RENCANA KEGIATAN ANIMASI KBG DAN MALAM DANA UNTUK
SEMINARI MARIO JHON BOEN DI BATAM
A. KEGIATAN:
- Nama Kegiatan : Bedah Buku dan Malam Dana untuk Seminari Mario Jhon Boen Keuskupan pangkalpinang.
- Penyelenggara : Sekolah Tinggi Yayasan Bentara Persada-Panitia Khusus
- Penanggung Jawab : RD. Bernardus Somi Balun
- Tema Kegiatan : «PERSEMBAHAN UNTUK SANG GEMBALA»
- Tempat Pelaksanaan : Hotel Pasifik-Batam
- Waktu Pelaksanaan : Minggu, 18 November 2012
B. URAIAN KEGIATAN
1. Latar Belakang
Kegiatan.
Sejak menduduki jabatannya
sebagai Uskup Pangkalpinang, 25 tahun yang lalu, ada dua hal pokok yang menjadi focus kegembalaannya. Pertama: Gereja di Keuskupan
Pangkalpinang membutuhkan imam. Ia
memulai tugas kegembalaannya di Keuskupan Pangkalpinang pada
tahun 1987 hanya
dengan 1 imam diosesan, RD. Hendrawinata.
Bagaimana pelayanan ke seluruh wilayah 1000 pulau yang terbentang di
kepulauan Bangka
Belitung
dan kepulauan Riau
dapat dilakukan? Bagaimana
caranya? Ia
mulai mengadakan kunjungan ke beberapa Seminari Menegah
di Flores, juga di Palembang,
untuk mencari calon imam yang mau berkarya di Keuskupan Pangkalpinang.
Setelah 25 tahun berjuang, kini
Keuskupan ini memiliki 60an imam diosesan. Namun ia tidak hanya menerima anugerah imam bagi
dirinya sendiri tetapi juga untuk kebutuhan Gereja di Sumatera dan tempat lain
yang membutuhkan. Kegigihan
dan kepeduliannya kepada calon calon imam tidak hanya dirasakan oleh Keuskupan
Pangkpinang tetapi juga di Indonesia. Ia
aktif mendorong pelbagai kegiatan untuk mengembangkan pelayanan terhadap
seminari-seminari di Indonesia, melalui Gerakan Orang Tua Asuh Seminari, dan
Bina Lanjut Imam melalui Badan Kerjasama Bina Lanjut Imam. Karenanya ia
dijuluki “Bapa Seminari” (Bdk. DR. Gusti Bagus Kusumawanto, Sekretaris
Eksekutif, Komisi Seminari KWI, Berkatnews, edisi Agustus 2012).
Kedua, Pengembangan Komunita
Basis Gerejawi. Kurang lebih 3 tahun sesudah mencoba mengenal situasi umat di
Keuskupan Pangkalpinang, Mgr. Hila melihat ada satu cara baru hidup menggereja
yang perlu dikembangkan agar kabar gembira keselamatan Kristus, sampai ke
seluruh umat di kepulauan Bangka Belitung dan Kepulauan Riau. Cara baru itu
dikenal dengan nama Komunitas Basis Gerejawi. Visinya tentang Gereja sebagai
umat Allah yang dibangun melalui KBG tidak seluruhnya jelas kala itu. Kendati
demikian ia dengan gigih berjuang dengan segala cara agar KBG ini dapat dimulai
di keuskupan Pangkalpinang. Dan lambat laun pembangunan umat di basis mulai
dirasakan dan diyakini sebagai cara pastoral yang tepat dalam menghadapi
situasi zaman ini. Karena itu menjelang ulang tahunnya yang ke 25 sebagai
uskup, Ia keluarkan suatu visinya yang jelas mengenai Gereja lolak
yang dipercayakan:
Keuskupan Pangkalpinang harus menjadi Gereja Partisipatif yang dijiwai oleh
Tritunggal Mahakudus. Untuk mewujudkan Gereja Partisipatifnya, KBG dijadikannya instrument misinya.
2.
Mengapa Bedah Buku dan Penggalangan Dana
Untuk Pembangunan Seminari?
Pasca Sinode II Keuskupan ini,
telah ditetapkan bahwa seluruh umat Keuskupan Pangkalpinang dipanggil untuk
mewujudkan visi Gerejanya melalui pembangunan KBG. Pertanyaan lanjut dari nya
bagaimana visi dan misi itu dapat
dipahami dan diimpplementasikan di dalam komunitas Gereja lokal yang dinamakan
Paroki? Itulah pertanyaan yang rasanya perlu diberikan jawaban.
Atas dasar itu, kami Sekolah
Tinggi Bentara Persada bersama Penerbit ingin mempersembahkan Kado
Istimewa buat Sang Gembala, dengan mengadakan acara Bedah Buku : KBG. Paroki,
Gereja yang Hidup, yang ditulis oleh RD. Bernardus Somi Balun, Sekretaris
Keuskupan dan Ketua Yayasan Bentara Persada.
Di samping Bedah Buku ini,
Sekolah Tinggi Bentara Persada ingin menyelenggarakan acara malam dana untuk
pembangunan Gedung Seminari Menengah Mario Jhon Boen Keuskupan Pangkalpinang.
Kehadiran
Seminari Mario Jhon Boen yang baru dimulia tahun ajaran ini (2012) untuk sementara
menggunakan bangunan Sekolah Pendidikan Guru karena Seminari sendiri belum
mempunyai Gedung sendiri. Selain karena belum mendapat izin membangun, Gedung
juga tidak dapat dibangun karena masih kekurangan dana.
Mimpi Mgr Hila untuk membangun
seminari ini dilandasi pada kenyataan bahwa calon-calon imam dari
seminari-seminari yang selama ini menjadi andalan Uskup Hila & Keuskupan
Pangkalpinang mulai berkurang. Apa yang harus dilakukan? Bagaimanapun Gereja
tetap membutuhkan imam, yang menjadi bagian integral dari Gereja itu sendiri.
Seringkali Mgr Hila mengatakan «selama ini kita memanen dari hasil kebuh orang,
sekarang saatnya kita harus menanam dan memanen dari kebun sendiri».
3.
Diskusi Buku
3.1.
Latar
Belakang
Apakah entitas sosial-pastoral
bernama paroki masih diperlukan, relevan di tengah pelbagai gerakan globalisasi
yang menggiring pelbagai perubahan yang menyertainya belakangan ini? Hal ini
bisa mengerucut hingga pada masalah perlu tidaknya pelbagai perangkat pastoral
yang berperan memotori roda perjalanan kehidupan menggereja mulai dari Vatikan,
ke seluruh pelosok bumi, termasuk di Indonesia, terlebih khusus lagi di
Keuskupan Pangkalpinang. Apakah kita masih butuh Komunitas Basis Gerejawi?
Tegasnya Paroki?
Pertanyaan-pertanyaan itu bisa menjadi indikator
kegundahan hati, atau lebih tepat kekhawatiran KITA SEMUA sebagai GEREJA, baik
sebagai Gereja Universal maupun Gereja Indonesia, dan Gereja Keuskupan
Pangkalpinang, secara lebih khusus.
Semenjak tahun 2000
ketika Gereja Indonesia mencanangkan Komunitas Basis sebagai GERAKAN NASIONAL
Pastoral, hampir setiap keuskupan di Indonesia mengambil langkah taktis untuk
segera merumuskan dan mencangkan gerakan itu di tingkat lokal. Memang di setiap
keuskupan memiliki pola pastoralnya tersendiri. Jauh sebelum Gereja Indonesia
mencanangkan gerakan Komunitas Basis, beberapa keuskupan sebenarnya dalam fokus
pastoral mereka sudah dan sedang menjalankan apa yang kita sebut Komunitas
Basis dimaksud, tentu dengan nama yang berbeda. Ada yang menyebutnya dengan
Umat Basis, dsbnya. Di Keuskupan Larantuka, misalnya sejak 1975 sudah
melaksanakan partoral Umat Basis.
Tiap keuskupan memiliki
karakteristik pastoral masing-masing, sesuai warna sosial, antropologis dan
politik kedaerahannya. Iklim sosial politik nasional tentu saja ikut memberikan
kontribusi dalam realitas sosial politik di daerah atau keuskupan. Dalam upaya
meneropong persoalan sosial (juga politik) kedaerahan di Keuskupan
Pangkalpinang, kehadiran buku Komunitas Basis Gerejawi: PAROKI, GEREJA YANG
HIDUP ingin memberi jawaban atas problematik yang terjadi selama ini. Kerangka
teoritis dan tetapi sekaligus menjadi petunjuk praktis dalam membangun domain
pastoral yang relevan dan kontekstual yakni paroki. Mengapa Paroki? Kehadiran
para pakar untuk membedah buku ini memberikan inside bagi pembentukan dan
pengembangan pastoral dan kepemimpinan di masa depan yang lebih relevan.
3.2.
Talk
Show - Diskusi : Jam
16.30-18.00 WIB
a.
DR. Ignas Kleden (Filosof, Sosiolog dan Kritikus Sastra).
b.
DR. J. Kristiadi (Ahli Ilmu Politik, Peneliti Senior CSIS, Jakarta).
c.
RD. Lucius Poya Hobamatan Pr. (Mentor KBG Keuskupan Pangkalpinang)
3.3. Sasaran Bedah Buku
a. Dengan
Bedah Buku ini kami ambil bagian dalam melaksanakan Program Keuskupan
Pangkalpinang 2012-2013, yakni Sosialisasi Misi Keuskupan yaitu Pengembangan
Komunitas Basis Gerejawi kepada para fasilitator, dewan pastoral paroki, para
pastor Dekenat Kepulauan Riau, kaum muda Katolik se Batam.
b. Dengan
bedah buku ini, wawasan tentang Komunitas Basis Gerejawi disegarkan dan
diperdalam:
-
khususnya KBG dalam
hubungan dengan kehidupan sosial-politik.
-
khususnya peran KBG dalam kehidupan bersama di tengah masyarakat yang
plural.
c. Dengan
bedah buku ini, para peserta semakin mengenal dan memahami cara baru hidup
menggereja yang pada gilirannya menentukan model serta gaya kepemimpinan yang
relevan bagi perwujudan Gereja Partisipatif.
4. Malam Dana Untuk Pembangunan Seminari Menengah
Keuskupan Pangkalinang
4.1.
Sasaran
·
Umat Mengetahui bahwa
Keuskupan kita memiliki Seminari
·
Umat memahami mengapa
Seminari dibutuhkan di Keuskupan Pangkalpinang
·
Dengan mengetahui dan
memahami keberadaan Seminari Mario Jhon Boen, ke depan umat dapat terlibat
dalam doa bagi para calon imam, munculnya calon-calon imam dari Kepri,
mempersembahkan dana bagi pembangunan
dan penghidupan seminaris melalui GOTAUS.
4.2. Rancangan Acara
Malam Dana (Jam
19.00 WIB sd 22.00 WIB)
1) Makan Malam bersama
2) Pembukaan oleh: MC
3) Music: The Lamalera Band (Trie Utami, Ivan Nestorman,
dkk)
4) Sambutan: Ketua Panitia – Yayasan
Bentara Persada-Presentasi Ttg Planning Tempat
Ziarah «Mother Merry Perpetual Help».
5)
Music: The Lamalera Band (Trie Utami, Ivan Nestorman, dkk)
6)
ORASI : KBG DAN
SEMINARI Oleh Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD
7)
Hiburan bersama: Ivan Nestorman, Trie Utami dan The Lamalera Band
8)
Profile Seminari
Mario Jhon Boen oleh Panitia Pembanguna
Seminari Keuskupan Pangkalpinang.
9)
Acara Khusus Pencarian
Dana (dipandu langsung
oleh Trie Utami, Musik: The Lamalera Band (Trie Utami, Ivan Nestorman, dkk
10) PENUTUP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar