Tulisan
ini menampilkan sharing pengalaman
Syaiful, yang mengaku pernah terlibat dalam organisasi Front Pembela Islam
(FPI), kepada peserta Promotion and
Protecting Freedom of Religion or Belief and Countering Religious Intolerance,
yang berkesempatan mampir ke Bandung. Sebagaimana sudah diketahui publik, FPI
merupakan ormas islam yang intoleran, yang selalu melihat non muslim sebagai
kafir. Dan sesuai perintah Allah dalam Al Quran, kafir itu harus dimusuhi atau
bila perlu dibunuh.
Sekalipun
jelas-jelas intoleran, FPI tetaplah mewakili islam. Bahkan pernah salah satu
petingginya menyatakan bahwa semua tindakan mereka sudah sesuai dengan ajaran
islam. Jadi dengan kata lain, FPI sungguh-sungguhenampilkan wajah islam yang
sebenarnya. Hal ini terbukti bahwa Majelis Ulama Indonesia, sebagai otoritas
islam di Indonesia, tidak pernah menegur atau mengeluarkan fatwa sesat terhadap
FPI.
Dalam
sharing-nya, Syaiful mengatakan bahwa ketika ia memasuki usia 66
tahun ia mendapatkan pencerahan. Dari sinilah ia kemudian bisa melihat FPI, dan
dia menemukan ada yang keliru. Peristiwa Syaiful ini mirip dengan peristiwa manusia goa-nya Plato. Orang yang terlepas
dari belenggu sehingga bisa keluar dari goa menemukan bahwa dunia sebenarnya
ada di luar goa. Ketika ia mengajak teman-temannya untuk keluar dari goa,
mereka mengatakan bahwa dunia sebenarnya adalah dalam goa.
Memang pernyataan
Syaiful ini masih tetap menyisakan pertanyaan. Apa saja yang diceritakan oleh mantan
anggota FPI ini? Baca saja sendiri di Kesaksian Mantan Pentolan FPI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar