Renungan
Hari Minggu Biasa XXIV, Thn B/I
Bac
I Yes 50: 5 – 9a; Bac II Yak 2: 14 – 18;
Injil Mrk 8: 27 – 35;
Injil hari ini memuat pengakuan Petrus bahwa Tuhan Yesus adalah mesias (ay. 28). Peristiwa ini terjadi di Kaisarea Filipi. Pada waktu itu Tuhan Yesus mengajukan pertanyaan kepada para murid-Nya tentang siapa diri-Nya, baik menurut banyak orang maupun menurut mereka sendiri. Kalau menurut para murid, jawaban Petrus mewakili mereka. Dan atas jawaban itu, Petrus mendapat pujian. Namun, tak lama kemudian Petrus dikecam Tuhan Yesus atas pernyataannya yang menolak jalan hidup mesias, yaitu “menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh.” (ay. 31).
Jalan hidup mesias
sebenarnya sudah dinubuatkan oleh para nabi Perjanjian Lama. Bacaan pertama hari
ini, yang diambil dari Kitab Nabi Yesaya, berisi tentang hal itu. Dalam
kitabnya, Yesaya menggambarkan Hamba Yahwe yang menderita. Gambaran penderitaan
itu terlihat dari ungkapan punggungnya dipukul, disiksa dan dihina, sekalipun
tidak ada kesalahan apapun padanya. Namun Hamba Yahwe ini sama sekali tidak
memberontak (ay. 5 – 6). Nubuat Nabi Yesaya ini mendapat kepenuhannya dalam
diri Tuhan Yesus.
Dalam suratnya, yang menjadi
bacaan kedua, Yakobus mengungkapkan bahwa iman itu harus diwujud-nyatakan dalam
perbuatan. Iman dan perbuatan itu merupakan dua sisi dari satu koin. Hal ini
sama seperti peristiwa pengakuan Petrus, dalam Injil di atas. Pengakuan bahwa
Tuhan Yesus adalah mesias merupakan satu sisi, dan bahwa jalan hidup mesias
harus menderita merupakan sisi yang lain. Kalau dalam Injil Petrus hanya mau
menerima satu sisi saja, dalam bacaan kedua Yakobus mengajak umat untuk siap
menerima keduanya. Iman (Yesus sebagai mesias) harus diwujudkan dalam perbuatan
(Hamba Yahwe yang menderita).
Banyak orang mengakui bahwa Yesus
itu bukan manusia biasa. Dia memiliki kekuatan adikodrati. Namun
mereka menolak akhir hidup-Nya. Bagi mereka, yang menderita dan mati itu bukan
Yesus, melainkan orang yang menyerupai Dia. Sikap orang-orang ini tak jauh beda
dengan Petrus, yang hanya mengakui kemesiasan-Nya, tetapi menolak jalan
hidup-Nya. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita membangun sikap seperti yang
disuarakan Yakobus: iman harus diikuti dengan perbuatan. Kita hendaknya
menerima kemesiasan-Nya sekaligus jalan hidup-Nya yang penuh sengsara dan
derita.***
by:
adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar