Renungan Hari Jumat
Biasa XXII, Thn A/II
Bac I 1Kor 4: 1 – 5; Injil Luk 5: 33 – 39;
Sabda Tuhan hari ini mau berbicara tentang penghakiman. Dalam
Injil ditampilkan penghakiman orang-orang Farisi atas murid-murid Yesus
berkaitan dengan sebuah tradisi atau kebiasaan. Kaum Farisi membandingkan
kehidupan murid-murid Yohanes dan juga murid mereka yang sering berpuasa,
sementara murid Yesus tidak. Mereka lantas menghakimi perilaku murid Yesus, yang
secara tak langsung juga tertuju kepada Yesus. Dari sinilah Tuhan Yesus
memberikan pengajaran-Nya tentang keterikatan pada tradisi lama dan baru, pada
kebiasaan lama dan baru. Bagi Yesus, sesuatu yang baru musti juga ditunjang
dengan yang baru. Kesalahan kaum Farisi adalah menghakimi yang baru dengan
kacamata lama.
Paulus, dalam bacaan kedua, bersikap lebih tegas lagi
berkaitan dengan penghakiman. Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di
Korintus, Paulus mengajak jemaat untuk tidak sibuk menghakimi orang lain bahkan
diri sendiri. Lebih lanjut Paulus meminta mereka untuk menyerahkan penghakiman
itu kepada Allah. Di sini Paulus mau menasehati jemaat di Korintus untuk tidak
disibukkan dengan urusan penghakiman, melainkan tetap setia dalam kehendak
Allah. Artinya, umat lebih mengusahakan apa yang dikehendaki Allah dalam
hidupnya tanpa dipusingkan dengan penghakiman.
Tak jarang dalam kehidupan, kita sering dihadapkan pada
pertentangan antara tradisi lama dan tradisi baru; kebiasaan lama dan kebiasaan
baru. Kebanyakan kita memiliki kecenderungan untuk mempertahankan kebiasaan
atau tradisi lama sekalipun hal itu sudah kurang relevan lagi. Alasan yang
biasa muncul adalah kemapanan dan takut dikritik atau dihakimi. Sabda Tuhan
hari ini mengajak kita untuk berani meninggalkan sesuatu yang lama jika memang
itu sudah tak baik lagi atau jika yang baru jauh lebih baik dan berguna. Kita tak perlu takut dihakimi orang lain. Tuhan menghendaki
supaya kita berani mengenakan kebiasaan baru yang sesuai dengan kehendak Allah.
Kita diajak untuk senantiasa berjuang melakukan kehendak Allah dalam kehidupan
kita tanpa dipusingkan dengan penilaian atau penghakiman dari sesama kita
by: adrian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar