Tentu kebanyakan orangtua bingung menghadapi perubahan sikap anaknya. Ketika
masih usia kanak-kanak, mereka terbilang penurut, namun memasuki usia remaja
mereka suka melawan. Tak jarang konflik pun kerap terjadi, mewarnai kehidupan
rumah tangga. Kenapa hal itu bisa terjadi? Sebagaimana dilansir dari buku PSIKOLOGI PERKEMBANGAN: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. (edisi 5), Elizabeth B. Hurlock menyebutkan beberapa faktor penyebab umum (hlm. 233).
Standar
Perilaku
Remaja
sering mengangap standar perilaku orang tua yang kuno dan yang modern berbeda
dan standar perilaku orang tua yang kuno harus menyesuaikan diri dengan yang
modern.
Metode
Disiplin
kalau metode
disiplin yang digunakan orang tua dianggap “tidak adil” atau “kekanak-kanakan”,
maka remaja akan memberontak. Pemberontakan yang terbesar terjadi dalam
keluarga di mana salah satu orang tua lebih berkuasa daripada yang lainnya,
terutama bila ibu yang mempunyai kekuasaan terbesar. Sebaliknya, dalam hubungan
perkawinan yang sederajat jumlah pemberontakan tidak terlampau banyak.
Hubungan
dengan Saudara Kandung
Remaja
mungkin menghina adik-adiknya dan membenci kakak-kakaknya sehingga menimbulkan
pertentangan dengan mereka dan juga dengan orang tua yang dianggap bersikap
“pilih kasih”.
Merasa Menjadi Korban
Remaja
sering merasa benci kalau status sosioekonomi keluarga tidak memungkinkannya
mempunyai simbol-simbol status yang sama dengan yang dimiliki teman-teman,
seperti pakaian, mobil, dan sebagainya; remaja tidak menyukai bila harus
memikil tanggung jawab rumah tangga seperti merawat adik-adik atau bila orang
tua tiri masuk ke rumah dan mencoba “memerintah”. Hal ini tidak disukai orang
tua dan menambah ketegangan hubungan orang tua-remaja.
Sikap yang
Sangat Kritis
Anggota
keluarga tidak menyukai sikap remaja yang terlampau kritis terhadap diri mereka
dan terhadap pola kehidupan keluarga pada umumnya.
Besarnya
Keluarga
Dalam
keluarga sedang – yang terdiri dari tiga atau empat anak – lebih sering terjadi
pertentangan dibandingkan dengan dalam keluarga kecil atau keluarga besar.
Orang tua dalam keluarga besar tidak membenarkan adanya pertentangan, sedangkan
dalam keluarga kecil remaja bersikap lebih lunak dan tidak merasa perlu untuk
memberontak.
Perilaku
yang Kurang Matang
Orang tua
sering mengembangkan sikap menghukum bila para remaja mengabaikan tugas-tugas
sekolah, melalaikan tanggung jawab atau membelanjakan uang semaunya. Remaja
membenci sikap kritis dan sikap menghukum itu.
Memberontak
terhadap Sanak Keluarga
Orang tua
dan sanak keluarga menjadi marah bila remaja mengungkapkan perasaannya secara
terang-terangan bahwa pertemuan-pertemuan keluarga “membosankan” atau bila
remaja menolak usul dan nasehat-nasehat mereka.
“Masalah
Palang Pintu”
Kehidupan sosial remaja yang baru dan yang lebih aktif dapat mengakibatkannya melanggar peraturan keluarga mengenai waktu pulang dan mengenal teman-teman dengan siapa ia berhubungan, terutama teman-teman lawan jenis.
diolah dari tulisan 7 tahun lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar