Blog
budak-bangka 5 tahun lalu, persisnya 12 Agustus 2014, menampilkan sebuah
tulisan dengan judul “Beriman Sesuai
Kehendak Allah”. Dalam blog itu tulisan tersebut masuk dalam kategori pencerahan. Tampak jelas kalau tulisan
tersebut hendak memberi pencerahan kepada para pembaca terkait dengan iman. Dengan
kata lain, tulisan 5 tahun lalu itu menjadi semacam cermin bagi pembaca untuk
melihat bagaimana sikapnya dalam beriman.
Iman
biasanya diidentikkan dengan agama. Orang beriman adalh juga orang beragama
(apapun agamanya). Akan tetapi, tidak setiap orang beragama itu otomatis
beriman. Ada banyak kita temukan dalam kehidupan ini orang yang mengaku punya
agama, akan tetapi tidak memiliki iman. Atau seandainya pun mengaku beriman,
iman itu hanya sebatas ungkapan bibir saja atau dalam budi.
Tulisan
lima tahun lalu ini hendak membuka wawasan pembaca, apapun agamanya, bahwa
beriman itu tidak harus mengikuti selera pribadi. Pusat iman itu adalah Allah
(karena itu, seorang ateis tak bisa dikatakan beriman). Penulis Surat kepada
Orang Ibrani mengatakan, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita
harapankan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibr 11: 1).
Dikemas
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang ringan dan sederhana sehingga pembaca
mana pun dapat dengan mudah membaca dan menikmatinya. Di samping itu, pembaca
tak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk membaca tulisan tersebut, karena
tulisannya terbilang singkat, padat dan bernas. Penulis tidak mengurai gagasan
ulang dengan bertele-tele. Lebih lanjut mengenai isi tulisan tersebut, langsung
saja klik dan baca di sini. Selamat membaca!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar