Orang
kristiani tidak ditentukan oleh baptisan mereka tetapi oleh apakah mereka
menjalani hidup mereka sesuai dengan perintah Allah untuk mengasihi musuh-musuh
mereka. Demikian ungkap Paus Fransiskus dalam homilinya pada perayaan ekaristi
pagi di Domus Sanctae Marthae, 13 September lalu. Hal ini merupakan panggilan
seorang pengikut Kristus, dan Paus ke-266 ini menyebut hal tersebut dengan
istilah “kebodohan salib”. Memang tampaknya lebih mudah untuk berbicara buruk
tentang musuh, namun logika Kristen berjalan ke arah yang berlawanan.
“Hanya
yang berbelas kasihan yang menyerupai Tuhan sang Bapa. Berbelas-kasihlah, sama
seperti Bapamu berbelas kasih. Ini adalah jalan, jalan yang bertentangan dengan
semangat dunia,” ujar Paus Fransiskus. Refleksi Paus ‘serba pertama’ pagi itu
diambil dari bacaan Injil hari bersangkutan, dari Injil Lukas, dimana Yesus
mengatakan kepada para murid-Nya untuk “mengasihi musuhmu, berbuat baik kepada
orang-orang yang membencimu, memberkati mereka yang mengutukmu, berdoa bagi
mereka yang menganiaya kamu.”
Perintah
untuk mengasihi dan berdoa bagi musuh-musuh “adalah cara hidup seperti seorang
kristiani,” yang memerlukan pencerminan kasih dan belas kasih Allah yang tak
terbatas, papar Paus Fransiskus. Akan tetapi, mereka yang melakukan gosip dan “logika penghinaan” hidup “seperti seorang penyembah berhala dengan roh keduniawian”
yang berusaha untuk menghancurkan orang lain.
“Di
antara kita ada pendakwa besar, orang yang akan selalu mendakwa kita di depan
Tuhan untuk menghancurkan kita: Setan. Dia adalah pendakwa besar. Dan ketika
saya masuk ke dalam logika pendakwa, mengutuk dan mencari cara untuk melakukan
kejahatan kepada orang lain, saya masuk ke dalam logika pendakwa besar yang
adalah perusak, yang tidak mengenal kata ‘rahmat’, jelas Paus, yang tahun 2013
lalu meraih penghargaan person of years dari Majalah TIME.
Paus Fransiskus mengatakan bahwa alih-alih menghancurkan orang lain, orang Kristen harus
melihat diri mereka sendiri dan mendakwa diri mereka sendiri sehingga mereka
dapat mencerminkan belas kasihan Tuhan kepada orang lain. “Ya, menuduh diri
sendiri. Itu akan baik buat kamu. Satu-satunya tuduhan sah yang kita miliki
sebagai orang Kristen adalah mendakwa diri kita sendiri. Bagi yang lain, hanya
ada belas kasihan karena kita adalah anak-anak Bapa yang murah hati,” pungkas Paus Fransiskus.
Sumber: UCAN Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar