pengajaran ini benar-benar merupakan suatu pengajaran
revolusioner, karena di sana Tuhan Yesus membawa pembaharuan. Beberapa ajaran
lama, seperti balas dendam, berpuasa, berdoa, dan lainnya mendapat warna baru.
Karena itulah wajar kalau masa Tuhan Yesus dikenal sebagai Perjanjian Baru,
sebagai kontras masa sebelumnya, Perjanjian Lama.
Sangat menarik untuk didiskusikan adalah dimana pengajaran Tuhan Yesus itu
disampaikan. Matius menyebutnya di bukit. “Ketika Yesus melihat orang banyak
itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia duduk, datanglah murid-murid-Nya
kepada-Nya.” (Mat 5: 1). Sementara Lukas tidak menyebut bukit, melainkan “suatu
tempat yang datar.” (Luk 6: 17).
Ada perbedaan mengenai lokasi pengajaran Tuhan Yesus antara Matius dan
Lukas. Menjadi persoalan, kisah pengajaran Tuhan Yesus ini hanya dimuat dalam
Injil Matius dan Lukas saja. Markus, sekalipun termasuk Injil Sinoptik, sama
sekali tidak menyinggung peristiwa ini. Padahal Markus, yang ditulis lebih
dahulu sehingga menjadi salah satu sumber bagi keduanya, dapat diharapkan
menjadi solusi.
Sebenarnya kedua Injil ini sama sekali tidak bertentangan. Memang
penggambaran lokasi Tuhan Yesus mengajar saling berbeda, namun tempatnya sama.
Semuanya terjadi di satu lokasi yang sama. Hanya penggambarannya saja yang
berbeda. Matius menyebutnya di bukit, sementara Lukas di tempat yang datar.
Tempat yang datar itu ada di sebuah bukit; dan di sanalah Tuhan Yesus mengajar.
Akan tetapi, selain ada perbedaan dalam cara menggambarkan lokasi
pengajaran itu, ternyata kedua penginjil ini memiliki maksud lain. Penggambaran
lokasi pengajaran Tuhan Yesus ternyata mempunyai makna tersendiri. Pusatnya
adalah pada Yesus Kristus.
Matius menyebutkan bahwa Tuhan Yesus mengajar di bukit. Ada kesan bahwa
Tuhan Yesus berada di atas, sedangkan pendengarnya ada di posisi bawah. Di sini
Matius ingin menekankan kewibawaan Yesus Kristus dalam mengajar. Sebagaimana
tradisi-tradisi umumnya, posisi atas merupakan posisi penting. Orang yang di
atas memiliki kuasa dan wewenang. Nah, ketika Tuhan Yesus berada di atas bukit
dan yang lain berada di bawah, hal ini menunjukkan bahwa Tuhan Yesus memiliki
kuasa mengajar.
Sementara Lukas memaparkan bahwa Tuhan Yesus mengajar di “suatu tempat yang
datar.” Dengan penggambaran ini dapat dibayangkan posisi duduk Tuhan Yesus dan
warga masyarakat yang mendengarkan-Nya. Ada kesederajatan antara pengajar dan
yang diajar. Dengan penggambaran ini, Lukas mau menunjukkan bahwa Tuhan Yesus
mudah didekati.
diambil dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar