Renungan
Hari Rabu Prapaskah I, Thn B/I
Bac
I Yun 3: 1 – 10; Injil Luk 11: 29 – 32;
Bacaan pertama mengisahkan tentang Nabi
Yunus yang menyampaikan pesan pertobatan kepada warga kota Niniwe. Allah
meminta Yunus untuk pergi ke kota Niniwe dan memperingatkan seluruh warga kota
itu akan murka Allah jika mereka tidak bertobat. “Empat puluh hari lagi, maka
Niniwe akan ditunggang-balikkan.” (ay. 4). Orang-orang Niniwe sungguh
mendengarkan akan yang disampaikan Nabi Yunus. Kesungguhan itu terlihat dari
pertobatan. Yang menarik adalah pertobatan itu dimulai dari pucuk pimpinan,
yaitu raja, yang langsung diikuti oleh warganya. Tobat yang dilakukan oleh
warga kota Niniwe ini membuahkan belas kasihan Allah.
Apa yang dilakukan oleh Yunus, ini menjadi
inspirasi Yesus dalam pengajaran-Nya. Ketika orang-orang meminta sebuah tanda
agar mau dan bisa bertobat, Yesus hanya memberikan tanda Nabi Yunus. Yang
dimaksud Yesus adalah kehadiran Yunus dengan peringatannya membuahkan
pertobatan bagi orang-orang Niniwe. Hal yang sama juga diharapkan dengan orang
Israel waktu itu dengan kehadiran Yesus. Umat tak perlu lagi tanda-tanda yang
lain. Harapan Yesus adalah melalui kehadiran-Nya, umat bertobat sehingga
mendatangkan belas kasihan Allah. Karena, Yesus “lebih dari pada Yunus!” (ay.
32).
Tak sedikit orang berharap melihat mujizat
besar baru ia mau bertobat atau beriman. Inilah sikap orang Israel (angkatan
yang jahat) yang dikritik Yesus. Tuhan, melalui sabda-Nya hari ini, menghendaki
agar kita senantiasa memiliki kesadaran untuk bertobat tanpa harus didahului
dengan sebuah tanda mujizat. Pesan Tuhan ini menjadi relevan buat kita di masa
prapaskah ini. Masa prapaskah merupakan masa tobat. Oleh karena itulah,
hendaknya jadikan masa ini benar-benar sebagai masa pertobatan dengan
menghasilkan buah-buah pertobatan
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar