Renungan HR Kristus
Raja Semesta Alam, Thn A/II
Bac I Yeh 34: 11 – 12, 15 – 17; Bac II 1Kor15: 20 – 26, 28;
Injil Mat 25: 31 – 46;
Hari ini Gereja Universal mengajak kita untuk merayakan hari
raya Kristus Raja Semesta Alam. Bacaan-bacaan liturgi hari ini menyinggung
tentang sosok raja dengan berbagai fungsi dan perannya. Semuanya itu mengacu
pada sosok Tuhan Yesus sendiri. Dalam bacaan pertama, yang diambil dari Kitab
Nabi Yehezkiel, sosok raja diidentikkan dengan peran gembala yang menjaga,
memperhatikan dan mencari domba yang hilang. Bahkan gembala ini bertugas
menjadi hakim di antara kawanan gembalaan.
Peran menjadi hakim ini kembali didengungkan dalam Injil hari
ini. Injil mengisahkan tentang seorang raja yang seperti gembala memisahkan
domba dari kambing. Di sini raja berfungsi sebagai hakim yang membuat pemilahan
antara kawanan baik dan kawanan jahat. Terlihat jelas bahwa raja menjalankan
fungsinya sebagai hakim dengan adil, sehingga orang jahat berada di tempatnya,
yaitu tempat siksaan kekal; dan orang baik ada di tempat seharusnya, yaitu
kebahagiaan abadi.
Dalam bacaan kedua, yang diambil dari Surat Paulus yang
Pertama kepada Jemaat di Korintus, sosok raja langsung mengacu kepada Kristus
Yesus. Paulus melihat bahwa kebangkitan menjadikan Yesus sebagai Raja. Dengan tegas
Paulus menulis, Kristus “harus memegang pemerintahan sebagai Raja…” (ay. 25). Di
sini Paulus menyatakan bahwa Tuhan Yesus sebagai raja karena Ia telah mengatasi
maut, yaitu kematian. Sebagai raja Tuhan Yesus berkuasa atas maut. Yang menarik
di sini adalah, untuk mengatasi maut, Tuhan Yesus harus mati di kayu salib.
Tuhan Yesus adalah Raja. Inilah yang hendak dinyatakan dalam
perayaan dan dalam bacaan-bacaan liturgi hari ini. Tuhan Yesus adalah raja yang
memperhatikan, menjaga dan menebuskan (menyelamatkan) kita. Dia juga akan
menghakimi kita dengan adil. Sabda Tuhan hari ini mau menyadarkan kita akan
semua hal itu. Dengan kesadaran ini, maka kita akhirnya tahu bahwa kita adalah
warga-Nya. Jika kita warga-Nya dan mau menerima Dia menjadi Raja, maka
hendaklah kita membiarkan diri kita dirajai Kristus. Jangan ada raja-raja lain
di dalam hati kita, karena kelak kita akan menghadapi pengadilan akhir yang
adil.
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar