Gadget adalah suatu peranti atau instrumen yang memiliki tujuan dan fungsi
praktis yang secara spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan
teknologi sebelumnya. Dewasa ini kita dapat melihat aneka bentuk gadget seperti
HP, laptop, smartphone, iPhone, blackberry, iPad
dan tablet.
Hampir semua manusia tak dapat dipisahkan dengan seperangkat alat
teknologi, yang bernama gadget ini. Kapan dan dimana saja manusia selalu
berhadapan dengan gadgetnya. Bahkan anak kecil pun sudah terbiasa dengan mainan
teknologi ini. Kebanyakan orang tua ingin agar anaknya, sekalipun masih balita,
tidak ketinggalan jaman. Orang tua mau membahagiakan anaknya dengan mainan
gadget ini, tanpa pernah sadar bahaya yang mengancam di balik benda itu.
Ancaman Gadget bagi Anak
Tanpa kita sadari ternyata gadget mempunyai begitu banyak ancaman terhadap
anak-anak kita. Lebih parahnya lagi orang tua sama sekali tidak terlalu cemas
dengan ancaman ini sehingga tetap saja membiarkan anaknya bermain dengan gadget
atau memberinya gadget sebagai mainan.
Berikut ini adalah beberapa ancaman gadget terhadap anak-anak.
1.
Gangguan Kesehatan Fisik
Keseringan menggunakan gadget dapat menyebabkan sakit leher dan punggung.
Ini didasari hasil riset Abertawe Bro Morgannwg University (ABMU) Health Board
dan riset British Chiropractic Association. Dua riset, yang dilakukan di dua
tempat yang berbeda dan waktu yang berlainnya, menemukan adanya gejala sakit
leher dan punggung pada anak-anak pengguna gadget.
Menurut fisioterapis, Lorna Taylor, keadaan ini merupakan dampak buruk peningkatan penggunaan teknologi dan perubahan gaya hidup. “Gadget, bagaimanapun telah merugikan perkembangan kesehatan otot dan tulang anak. Bila tidak diubah sedini mungkin, baik di rumah atau sekolah, akan sangat sulit mengatasi dampak ini bagi anak yang masih memiliki masa depan yang panjang,” ujar Taylor.
Jika masih usia anak-anak saja sudah menderita sakit ini, bisa dibayangkan
bagaimana ketika anak memasuki usia paruh baya, mengingat manusia sulit untuk
melepaskan diri dari gadget.
2.
Menyebabkan Keterikatan
Tak bisa dipungkiri bahwa penggunaan gadget secara berlebihan di usia dini
dapat menggangu kesehatan psikis. Karena itu, dari sudut pandang ilmu kesejatan
jiwa, penggunaan gadget di usia dini tidak disarankan. Anak balita bahkan “dilarang” memiliki
keterikatan dengan peralatan elektronik atau sejenisnya karena dikhawatirkan
dapat memberi efek menggangu proses tumbuh kembangnya secara alami.
Dr. Tjhin Wiguna, SpKK, dari Divisi Psikiater Anak dan Remaja Departemen
Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia berkata, “Harusnya, pada
usia balita, anak terikat dengan orang tua atau lingkungan sekeliling sehingga
bias belajar. Keterikatan pada gadget akan membatasi kesempatan anak untuk
belajar dan berkembang.”
3.
Gangguan Perkembangan Sosial
Sebagaimana yang sudah diketahui, gadget merupakan sarana komunikasi satu
arah. Bahaya lain dari gadget adalah anak tidak dapat belajar secara alami
bagaimana berkomunikasi dan bersosialisasi. Gadget membuat anak menciptakan dunianya
sendiri, dan seakan tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Dr. Tjhin
mengatakan bahwa dengan gadget anak kurang mampu merespons apa yang terjadi di
sekelilingnya.
Anak seharusnya sedari dini sudah dilatih untuk membangun sikap empati dan
sosial. Akan tetapi, kemajuan teknologi mengancam mereka untuk tidak mampu
mengenali dan berbagi aneka emosi, seperti simpati, sedih atau senang. Ancaman
serius adalah anak tumbuh menjadi pribadi asosial.
4.
Gangguan Kemampuan Motorik
Dunia anak adalah dunia bermain. Namun permainan anak adalah permainan yang
mengeksplorasi gerak tubuh. Dalam permainan ini anak tidak hanya menggerakkan
seluruh tubuhnya, melainkan juga belajar bersosialisasi dengan teman-temannya.
Kecanggihan teknologi gadget telah menghilangkan fungsi dan tujuan bermain
di atas. Memang anak masih dapat bermain dengan gadget mainannya. Namun anak
hanya melakukan sedikit gerakan, dan lingkupnya pun sudah terbatas, yaitu hanya
dia berhadapan dengan gadgetnya. “Paling hanya duduk atau menggerakkan jari.
Padahal, kalau bermain di alam terbuka, semua anggota badan bergerak, termasuk
koordinasi mata, tangan untuk kematangan motorik halus,” ungkap Dr. Tjhin.
Gadget dapat mengganggu kemampuan motorik kasar dan halus pada anak.
5.
Membuat Anak Bodoh
Salah satu produk teknologi termuktahir dewasa ini adalah smartphone,
atau yang biasa disebut telepon pintar. Berhubung benda ini menyajikan
fitur-fitur yang memberi kemudahan bagi penggunanya, maka tak heran barang ini
sangat laris di pasaran. Seorang orang berlomba-lomba untuk memilikinya. Dan
orang tua pun tak sungkan-sungkan menghadiahkan anaknya sebuah smartphone.
Satu hal yang dilupakan orang, khususnya para orang tua, adalah bahwa smartphone secara
halus telah membodohkan kita. Yang pintar hanyalah phone-nya, bukan
penggunanya. Para penggunanya sudah terbuai dalam mental instan. Dan hal inilah
yang kelak merasuki anak-anak. Tanpa smartphone mereka tidak
tahu apa-apa dan tidak bisa apa-apa.
Anak Adalah “Aset” Masa Depan
Sangat menarik kalau memperhatikan dan merefleksikan peristiwa kelahiran
Yohanes Pembaptis (lih. Luk 1: 57 – 66). Setelah menyaksikan segala peristiwa
itu, semua orang merenungkan dan berkata, “Menjadi apakah anak ini nanti?”
Sebab tangan Tuhan menyertai dia.
Anak merupakan “aset” di masa depan. Pertanyaan orang banyak terhadap
Yohanes Pembaptis bisa menjadi pertanyaan kita terhadap anak-anak kita dewasa
ini. Menjadi apakah mereka kelak nanti? Kalau Yohanes kita dapat
memprediksikannya karena tangan Tuhan menyertai dia. Bagaimana
dengan anak-anak kita jika sejak kecil kita sudah “merasuki” mereka dengan
aneka penyakit fisik, psikis dan sosial?
Artinya, tumbuh dan berkembangnya anak ada di tangan orang tua. Jika orang
tua benar-benar menyertai mereka dengan baik dan benar, maka anak dapat tumbuh
dengan baik dan benar.
Memang ada orang tua melihat pemberian gadget kepada anaknya merupakan
ungkapan cinta dan perhatian. Namun perlu disadari bahwa cinta itu berbahaya
bagi perkembangan anak itu sendiri. Lagi pula, yang dibutuhkan anak adalah perhatian,
bukan benda material. Bentuk perhatian yang paling mendasar adalah dengan
memberi HATI (kata dasar perhatian adalah HATI).
Anak harus dibiarkan tumbuh berkembang secara alami. Dan salah satu
wujudnya adalah dengan bermain yang mengeksplorasi seluruh anggota tubuh dan
lingkungan sekitarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar